01. Keyzura

987 90 53
                                    

Happy Reading:)

SMA Darmawangsa. Seorang gadis cantik dengan rambut sepunggung berlari dengan terburu-buru di koridor sekolah hingga menabrak beberapa murid yang hanya diabaikan Keyra. Agar dia terhindar oleh pertanyaan-pertanyaan tidak penting yang akan dilontarkan oleh sahabat Keyra.

“Key berhenti gak lo!” Sahabat gadis itu yang terus mengejar langkah Keyra.

“Gue gamau.” Keyra berkata dengan nada meledek dan langsung berlari secepat mungkin hingga meninggalkan sahabat yang sudah jauh darinya.

Kini Keyra sampai di depan kelas dengan tangan yang berada di lutut untuk mengatur nafas. Setelah dirasa sudah dia masuk ke dalam kelas dengan wajah yang ceria sambil menyapa murid yang ada di dalam kelas.

“Hai semua. Pagi,” sapa Keyra dengan senyuman yang tak pernah pudar. Ada yang cuek ada juga yang menggodanya.

“Hai juga bebebku sayang. Ih manis banget beb hari ini,” balas Agra dengan tatapan menggodanya. Tapi hanya dibalas dengan senyuman.

Bel masuk telah berbunyi lalu Keyra mendaratkan pantatnya di kursi pojok nomer dua dari belakang. Tak lama kemudian Dilla datang dan terus merutukinya dengan napas ngos-ngosan. Tapi Keyra sama sekali tak memperdulikan ocehan Dilla yang dianggap hanya angin lalu lalang. Hingga guru datang mengajarkan materi demi materi dengan sabar.

Bel istirahat berbunyi, kini semua murid berbondong-bondong menuju kantin namun beda halnya dengan Keyra. Dia jarang sekali pergi ke kantin karena dia malas ralat bukan karena malas tetapi karena dia slalu membawa bekal dari rumah.

“Key lo gamau apa nemenin gue ke kantin?” Dilla bertanya dan menatap Keyra dengan raut kesal.

“Maaf ya kali ini gue gamau kemana-mana.” Keyra menjawab tenang sembari mengeluarkan kotak bekal yang tersimpan di dalam ransel Keyra.

“Yaudah gue pergi dulu,” ujar Dilla yang langsung meninggalkan Keyra.

“Oke.”

Keyra memakan bekal dengan lahap dan tidak memperdulikan jika ada seorang lelaki yang tengah menatapnya dengan senyuman manis. Lelaki itu menghampiri Keyra yang sedang melahap makanannya dengan ganas seperti sudah tidak makan selama berhari-hari.

“Hai Key.” Alga menyapa. Alga adalah sahabat Keyra sejak dia masuk di SMA Darmawangsa.

Keyra yang melihat sosok Alga yang berjalan mendekatinya dan hanya dibalas dengan lambaian tangan. Mulutnya masih penuh dengan nasi goreng kesukaannya. Hingga membuat pipi Keyra terlihat menggembung dan menggemaskan. Keyra menatap sahabatnya sinis, “Alga, ngapain lo kesini?”

“Gapapa emangnya gue ga boleh ke sini ya?” Alga duduk di bangku Dilla.

“Eh, ya gapapa lah.”

“Yaudah habisin tuh makanannya dulu.” Alga menatap Keyra dengan pandangan yang sulit diartikan.

Keyra hanya mengangguk.

Setelah selesai makan mereka baru membuka suara. “Eh iya.. lo ngapain kemarin ga masuk?”

“Hmm.. G.. gue kemarin ada acara di rumah temen bokap gue,” balas Keyra asal. Padahal Keyra kemarin lagi sakit tetapi tak mau membuat salah satu sahabatnya khawatir.

“Oh, syukurlah kalo gitu. Gue takut kalo lo sakit. Mana ga ada kabar lagi.” Alga menatap wajah Keyra dalam-dalam.

Keyra terkekeh pelan, “Iya maaf ya kemarin gak sempet kasih kabar sama lo sama Dilla.”

“Iya gak apa, yaudah gue ke kelas dulu udah bel,” sahut Alga yang langsung berjalan keluar kelas dan hanya keyra balas dengan tangan berbentuk huruf O yang berarti ‘oke’.

Bel pertanda pulang sekolah sudah berdering sejak 15 menit yang lalu. Keyra yang masih setia menunggu jemputan dari mang Ujang supir pribadi keluarganya yang tak kunjung datang. Setelah 30 menit sudah Keyra menunggu, saku cardigannya berdering pertanda sebuah panggilan masuk terpampang nama mang Ujang. Keyra pun menerima panggilan itu.

“Assalamualaikum mang.”

Waalaikum salam non Keyra. Maaf ya mang Ujang ga bisa jemput. Mang lagi anterin tuan pulang ke rumah.”

“Oh iya mang gapapa. Biar Key naik angkot atau taksi saja,” ujar Keyra berbohong.

Iya non. Yasudah mang mau berangkat assalamualaikum non

“Waalaikumussalam mang.” Keyra menutup teleponnya secara sepihak.

Untuk kesekian kali Keyra memutuskan untuk berjalan kaki karena lupa membawa uang sepersen pun untuk membayar angkot jika menaikinya.

Hampir setengah perjalanan, Keyra sudah sangat lelah peluh mengucur deras di keningnya. Tapi dia tidak boleh pulang terlambat atau ayahnya nanti akan khawatir. Di saat berjalan dia dikejutkan oleh deru motor yang mendekatinya. Sebuah motor sport yang ditunggangi oleh seorang lelaki yang dapat dikenali dari suaranya.

“Key, ayo gue anter lo pulang,” ajak Alga. Alga memang sengaja melewati jalan yang berbalik arah dengan letak rumahnya.

Keyra berdehem, masih memikirkan ajakan itu.

“Udah ayok gak boleh nolak.”

Alga tau pasti Keyra akan menolak ajakannya untuk yang kesekian kali. Dan dengan terpaksa Keyra mau tak mau harus menurut karena dia sudah sangat terlambat untuk pulang ke rumah.

“Makasih Ga,” ujar Keyra dengan senyuman yang sangat manis dan hanya diangguki oleh Alga.

Setelah sampai di rumah megah dengan arsitektur eropa klasik. Keyra langsung berlari ke dalam rumah karena telah mendapati mobil ayahnya yang sudah ada di teras. Dengan hati yang tidak karuan dia terus melangkah walau dia tau akan terjadi kemarahan dalam diri ayahnya karena Keyra pulang terlambat dan Bersama dengan seorang lelaki walaupun itu sahabatnya. Saat akan melangkah dengan diam-diam menuju tangga tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara pria paruh baya dengan tatapan tajamnya.

“Kamu dari mana saja Key, sudah sore baru pulang?” tanya Ardi dingin dengan tangan yang bertumpu di dadanya.

Keringat dingin yang mengalir di wajah Keyra kini hanya terdiam dan tertunduk. “Maafin aku, Yah.”

“Siapa laki-laki itu yang bareng kamu, Ha?!”

“Udah mas jangan bentak Keyra. Kasihan dia.” Rika berusaha menenangkan suaminya yang protektif dengan anak semata wayangnya.

“Aku cuma dianter sama dia, Yah.”

Ardi menampar wajah mulus Keyra karena kebablasan.

“Kenapa ayah nampar aku?” Air mata Keyra jatuh perlahan tanpa memberi aba-aba, memegangi pipinya yang nampak memerah

Tak ada jawaban dari Ardi, Keyra pun berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Tak memperdulikan panggilan dari kedua orang tuanya. Ardi tersadar akan hal yang dilakukannya sangat Keyra benci. Ardi menyesal akan perlakuannya yang secara tiba-tiba tanpa dia sadari. Dia pun memanggil-manggil Keyra tetapi tak dipedulikan oleh anak tercintanya.

***
TBC

30 Januari 2021
3 Juli 2021

Keyzura [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang