08. Keyzura

277 19 0
                                    

Happy Reading:)


Kembali bertemu dengan hari Minggu. Hari yang ditunggu-tunggu banyak orang. Ada yang akan pergi dengan keluarga, teman, sahabat, atau pacarnya. Begitu pun Brian hari ini dia ada janji jalan-jalan Keyra. Sungguh saat-saat yang ditunggu, Brian bangun pagi sekali tak seperti hari biasanya. Hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi dua insan yang tak pernah bersama lagi. Brian menghampiri meja makan dengan tampang yang semangat tak seperti biasanya yang datar dan dingin.

"Pagi Mama cantik, Papa ganteng, Adik nyebelin, Abang yang jarang di rumah," sapa Brian menempatkan diri di kursi samping Galang.

"Tumben amat nyapa." Galang mengernyitkan dahinya.

Brian hanya tersenyum mengambil sepotong roti sisir dan selai coklat kesukaannya. Melahapnya dengan cepat menghabiskan 3 potong roti sisir.

"Pa, Ma, Brian pergi dulu." Brian meninggalkan meja makan dengan buru-buru membuat semuanya hanya melihat heran.

Brian mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sangat cepat seperti pembalap yang sedang melaju agar menuju sampai garis finish. Brian memarkirkan motornya di depan rumah besar dan memencet bel rumah beberapa kali.

"Cari siapa ya?" tanya seorang wanita paruh baya.

"Saya mencari Keyra, Keyranya ada?" tanya Brian balik ke seorang pembantu rumah tangga yang berdiri di depannya.

"Ada, mari masuk."

Bi Marni menyuruhnya menunggu terlebih dahulu. Keyra yang mendengar kedatangan Brian cepat-cepat memakai sepatu dan turun untuk menemui Brian. Menyapa dengan kikuk seperti awal bertemu saja.

"Ayo!" Keyra mengajak singkat.

Keyra hendak berbalik tetapi suara ayahnya menggema di telinga.

"Key kamu mau ke mana?" Dengan eskpresi ayah pada umumnya, Ardi berdiri dengan garangnya.

"Ayah aku boleh nggak jalan-jalan sama dia?" Keyra menoleh ke arah Brian, lelaki itu tampak diam mukanya datar.

"Dia siapa?" Ardi memicingkan matanya.

Saat Brian hendak menjawab, Keyra menyelanya terlebih dahulu.

"Brian Yah, anaknya om Raymond." Keyra menjawab gugup, menunduk menunggu jawaban dari ayahnya. "Ya boleh." Ardi meninggalkan dua sejoli yang menghela napas lega.

Di taman yang ramai akan anak kecil Keyra dan Brian berlenggok mencari kursi kosong untuk duduk. Sudah mengelilingi taman 2 kali tak kunjung satu pun kursi yang kosong. Brian pun mengajak Keyra duduk di bawah pohon rindang. Karena melihat gadis itu yang sudah kelelahan. Di sini tampak sejuk, dengan kicauan burung-burung yang beterbangan dan dedaunan memisahkan diri dari rantingnya. Brian pergi membeli 2 botol air mineral. Setelah dapat Brian menyodorkan botolnya kepada Keyra tak lupa juga dengan airnya.

"Makasih." Keyra mengambil botol itu.

Baru ini kata² yang mereka ucapkan sejak berjalan kesini. Ada perasaan canggung untuk mengajak berbicara satu sama lain. Taman ini adalah saksi bisu Brian menyatakan perasaannya kepada Keyra, untuk pertama kali dan kali ini menjadi saksi bahwa keduanya sudah baikkan. Keyra sangat bahagia. Entah kenapa rasa bahagianya ini, membuat pikirannya pergi mengingat kejadian 4 tahun lalu saat dia dijebak di taman ini juga yang membuatnya menderita.

"Tidak, jangan sentuh aku!" teriak Keyra pada Brian saat akan menyentuh tangannya.

Keyra memeluk tubuhnya sendiri tanpa menyadari butiran bening turun dari matanya. Tubuhnya bergetar menatap takut setiap orang yang ada di sana termasuk Brian. Pikirannya kalut dengan masa lalunya itu.

Keyzura [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang