●●♤●●
Lisa tidak menghiraukan wanita itu, ia malah menanyai anak laki laki berpipi gembil tampan itu.
"Adek, adek gak papa?" Tanya Lisa.
"Gak papa kak, tapi." Anak laki laki itu menatap bunga yang tergeletak ditanah, dagangan jualannya tergelatak disana padahal dia tidak punya uang lagi untuk bekalnya ke sekolah.
Merasa dihiraukan perempuan itupun marah kepada Lisa.
"Kurang ajar sekali kau! Aku sedang berbicara denganmu."
Orang itu memegang tangan Lisa mencekalnya dengan keras, para ksatria yang dibawa oleh Lisa pun bertindak. Mereka ingin mengeluarkan pedang disarung mereka untuk berjaga. Perempuan itu yang melihat ksatria kekaisaran yang dibawa oleh Lisa kemudian berkata.
"Licik sekali kau! Kau pikir kau bisa menakut nakuti semua orang dengan membawa ksatria kekaisaran palsu seperti mereka."
Para rakyat yang melihat kejadian itupun terdiam, apakah perempuan itu tidak bisa membedakan bahwa ksatria kekaisaran biasanya akan memiliki tanda khusus seperti sebuah tato yang ada ditangan, tato itu muncul secara alami yang merupakan bentuk penghargaan dari Andromeda untuk mereka.
"Nona Joy sebaiknya nona jangan seperti itu kita harus pergi sekarang." Ucap pelayannya.
"Tidak! Anak kecil itu harus tanggung jawab! Kau lihat sepatuku! Sepatu ini sangatlah mahal belum tentu dia mampu untuk membelinya."
"Memangnya berapa harganya?" Tanya Lisa.
"Jangan sombong! Kau itu hanya gadis yang berpura pura kaya!" Teriak Joy. Dia adalah anak bangsawan yang terlihat manja.
Lisa pun memberikan isyarat kepada ksatria, dan ksatria itu memberikan sebuah cek kemudian Lisa menuliskan nominal yang sangat besar, itu akan sangat cukup untuk membeli sepatu yang dimaksud gadis didepannya ini.
"Ini, ini adalah cek uang kau bisa membeli sepatu yang sama persis seperti itu." Kata Lisa sembari memberikan cek, namun tak disangka sang perempuan bernama Joy Dabiola itu berkata.
"Ambilkan untukku Daya!" Perintahnya kepada pelayannya yang bernama Daya, kemudian tanpa mengatakan apapun dia pergi keluar dari pasar menaiki mobil mewah para Rakyat yang melihat kejadian itu terang terangan mencibir putri Viscount Dabiola itu.
"Haraang!" Teriak seorang anak perempuan yang berlari dari arah kanannya menuju kearah Lisa dan Anak laki laki itu.
"Harang, Harang kamu gak papa?" Tanyanya.
"Aku gak papa Naeun, kakak cantik ini membantuku." Ucap Harang kepada Naeun.
"Tapi bunganya semuanya rusak." Keluh Harang kepada Naeun.
"Aduuh bagaimana ini, kalau paman Choki tau kita habis dimarahi!" Seru Harang terdengar jelas oleh Lisa. Apa mereka adalah anak anak malang yang dipaksa untuk bekerja? Batin Lisa disana.
"Maaf ya Naeun, kalau aja kak Aldean datang pasti paman Choki akan dihukum, kak Aldean sudah tidak datang jadi kita harus bagaimana?"
"Hmm adek adek, gimana kalau kakak beli bunganya?" Tanya Lisa kepada kedua bocah itu, setelah mendengar kalau bocah itu akan pulang bertemu dengan bosnya mungkin.
"Tapi bunganya udah hancur kak." Kata anak laki laki bernama Harang itu.
"Gak papa, kan masih ada satu atau dua biar kakak ambil."
Lisa pun memberikan sebuah uang lebih kepada kedua anak itu, tetapi keduanya sama sama menolak dan berkata.
"Kami gak bisa nerima uang yang kakak berikan, soalnya kan bunganya dah rusak."
KAMU SEDANG MEMBACA
To All Of Boys I Loved Before[97Line] (END)✔
FanfictionPenampilan bukanlah segalanya, cantik itu adalah hal yang relatif, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Tetapi jika kamu bersikap baik dan berbudi pekerti luhur itu adalah kecantikan yang sesungguhnya, karna kecantikan yang sesungguhnya bukan bera...