45. Tidak Sengaja

2.5K 239 93
                                    

Sesuai dengan permintaan Debi yang ingin tinggal di rumah Jane dan perempuan itu memberikan ijin karena kebetulan dia sendirian di rumah selama satu minggu ke depan. Kedua orang tua Jane sedang ada tugas negara. Papa Jane adalah seorang abdi negara yang mendapatkan tugas untuk mengunjungi daerah di pulau Kalimantan. 

"Orang tua lo tahu nggak Jane soal apa yang terjadi sama gue sekarang?" dia bertanya dengan rasa malu. Dia takut jika persahabatannya dengan Jane harus putus karena kasus orang tuanya, apalagi orang tua Jane adalah sosok terpandang. 

Jane yang tadi sedang mencari-cari sebuah buku mendadak menghentikan kegiatanya, dia berjalan menuju kerah Debi. Lalu dia duduk di samping gadis itu. 

"Gue gibeng ya lo Deb tanya kayak gitu lagi!" Jawab Jane dengan wajah kesal. 

"Orang tua gue nggak permasalahin persahabatan kita, lagipula itu nggak ada hubungannya sama lo." Ucap Jane. 

"Gue malu tahu," cicit Debi. 

"Yaelah, sejak kapan lo punya malu?" tanya Jane. 

Debi menatap Jane kesal, "ihhh! Gini-gini gue masih punya naluri sebagai sosok yang punya malu!" 

"Ribet omongan lo, makan yuk! Laper nih," ajak Jane. 

"Emang lo ada makanan?" tanya Debi. 

Perempuan itu menyengir lalu menggelengkan kepalanya. "Hehehe, enggaka ada." 

".. TAPI KITA BISA MASAK MIE!!" Jane langsung menyahut kembali. 

"Ini luka tusuk gue aja belum kering Jane." 

Jane kembali menyengir, "gofood aja!" 

"Tapi gue cuma punya uang sisa ini," Debi memperlihatkan isi dompetnya yang hanya menampilkan uang 2 lembar seratus ribu. "... ini juga harus bisa sampai 2 minggu kedepan kalau bisa. Kayaknya gue pilih makan tahu sama tempe aja deh Jane." 

"TUHKAN GITU LAGI!" 

"... lo masih punya gue! Kita itu harus saling bantu, lagiankan itu udah kodratnya manusia buat saling bantu! Ngomong kayak gitu lagi gue tendang lo keluar dari sini terus gue telfonin Dino!" ancam Jane. Mendengar ancaman tersebut membuatnya langsung patuh. 

Debi sadar dan dia tidak akan mengganggu Dino lagi. Ini memang murni kesalahannya karena berani untuk menyukai seseorang dengan ngeyel. Debi juga harus siap mendapatkan kenyataan dan tamparan keras soal perasaan Dino yang sejak awal sudah diperingatkan Dino. 

"Oh iya, katanya Samuel mau kesini sama Maxime." Ucap Jane. 

"Mau ngapain?" tanya Debi bingung. 

"Jenguk lo katanya," Jane menjawab dengan menscrol layar ponselnya untuk memilih menu makanan mereka. 

"Berdua doang?" 

"Harusnya iya sih, tapi nggak tau kalau bawa rombongan." 

"Gue nggak mau kalau ada Dino," kata Debi. 

Jane menghentikan jarinya yang asik scrol dan meletakkan ponselnya. "Apa sesakit itu Deb sampai lo beneran menghindari Dino kayak gini?" tanya Jane lirih.

Perempuan itu mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Jane. Jane merasa kasihan dengan kisah Debi, sejak awal dia berteman dengan perempuan itu hanya sosok tegas dan kerasnya yang terlihat dia bahkan tidak pernah melihat sedih masalah laki-laki, dia sosok yang tidak pelit apapun tapi banyak yang tidak suka dengannya padahal nyatanya dia merasa kesepian dan itu sifat buruk Debi digunakan untuk menutupi dirinya agar tidak mendapatkan bullyan dari siapapun dan sekarang Jane sadar tidak ada sesuatu yang sempurna. Memang kekayaan Debi bisa dikatakan bisa digunakan untuk membeli sekolah itu tapi yang Debi inginkan sejak mereka berteman hanyalah kehadiran orang tuanya. 

Dino untuk DebiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang