Kepulan asap menyelimuti seorang gadis. Menimbulkan aroma yang harum. Aroma dari sebuah masakan yang sangat menggiurkan. Menghidangkan sepiring spaghetti cheese dengan daging dan sosis. Keyra menaruh piring di atas meja. Menduduki kursi yang empuk dengan mata berbinar.
"Sini pak makan bareng," ujar Keyra ramah pada satpam rumahnya.
Keyra memasak spaghetti untuk 3 piring. Berserta dengan seorang pembantu yang ada di rumahnya. Selesai makan pak satpam segera keluar untuk melaksanakan tugasnya kembali.
"Sini non biar saya yang cuci piringnya," ujar pembantunya ramah.
"Makasih bi."
Keyra berjalan memasuki kamarnya. Berniat mengambil berkas yang ada di lacinya. Meneliti dan mengerjakan pekerjaan kantor yang menumpuk. Malam ini ia memutuskan untuk lembur. Tapi entah ia bisa atau tidak menahan kantuk yang akan menyerang tiba-tiba. Saat mengambil berkas ada selembar kertas yang terjatuh. Tanpa berlama-lama Keyra memungut kertas itu dan embalikkan kertas yang putih, seperti kertas foto.
Keyra tersenyum tipis, rupanya foto dirinya dengan Brian. Menaruh berkas yang di tangannya di dalam laci lagi lalu membawa foto itu ke balkon rumahnya. Melihat bintang yang bersinar paling terang di langit. Keyra duduk di sofa balkonnya, melirik seutas foto Brian yang tersenyum bahagia. Ada rasa rindu yang tiba-tiba menggerogoti hatinya, rasa sakit yang lebih menyakitkan daripada luka yang dalam.
"Lo mungkin udah ada yang punya Brian, dan gue gamau lihat lo bahagia sama dia. Gue gak tahan," lirih Keyra yang mulai terisak.
Begitupun di lain tempat. Brian tengah berdiri di jendela rumahnya. Melihat bulan purnama yang indah. Menelisik langit hingga matanya tertuju pada bintang yang paling bersinar. Air matanya perlahan jatuh. Membayangkan akan kesalahan dan kedekatannya pada Keyra dulu.
"Gue akan tunggu lo Key. Meski lo gak bakalan dateng, gue bakalan tetep tunggu lo. Gue juga akan nyingkirin Oliv jika lo gak suka itu," ujar Brian tersenyum tipis.
"Kalau bisa, gue ingin waktu bisa di putar. Gue ingin bareng lo, gue mau kita tertawa Bersama." Keyra memeluk selembar foto sembari menatap bintang penuh harap.
Brian menunduk merasakan sakit di hatinya, "Andai Nara gak datang di kehidupan kita, semua ini gak bakalan terjadi Key.".
Mereka seakan memiliki ikatan batin. Ikatan yang sulit untuk di pisahkan satu sama lain. Berbicara yang memang bisa disahuti orang yang diinginkannya, itu sebuah keajaiban.
"Gue gak bisa bohongi hati gue Brian. Gue lemah karna gak ada lo, gue pengecut karena bohongi diri gue sendiri kalau gue cinta lo! Gue rindu lo." Keyra menunduk berusaha menahan tangisnya tapi tak bisa.
Brian berteriak frustasi, "Gue rindu lo Keyra! Gue juga masih cinta lo! Sorry gue gak pernah yakin dengan ucapan bang Galang."
Lama setelah mereka mengungkapkan isi hatinya. Diri mereka Lelah, suaranya sudah serak karena terus menangis. Kali ini mereka menyesal, menyesal karena ego yang sudah membutakan hati mereka. Brian dan Keyra segera berbaring dalam kasurnya. Brian menatap langit-langit berusaha untuk meredakan air yang jatuh dari pelupuk matanya. Keyra yang berbaring menyamping, menutup wajahnya dengan bantal.
"Gue cinta lo."
"Gue cinta lo!"
Mereka mengungkapkan secara bersamaan. Lalu terlelap dalam mimpinya.
***
Tok tok tok. Ketukan pintu kamar beradu menjadi alunan musik yang buruk di telinga Keyra. Pasalnya ia tengah tertidur karena badannya terasa lemas. Matanya sulit untuk di buka walau sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyzura [END]
Teen FictionTentang Keyzura Auristella M. Seorang gadis mungil dengan sejuta ceria. Gadis ramah dengan senyum ceria Yang tidak pernah lepas dari wajah Cantik nya. Namun siapa sangka kalau ternyata gadis itu menyimpan luka dimasa lalunya. Potongan memori kejadia...