12. Keyzura

157 18 2
                                    

Happy Reading:)

Sepi, itu yang dirasakan Keyra saat ini. Meskipun 15 menit lagi Alga datang menjemputnya. Pikirannya bergelombang layaknya ombak laut yang ganas. Mematikan semua orang yang akan berselancar di ombak itu. Perasaannya teraduk-aduk seperti mixer yang mengaduk adonan dengan cepat. Situasi ini membuat Keyra seperti terlilit banyaknya kabel, yang membuatnya bingung bagaimana cara melepaskannya. Keyra mengerang frustasi, menjambak rambutnya dan membanting benda yang ada di dekatnya. Ucapan Nara kemarin menghantui pikirannya. Apa yang dimaksud permainan dimulai? Apa yang akan dia lakuin ke Keyra setelah ini? Entah biarlah itu menjadi tanda tanya bagi Keyra.

Setelah Brian kembali ke hidup Keyra, ia tak pernah lagi menerima jadwal manggung. Pikirannya selalu tidak tenang semenjak ada dia, merasakan ada yang beda dalam diri Brian. Apalagi kemarin saat dia bersama Nara. Apakah Brian ikut dalam permainan yang Nara ucapkan?

"Om, saya izin mau mengajak Keyra ke Cafe sebentar," ujar Alga perlahan tapi pasti.

Ardi hanya bersedekap menatap Alga remeh. "Gak boleh."

"Saya mohon Om, izinkan saya mengajak Keyra pergi sebentar."

Ardi memutar bola matanya malas. "Sampai rumah harus jam 08.30 pas gak boleh kurang. Kalau kurang..." Ardi memelototi Alga dengan tangan di leher dan digerakkan dari kiri ke kanan.

"Kamu akan mati saat itu juga," ujar Ardi dingin lalu meninggalkan Alga yang masih menelan ludahnya kasar. Keringat dinginnya menetes. Baru kali ini dia izin ke ayah Keyra dan itu sangat menyeramkan.

Sejak berjalan dari rumah ke café Alga tampak diam, mungkin dia masih memikirkan raut wajah Ardi yang dingin itu.

"Ga, lo kenapa?" Keyra menaikkan satu alisnya. Dia heran dengan perlakuan Alga yang seperti ini. "Lo ada masalah ya?"

"Nggak kok, gue baru tau kalo ayah lo bisa dibilang kejam meskipun lewat ucapannya." Alga yang merinding memegang kedua lengannya.

Keyra justru tertawa terbahak-bahak. "Lo jangan macem-macem sama ayah gue, ayah gue emang gitu. Dia gak akan segan bunuh orang yang akan menyakitinya atau orang terdekatnya termasuk gue."

"Beneran Key?" Alga tidak percaya dengan ucapannya itu. Apakah ayahnya seorang psikopat?

"Iya, kata ayah dulu waktu belom nikah sama bunda. Ayah suka banget menyayat tubuh orang. Di tusuk-tusuk, dirobek-robek." Keyra mempraktekkan pada ikan goreng di depannya yang sekarang sudah hancur lebur atas ulahnya.

Melihat Alga yang melongo meneguk kasar ludahnya membuat Keyra tambah tertawa terbahak-bahak.

"Lo bohongin gue ya?" Alga menunjuk Keyra, karena dia sedari tadi tertawa terus serasa dia lagi dipermainkan.

"Nggak lah ngapain juga gue bohong." Keyra berbicara tenang, meminum seteguk jusnya. "Eh tapi lo jangan ngomong ke siapa-siapa tentang ini ya! Gue gamau ada orang yang tahu."

"Gampang."

Melihat jam pukul 08.10 Alga buru-buru membayar makanannya dan juga Keyra lalu mengantarnya pulang ke rumah. Alga menancap gasnya dengan kecepatan tinggi membuat Keyra terus menyebut nama Tuhan begitu pun dengan Alga.

"Assalamualaikum Om, Tan." Alga menunduk takut jika jamnya mati dan jam di rumah Keyra malah lebih dari jamnya.

Ia takut disayat Ardi sama seperti yang dicontohkan Keyra tadi sungguh mengerikan. Bulu kuduknya meremang melirik wajah dingin pria yang sedang melihat jam di tangannya. Alga memohon pada Tuhan semoga ada mukjizat yang diturunkan padanya saat ini.

"Kamu boleh pulang." Ardi melangkah masuk ke dalam bersama dengan Keyra yang hanya diam sejak memasuki kompleks rumahnya.

"Kamu santai aja Alga, jangan tegang begitu." Rika terkekeh melihat Alga yang masih tegang.

Keyzura [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang