43. Keyzura

135 6 0
                                    

Pagi yang cerah dengan makanan yang sudah tersaji di atas meja terlihat menggiurkan. Masakan sang ibu adalah sarapan yang dirindukan Keyra selama berada di Bali. Meja ruang makan kini sudah terdapat sepasang suami-istri tapi tidak dengan putrinya.

"Keyra turun, makan dulu." Rika berteriak.

"Iya Bun sebentar."

Seusai mempersiapkan diri Keyra segera menghampiri meja makan. Mendorong kursi ke belakang sembari menaruh tas selempangnya di balik badan. "Ayah sama bunda kapan pulang?"

"Kamu ngusir kita nih?" Ardi menatap Keyra dengan tajam.

"Eh enggak lah, Yah. Keyra kan udah sehat, jadi bakalan baik-baik aja kok," ujar Keyra seraya menyuapkan makanannya dalam mulut.

"Kita mau jalan-jalan dulu, refreshing."

"Jalan-jalan apa bulan mau ke dua?" goda Keyra menaik turunkan alisnya.

Rika tersipu malu, "Jalan-jalan sayang, kamu jangan gitu deh."

"Ululu pipimu udah kayak tomat busuk."

"Udah ih ayah, jangan godain bunda, nanti pipinya nambah merah." Keyra melanjutkan makannya hingga tandas. Menyalami kedua orang tuannya saat habis untuk segera pergi berangkat kerja, "Keyra berangkat dulu ya."

"Hati-hati."

"Kamu kapan pulang ke Jakarta?" Ardi bertanya membuat langkah Keyra terhenti.

"Keyra gak tau Yah, mungkin beberapa bulan lagi atau enggak sama sekali," lirih Keyra pelan dan melanjutkan jalannya dengan cepat.

"Keyra kamu nangis?" Erlang menatap Keyra dengan raut khawatir.

Keyra mengusap air matanya kasar, "Enggak kok. Eh lo ngapain ke sini?"

"Jemput kamu."

"Buat apa? Gue bisa berangkat sendiri kali."

"Mulai sekarang, aku bakalan antar kamu ke mana pun," ujar Erlang sembari membukakan pintu mobilnya.

"Makasih." Keyra masuk ke mobil dengan sedikit risih.

"Kita ke mana?" tanya Erlang kala sudah memasuki mobil dan menstater mobilnya.

"Perusahaan Karla Corp."

Erlang mengangguk dan menjalankan menuju Karla Corp dengan kecepatan rata-rata. Diperjalanan Erlang selalu basa-basi menanyakan kehidupan Keyra. Tapi hanya dibalas singkat atau tidak sama sekali. Risih rasanya jika seseorang aneh itu terus mengusik hidupnya meski hanya berada di lingkungannya pun.

"Lo ngapain sok peduli?"

"Aku emang peduli sama kamu."

"Sampai, nanti siang aku jemput kita makan siang," ujar Erlang saat sudah berada di perusahaan Keyra.

Keyra hanya mengabaikan dan memilih masuk dari pada meladeni orang asing. Meskipun sudah beberapa hari ia kenal. Itu sama saja orang asing.

Tumpukan berkas berwarna-warni menghiasi meja kerja Keyra. Terlihat gadis cantik itu sedikit pening akan kertas putih dengan tinta hitam yang mengusik matanya. Seorang wanita dengan setelan kantor pun berada di samping Keyra menunggu dirinya mengatakan apa. Kertas yang ada di tangannya ia sodorkan ke samping menuju sekretarisnya.

"Jennie, ini tolong kamu benerin masih ada yang salah."

Jennie mengangguk seraya menerima berkas perusahaan, "Baik bu, setelah makan siang akan saya berikan." Tak ada jawaban dari atasan Jennie. Keyra justru lebih fokus menulis entah apa. "Maaf bu, apa ibu mau makan bareng saya?"

Keyzura [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang