Happy Reading:)
"Assalamualaikum om Reymond."
"Waalaikum salam, kamu sudah lama Nar?" Raymond menjawab seraya membalas salaman dari Nara.
"Enggak kok om, Brian nya ada?" Mata Nara melirik dapur yang terdapat Zahra di sana Bersama putri kecilnya.
"Ada bentar ya om panggilin." Reymond memanggil Brian yang sedang bersiap-siap di kamarnya sangat lama seperti anak perempuan saja.
Nara berjalan secara perlahan menghampiri Zahra. Tangannya memegangi tali tas miliknya. Dia pasti tahu apa reaksi Zahra jika dia mendekatinya. Di pikirannya hanya mencari perhatian dari Zahra agar dia menyukainya dan menjodohkannya dengan Brian. Sapaan mulai terlontar dari bibir ranumnya, sedikit kikuk disertai lambaian tangan. Zahra hanya tersenyum tidak tulus pada Nara. Melanjutkan kegiatannya memasak sup.
"Aku bantuin ya tante," ujar Nara yang akan mengambil pisau tapi ditepis oleh Zahra.
"Gak perlu, sudah ada Visya yang bantuin tante." Zahra menoleh pada putrinya.
"Iya kak Nar, kakak duduk aja yang manis." Visya menyahut lalu menuntun Nara duduk di kursi.
Nara muak, melihat Zahra yang tak pernah menyukainya apalagi anak kecil yang menurutnya selalu rese. Untungnya tidak ada Galang atau dia akan mendapat sindiran halus membuatnya geram dan ingin sekali membunuhnya saat itu juga. Tuhan masih berpihak padanya hari ini.
"Nar ayo!" Brian berteriak, terlihat rapi dengan pakaian santainya.
"Mama cantik Brian pergi dulu ya," Brian menyalami dan mencium pipi sang bunda begitu pun dengan Visya adik kecilnya yang menggemaskan dengan pipi yang mengembang.
"Kita mau kemana?" tanya Brian yang belum menjalankan mobilnya.
"Ke Mall aja yok, gue mau beli sepatu."
Brian melajukan mobilnya dengan cepat menuju Mall yang diinginkan Nara. Tak membutuhkan waktu lama mereka pun sampai. Masuk dengan menggandeng tangan seperti sepasang kekasih. Dengan manjanya Nara mengajak ke salah satu toko Brand. Melihat-lihat barang apa yang dapat membuatnya tertarik. Belum ada yang berhasil mendapat ketertarikan nara. Hingga pandangannya tertuju pada sebuah tas Hermes constance 18 dengan desain yang simpel dan mewah.
"Yan yang ini bagus nggak?"
Nara menunjuk pada tas itu. Brian hanya mengangguk dan memberi jempol pada Nara. Walaupun Brian tahu Nara akan membeli barang yang harganya bisa untuk membeli sebuah mobil. Seusai membeli beberapa barang, mereka berdua menuju bioskop menonton film terbaru tentang cinta-cintaan. Sebenarnya Brian sangat malas jika harus menonton film romance yang sangat memuakkan tapi dia tak mau membuat gadis di sebelahnya sedih dan meng-iyakan saja.
"Nar habis ini kita ngapain lagi?"
"Makan terus pulang."
Brian hanya mengangguk lalu tidur karena filmnya masih berlangsung lama dari pada melihat yang tidak-tidak mending dia tidur. Pada saat adegan romance mulai membuat baper, Nara mengajak ngobrol lelaki itu, berharap bisa seperti adegan di depannya. Seorang wanita di lamar menggunakan cara yang begitu di idamkan dengan dekorasi yang mengagumkan, apalagi saat mereka mulai berciuman membuat nafsu langsung memuncak. Namun, Nara tak kunjung mendapat balasan dari obrolan mereka, saat menoleh dirinya mendengus melihat lelaki di sampingnya tertidur pulas.
"Brian bangun." Nara menggoyang-goyangkan bahu Brian.
"Udah? Ayo pulang."
Nara mendengus, sebenarnya filmnya belum selesai tapi bodoamatlah dia sudah terjebak kebosanan di sana. Tidak di anggap sudah seperti jomblo saja padahal dirinya berdua. Saat mereka menuju Resto, Brian melihat ada Alga di sana sedang duduk santai sibuk memandang ponselnya. Lantas menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyzura [END]
JugendliteraturTentang Keyzura Auristella M. Seorang gadis mungil dengan sejuta ceria. Gadis ramah dengan senyum ceria Yang tidak pernah lepas dari wajah Cantik nya. Namun siapa sangka kalau ternyata gadis itu menyimpan luka dimasa lalunya. Potongan memori kejadia...