19. Cinta? Perjuangin Dong!

2.9K 297 23
                                    

Debi menangis sesenggukan di teras yang berada di depan rumahnya. Dia tidak pergi kemana-mana, dia hanya duduk manis di gazebo taman dengan air matanya yang terus membanjiri kedua pipinya.

"Jahat banget sih," ucap Debi dengan menyeka air matanya yang berada di pipi. Perasaanya masih sesak dengan penolakan Dino dan saat dia bersemangat untuk membuktikan cintanya kepada cowok itu tapi tiba-tiba orang tuanya menjodohkan dirinya dengan laki-laki yang bahkan belum pernah dia tahu sebelumnya.

"Kenapa Non? Kok nangis?" Bik Sum yang baru saja mengantarkan kopi pesanan milik Pak Ujang itu mendadak berbelok ke arah gazebo saat melihat Debi sedang menangis sendirian di sana.

"Hikss, Bik." Debi yang mendengar teguran dari Buk Sum tersebut langsung kembali menangis sejadinya.

Wanita tua itu bingung dan ikut duduk di samping Debi. Dia mengelus rambut Debi dan mengusap air matanya.

"Non teh kenapa? Kok nangis? Tumben," ucap Bik Sum lagi.

"Debi mau dijodohin Bik!" adu Debi dengan tangisannya. Gadis itu kembali menangis dengan tersedu-sedu.

"Loh? Kenapa nangis? Bagus dong Non, biar non Debi cepat nikah hehe," jawab Bik Sum dengan gelam tawanya.

"Ihh Bibik! Debi udah suka sama cowok lain Bik!"

Seperti teringat sesuatu Bik Sum langsung mengoreksi perkataannya, "oh iya ya. Kan mas Revan pacar Non Debi."

"Udah putus," jawab Debi.

Bik Sum membulatkan matanya, padahal setahunya Debi itu sangat mencintai Revan bahkan tidak segan-segan dia selalu bertingkah nyleneh demi mendapatkan perhatian dari lelaki itu tapi kenapa kini majikannya itu terlihat biasa saja saat mengatakan putus?

"Loh? Kenapa?" pertanyaan Bik Sum membuat Debi menghela nafasnya.

"Debi suka sama orang lain, lagian Revan juga kayak nggak beneran cinta sama Debi. Tapi tenang aja Bik, kali ini Debi jamin kalau yang terakhir kok hehe." Gadis itu sedikit mengukir senyumnya namun sedetik kemudian saat dia mengingat jika akan dijodohkan membuat dirinya kembali murung.

"..... tapi kenapa Debi harus dijodohin sih!?" kesalnya.

Bik Sum tersenyum dan langsung menenangkan hati Debi agar tidak terlalu memikirkan hal-hal yang membuat hatinya sedih. Walaupun Debi sering bersikap seenaknya, dan kadang suka membentak-bentak tapi dalam hati gadis itu ada rasa kasih sayang yang begitu besar. Sifat keras dan seenaknya itu terbentuk dari lingkungan keluarganya yang jarang memberikan perhatian lebih maka dari itu Debi berusaha untuk mencari perhatian dengan cara lain seperti itu.

"Non Debi berdoa aja mana yang terbaik, kalau pilihan Non kali ini emang benar serius pasti ada jalannya kok Non," kata Bik Sum.

"Tapi dia cuek banget Bik,"

"Nggak ada yang nggak mungkin Non. Secueknya dia pasti terselip rasa sayang, setiap manusia punya takarannya masing-masing." Bik Sum mengelus rambut Debi.

".... kalau dia masih cuek. Kasih perhatian terus Non, biar luluh itu kesempatan Non buat nyelinap ke hatinya." Wanita tua itu tersenyum menggoda membuat Debi tertawa.

"Bibik mah sok tau! Hahaha!"

"Bibik mah udah pengalaman Non, anak aja ada 2 udah mau punya cucu lagi." Balas Bik Sum.

"Iya deh iya, Bibik tuh paling pro kalau kata anak jaman sekarang." Debi sudah mulai menguatkan hatinya kembali. Dia bersiap untuk kembali berperang dengan perasaan juga logikanya.

Untuk masalah perjodohan, bodo amat dulu. Terpenting bagaimana dia bisa mendapatkan hatinya Dino! Kalau Dino tetap tidak mau, terpaksa dia harus menerima perjodohan itu, semoga saja laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah sosok yang selama ini dia inginkan, di mana tipe yang selama ini ia incar.

Dino untuk DebiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang