Semilir angin menerpa wajah cantik Keyra. Menyusup ke dalam pori-porinya. Keyra masih betah memandang taman di depan rumahnya. Menunggu kehadiran Alga untuk pergi ke kantor. Meski pun kedua orangtuanya bersikeras tak mengizinkan ia bekerja. Namun jika tidak keras kepala namanya bukanlah Keyra.
Keyra juga sudah mengetahui keberadaan Erlang saat ini. Lebih tepatnya masih disekap oleh ayahnya di gedung tua. Ya ayahnya sekadar bermain-main dan lainnya urusannya. Namun ia masih tak ingin menemui pria itu. Sudah membuatnya terbaring tak berdaya selama berhari-hari di rumah sakit.
Suara klakson mobil Alga bersahutan. Mengagetkan Keyra yang tengah melamun. Dengan cekatan Keyra memasuki mobil. Menuju Karla corp tanpa ada yang berbicara. Mereka tetap bergeming. Hingga sampai di Karla corp. Alga membukakan pintu Keyra. Berjalan tak berjejer namun Keyra yang dulu karena ia atasannya. Perjalanan Keyra pun terhenti saat ada yang memanggilnya. Keyra menoleh begitu pun Alga.
"Keyraaa," panggil lelaki itu dengan mata berkaca-kaca lalu memeluk Keyra dengan refleks.
Keyra masih bergeming. Tak membalas pelukan hangat itu.
"Keyra ini bener kamu kan?"
Keyra menaikkan satu alisnya. "Kamu siapa ya?"
Deg. Bagai bumi yang berhenti berputar rasanya seperti tak ada oksigen di dada Brian. Sesak rasanya melihat orang yang di cintainya tak lagi mengenalnya. Apa mungkin secepat itu gadisnya lupa akan dirinya? Ini semua tidaklah mungkin. Pasti Keyra hanya berpura-pura tak mengenalnya kali ini, benar-benar permainan yang menyesakkan.
Brian tak sadar air matanya sudah membasahi. Ia meraih tangan Keyra. "Aku Brian, kamu enggak kenal aku? Maaf, maafin aku Key. Aku minta maaf."
Sedangkan Alga dan Olivia hanya melihat itu. Karyawan yang lain pun sama. Brian dan Keyra dipertemukan kembali dengan cara yang tak terduga. Memeluk untuk menyalurkan rasa rindu yang terpendam selama sekian tahun. Namun dihempaskan karena Keyra yang tak mengenalinya sama sekali. Bahkan dirinya tak merasa harus senang atau bagaimana.
"Tolong lepasin, kamu gak sopan ya," ujar Keyra kesal dan menghempaskan tangan Brian yang memegang tangannya. Keyra menunjuk Olivia yang tengah berkaca-kaca. "Oliv?"
"Iya, apa kabar Keyra?" Olivia berusaha tak menumpahkan air matanya.
"Baik, kamu kan yang mau membahas kerja sama dengan saya?"
Olivia mengangguk ragu. Sedangkan Brian terpanah. Bagaimana Keyra bisa mengenal Oliv? Entahlah teka-teki yang tak dapat ditebaknya sendiri. Mood yang tadinya naik kini sudah hancur bagai jatuh dari angkasa tak berbentuk. Tapi dirinya tak boleh menyerah begitu saja untuk meminta maaf. Brian kembali memelas, "Key, aku mohon maafin aku."
"Kamu ini apaan sih, gak kenal juga." Keyra kesal dan pergi. Tak lupa ia mengibaskan tangannya menyuruh Alga membereskan semuanya.
Saat Brian ingin mengejar Keyra. Alga menahannya begitu pun Olivia. Brian membentak dan mengusap kasar air matanya, "Lo apaan sih? gue mau kejar Keyra!"
Alga menarik tangan Brian memasuki lift, "Ayo ikut gue."
Saat memasuki lift, mereka saling berdiam sama halnya dengan Olivia. Canggung dan bingung untuk memulai dari mana. Brian masih menetralkan sesak yang menerpa dadanya sampai-sampai ingin meremasnya begitu saja. Dengan sangat malas berbicara Brian mulai bertanya kesal, "Lo kenapa bisa sama Keyra?"
"Gue kerja sama dia."
"Kalau lo ketemu dia, kenapa gak bilang ke gue? Terus lo!" Brian menunjuk Olivia dengan amarah yang meletup. "Kenapa bisa kenal sama dia?"
Olivia menunduk takut, "Kemarin aku ketemu sama Keyra di pantai."
"Kenapa lo gak bilang sih?!"
"Gue mohon. Jangan terlalu memaksakan Keyra," ujar Alga mulai keluar dari lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyzura [END]
Roman pour AdolescentsTentang Keyzura Auristella M. Seorang gadis mungil dengan sejuta ceria. Gadis ramah dengan senyum ceria Yang tidak pernah lepas dari wajah Cantik nya. Namun siapa sangka kalau ternyata gadis itu menyimpan luka dimasa lalunya. Potongan memori kejadia...