Epilog

428 8 0
                                    

3 hari kemudian. Hari-hari sudah Keyra lewati tanpa hadirnya Brian disisinya. Itu sedikit membuat semangatnya menurun akhir-akhir ini. Siapa lagi yang akan membuatnya diperhatikan? Sudah tak ada. Keyra mengemasi barangnya ke dalam tas, memakai heals dan pergi ke meja makan. 

Keyra meneriaki penghuni rumah dengan mata yang mengedar mengelilingi setiap sudut ruangan. Sepertinya lagi tak ada orang di rumah ini, tapi semuanya ke mana di jam sepagi ini? Keyra mengedikkan bahunya tak acuh. Menduduki meja makan yang selalu tersedia rosi sisir dan beberapa macam selai. Ia mengolesi selai coklat hingga 2 tumpuk. Memakannya dengan lahap agar lebih cepat untuk datang ke cafenya.

Hari ini Keyra memang tak akan datang ke kantor karena hari libur, dan Keyra akan mengecek keadaan cafe yang lama tak dikunjunginya. Setelah sarapannya habis, ia segera mengambil tas yang berada di kursi sebelahnya. Berjalan santai menuju mobil dan melaju ke arah Karla cafe.

Setelah beberapa menit menyusuri jalanan kota, Keyra memarkirkan di cafe miliknya. Turun dari mobilnya dan berjalan tenang ke arah cafe yang sudah buka. Suasananya memang sungguh membosankan, mungkin ia harus mendirikan lagi dengan suasana yang berbeda. Keyra memasuki ruang kerjanya, melihat tumpukan berkas yang berisi laporan keuangan. Pantatnya mendarat di kursi kebesarannya dengan tenang membuka secara perlahan berkas yang akan ia baca.

"Hm ada peningkatan." Keyra menganggukkan kepalanya pelan lalu menutup berkas itu lagi.

Keyra berjalan keluar dari ruangannya menuju dapur cafe. Terlihat barang-barang tertata rapi dengan gelas yang bergantung di atap. Menelisik ke arah koki yang tengah menyiapkan beberapa makanan dan minuman. Keyra berkata pada sang koki lalu pergi, "Buatkan saya minuman yang hangat."

Langkahnya endekati meja pojok cafe dan duduk santai di sana. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Membuka email yang terdapat beberapa pesan yang ditujukan oleh perusahaan. Tak lama minumannya datang dan Keyra mengambil lalu menyeruputnya. Menghentikan salah satu karyawannya yang tengah membersihkan meja.

"Ada apa bu?"

"Hari ini makanan dan minuman gratis, bagi siapa saja yang mau bisa pesan semuanya begitu pun karyawan yang lain," tutur Keyra tenang setelah menyeruput tehnya.

Karyawan itu mengembangkan senyumnya lalu menunduk hormat. "Baik bu, saya akan memberi pengumuman di pintu dan pada karyawan lain, saya permisi."

Keyra hanya mengangguk, kali ini ia sangat bingung harus ke mana dan mau apa? Ia merebahkan kepalanya di meja dan ditumpu tangan kanannya. Melirik ke arah jendela kaca yang tengah banyak orang berlalu lalang, ada juga karyawan yang tengah menempelkan kertas. Keyra benar-benar bosan dan bingung saat ini. Andai saja ada Brian, pasti ia diajak jalan-jalan atau hanya sekadar makan. Meskipun ia sedikit cuek kepadanya. Keyra mengangkat kepalanya, menyeruput minumannya hingga tersisa setengah dan memanggil salah satu orang kepercayaan dengan tangan yang ke atas.

Karyawan itu menghampiri Keyra dengan tergopoh. "Ada apa ya bu?"

"Ikut saya belanja bahan-bahan makanan. Bawa juga list nya."

"Baik bu, saya akan menyiapkannya permisi."

Keyra mengangguk lalu bangkit dari duduknya, memasuki ruang kerjanya hanya untuk mengambil tas. Berjalan keluar cafe dan berdiri di samping mobil mewahnya. Tak lama karyawan itu datang membawa secarik kertas yang terlipat di tangannya.

"Masuk," suruh Keyra yang mulai memasuki mobilnya.

Mobil Keyra melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah jalanan kota. Menghentikannya di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di sini. Ia turun dengan tas selempangnya bersama dengan karyawannya di sampingnya yang masih memakai baju kerja mereka. Mereka berjalan menuju tempat brand baju beserta yang lainnya. Keyra menelisik mencari-cari baju yang akan ia beli.

Keyzura [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang