02. Keyzura

651 63 9
                                    

Happy reading:)

Suara adzan berkumandang dengan lantang hingga membangunkan gadis yang sedang tertidur dengan lelap dalam mimpi indahnya.

“Kepalaku sakit.” Keyra meringis dengan memegangi kepalanya yang masih terasa pusing entah karena apa.

Tapi tak terlalu dipedulikan oleh gadis itu dan turun dari kasurnya menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Keyra beribadah dengan khusyu’ doanya masih sama. Dia selalu memohon kepada Tuhan agar trauma itu tak muncul lagi dan agar dia bisa bertemu, bersama orang yang pernah mengisi hati Keyra dulu.

Hari ini Keyra sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat di badannya. Saat dia sedang menghias diri di depan cermin bi Marni masuk ke kamarnya dengan membawakan sarapan dan susu coklat kesukaan Keyra.

“Permisi non, ini sarapannya saya taruh meja ya,” ujar bi Marni sembari menaruh makanan itu diatas meja.

“Iya bi makasih,” balas Keyra sembari berjalan ke arah bi Marni.

Kepala Keyra terasa pening hingga dia oleng ke kiri untung ada bi Marni menangkapnya dengan sigap agar tidak jatuh dan terbentur tembok. “Astaghfirullah non.”

“Mari duduk non.” Bi Marni menggiring Keyra ke tepi ranjang. “Non istirahat saja kalau non lagi sakit mah. Biar bibi bilang ke nyonya agar nyonya menyampaikan ke sekolah non.”

Keyra hanya menganggukkan kepala dan berbaring di ranjangnya yang nyaman. Bi Marni meninggalkan kamar Keyra, hingga kamarnya terasa sunyi.

Rika melangkahkan kaki ke kamar Keyra, mengecek kondisinya. “Key... kamu kenapa? ada yang sakit?”

“Aku gapapa kok Bun, tadi cuma pusing aja. Bunda gak perlu khawatir ya.” Keyra membalas parau sambil melihat ibunya. Rika memahami ucapan Keyra mengangguk, tersenyum.

Dobrakan pintu terbuka lebar membuat mereka berdua terkejut. Terlihat Ardi di sana dengan raut sangat khawatir. “Key kamu gak papa, Nak? Ayo ke rumah sakit takutnya kamu ada apa-apa.”

Keyra pun hanya mengehela nafas berat. “Enggak perlu Yah, Key istirahat di rumah aja nanti juga sembuh kok.” Keyra tersenyum meyakinkan kedua orang tuanya.

“Yasudah. Kamu makan dulu ya baru tidur,” ujar Rika menyuapi Keyra perlahan. Keyra hanya bisa pasrah dan menerima suapan bubur itu.

“Key... Maafin Ayah atas perbuatan Ayah kemarin ya? Ayah gak sengaja.” Ardi memelas memegang tangan sang putri.

“Iya, Yah. Aku sudah maafin Ayah.” Keyra dan Ardi pun berpelukan layaknya Teletubbies.

“Aku gak diajak nih?” Rika berdehem, menggoda. Mereka berdua pun terkekeh geli dan memeluk Rika. Kini mereka bertiga hanyut dalam pelukan hangat keluarga kecil.

Setelah mereka selesai menyelesaikan ritualnya mereka keluar kamar Keyra dengan langkah berat. Melihat mereka menutup pintu kamar putrinya, membiarkan dia istirahat sejenak. Keyra pun mengambil ponsel di atas nakas. Membuka lock screen ponselnya yang terpampang wajah seorang lelaki tampan yang sangat dia rindukan selama ini.

“Gue kangen lo! Apa lo gak kangen gue ha?! Sudah bertahun-tahun gue nyariin lo, tapi kenapa lo gamau ketemu sama gue? Kenapa?!” teriak Keyra yang menggema di ruangan itu sambal menangis tersedu-sedu dan memukul kepalanya reflek.

Seakan Keyra sudah gila hanya karena seorang lelaki yang sangat dia cintai sedari kecil. Hingga Keyra lelah untuk menangis dan tertidur lelap dengan air mata yang masih mengalir.

Derap kaki Keyra yang melangkah mendekati seorang suami istri yang akan melaksanakan makan malam di ruang makan. Mereka melihat Keyra yang perlahan mendekatinya dia pun tersenyum dan duduk di kursi depan bundanya.

Keyzura [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang