"Sayang, kamu kenal sama Gunawan?" tanya Zydan penasaran.
"Iya, Mas," jawab Raina
"Siapa dia?" tanya Zydan menyelidik.
"Yang aku tau dia ayahnya Randy, Mas, anak di panti asuhan yang selalu aku kunjungi. Aku kenal dia di sana. Dia sosok ayah yang baik, terlihat jelas betapa dia menyanyangi putra kecilnya. Tapi sayang Randy memiliki kelainan, Mas," jawab Raina sendu.
"Kelainan apa maksud kamu, Sayang?" tanya Zydan bingung.
"Dia gagal ginjal, Mas, aku yang selalu mendampinginya cuci darah di jala Kak Gunawan sedang sibuk," jelas Raina.
"Sedekat itukah hubungan kalian?" tanya Zydan yang merasa ada kejanggalan.
"Dia bukan siapa-siapa aku, Mas. Sia sudah seperti abangku. Aku menyayangi Randy seperti aku menyayangi Ridwan, karena dia pun bernasib kurang lebih sam dengan Ridwan. Dia tidak tau siapa dan di mana mamanya," ucap Raina lagi.
Zydan hanya diam, mencerna setiap ucapan Raina tetapi pikirannya masih memikirkan tatapan dan seringai aneh di wajah Gunawan saat menatap Raina tadi.
Mungkin Raina tidak berbohong, tapi aku rasa ada hal lain dari laki-laki yang bernama Gunawan ini, pikir Zydan
Sesampainya di rumah mereka sudah disambut Ridwan dan Mbok Imah yang sepertinya sudah menunggunya dari tadi.
"Tuan," panggil Mbok Imah ragu-ragu.
"Ya, ada apa, Mbok?" tanya Zydan menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Mbok Imah.
"Mbok mau izin pulang, Tuan," ucap Mbok Imah menunduk.
"Kenapa tiba-tiba Mbok Imah minta pulang? Apa saya ada salah atau gaji yang saya berikan tidak sesuai?" tanya Zydan.
"Bu-bukan begitu, Tuan. Tuan sangat baik dan gaji yang Tuan berikan juga lebih dari cukup," jelas Mbok Imah.
"Lalu kenpa tiba-tiba Mbok Imah minta pulang?" tanya Raina.
"Ibu Simbo di kampung sedang sakit. Maklum Neng sudah sepuh, jadi sepertinya Mbok Imah harus segera pulang dan mengurusnya," ucap Mbok Imah meluruskan.
Zydan pun terdiam sejenak. "Ya, sudah. Mbok boleh pulang kalau begitu, karena bagaimanapun juga ibunya Mbok yang terpenting," ucap Zydan.
"Lalu Tuan?" tanya mbo Imah.
"Mmm, ya sudah jika itu yang Mbok mau, saya tidak bisa melarangnya. Tapi jujur, saya sangat berat untuk melepaskan Mbok Imah karena saya sudah merasa nyaman dan cocok sama Mbok Imah. Saya sudah anggap Mbok Imah ibu saya sendiri," jelas Zydan
"Maaf ya, Tuan, Simbo juga sebenarnya berat untuk mengatakan ini, tapi harus bagaimana lagi. Simbo juga sudah sangat sayang sama kalian, kalian sudah seperti anak-anak Simbo," ucap Mbok Imah menangis
"Mbok hati-hati ya, di jalan," ucap Raina yang ikut menangis dan memeluk Mbok Imah.
"Ya sudah, Mbok siap-siap. Saya yang akan antarkan Mbok ke stasiun," ucap Zydan
"Tiddak Tuan, tidak usah. Saya tidak mau merepotkan Tuan," ucap Mbok Imah merasa tak enak.
"Jika Mbok nolak, maka saya akan berubah pikiran dan tidak akan mengizinkan Mbok pulang!" tegas Zydan.
"Baiklah, Tuan. Simbo siap-siap dulu," ucap Mbok Imah membereskan pakiannya.
Mereka pun berangkat ke stasiun mengantarkan Mbok Imah,t angis perpisahan pecah antara Ridwan, Raina, dan Mbok Imah, sedangkan sang tuan berusaha sekuat tenaga agar tidak terlihat sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband (END REVISI✔️)
Romance✨Follow Dulu Sebelum Membaca❤ [Tahap Revisi] Aku harus menikah dengan pria dingin itu sama saja seperti aku dinikahi oleh es balok ~Raina Tiara Andini~ Menikah dengannya mengingatkan ku pada masalalu bersama almh istriku ~Muhammad Zydan Devanorendra...