Happy Reading:)
"Pesawat datang... ngieng..." Ardi menyuapkan sesuap bubur tak lupa dengan ucapannya bak menyuapi anak kecil.
"Lagi, lagi haaapp..." Mulut Ardi ikut menganga.
Keyra terkekeh pelan dengan perlakuan ayahnya yang masih menganggapnya anak kecil. Tetapi Keyra senang perhatian ayahnya tetap seperti dulu yang tak berubah sama sekali. Meskipun saat dia pergi ayahnya selalu mengkhawatirkannya. Memang benar cinta pertama seorang anak perempuan itu ada pada ayahnya.
"Pagi Om, Key," ujar Brian yang berdiri di depan daun pintu dengan membawakan roti coklat kesukaannya.
"Pagi... Rotii..." Ardi dan Keyra menjawab sapaan secara bersamaan.
"Key kok lo malah nyebut roti. Seharusnya tuh, pagi Brian ganteng," ketus Brian menyalami tangan Ardi. Keyra tak menggubrisnya dan menyambar roti itu.
"Om keluar dulu. Brian, kamu jagain anak Om, kalau sampek lecet sedikit saja, Om bakal bunuh kamu!" Brian menatap tajam mata elang itu. Membuatnya meneguk saliva nya dengan kasar.
"Ayah lo kejam amat Key," ceplos Brian melihat Ardi menutup pintu.
"Biarin, lo nggak sekolah?" tanya Keyra yang baru menyadari bahwa ini masih jam sekolah.
"Sekolah."
"Lah kok pulang jam segini?" Keyra mengambil ponselnya dengan kasar membuka kolom chat nya.
Trio kampret
Keyra: Guys, sekolahnya udah bubar ya?
Alga rese: Belum Key, lo mau bubarin? Bosen gue.
Dilla: Emangnya sekolah kita mau digusur ya?
Alga rese: Iya, tempatnya ganti di rumah lo!
Keyra mematikan ponselnya menatap Brian intens. "Kok lo bolos? Sejak kapan lo jadi pembolos?"
"Sejak 30 menit yang lalu." Brian menjawab enteng, menyambar roti Keyra yang ada di tangannya.
"Yan roti gue..." teriak Keyra melihat rotinya habis dilahap Brian hingga mulutnya penuh.
"Aaa roti gue." Keyra ngambek memanggil-manggil nama rotinya yang enak itu. Karena selama banyaknya roti yang dimakannya ia baru memakan resep roti yang terlezat.
"Eh Key jangan ngambek dong, gue takut dibunuh Om Ardi."
"Abisnya lo ambil roti gue yang terakhir, yang paling enak lagi."
"Yaudah gue minta maaf, gue ganti deh."
Keyra yang masih tak menoleh ke arah Brian. Dia sangat kesal kalo bisa dia gak akan ngomong atau menoleh padanya sedikit pun biar tahu rasa.
"Gue beliin lagi neh yang kayak gitu yang banyak, kalo lo mau gue beliin beserta tokonya deh," ujar Brian yang masih kekeuh membujuk Keyra.
"Beneran?" Mata Keyra berbinar mendengar akan dibelikan roti coklat.
Brian hanya mengangguk. Keyra menyambar tangan Brian menarik keluar kamar, sedikit menahan nyeri di kakinya. Melihat itu, sebagai lelaki tentu tak tega melihat gadisnya kesakitan lantas menggendong Keyra.
"Brian turunin aku, aku bisa sendiri." Keyra memukul-mukul dada Brian yang menggendongnya tanpa izin terlebih dulu.
"Tante Brian izin bawa Keyra beli roti. Tenang tan, Keyra gak bakal lecet."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyzura [END]
Teen FictionTentang Keyzura Auristella M. Seorang gadis mungil dengan sejuta ceria. Gadis ramah dengan senyum ceria Yang tidak pernah lepas dari wajah Cantik nya. Namun siapa sangka kalau ternyata gadis itu menyimpan luka dimasa lalunya. Potongan memori kejadia...