Di sana mereka tidak menemukan siapa pun. Yang ada hanya ruangan yang berantakan karena kegilaan Puput tempo hari.
"Halo, Zy," suara Ardan terdengar sedikit panik.
"Halo, Ar. Ada apa? Apa Raina baik-baik saja?" tanya Zydan khawatir.
"Raina gak ada di apartemen, gue sama Tasya udah cari dia. Tapi kata satpam dua hari yang lalu Raina pergi dengan seseorang wanita. Lo tau gak dia siapa?" tanya Ardan.
"Apa? Jangan-jangan Puput?" ucap Zydan semakin panik.
"Bukan, ini udah ibu-ibu. Rambutnya pendek," jelas Ardan sambil terus menatap layar monitor CCTV. "Dia ibunya Raina, bukan?" tanya Ardan lagi.
"Gue rasa bukan karena ibunya Raina dia berhijab. Yaudah, gue balik sekarang. Gue takut Raina kenapa-napa," ucap Zydan yang langsung turun dari brankar dan langsung menaiki taksi.
Sesampainya di apartemen, Zydan langsung menghampiri Ardan dan Tasya di kantor penjaga.
"Coba lo liat. Lo kenal gak ibu-ibu itu?" tunjuk Ardan.
"MAMA!" ucap Zydan tak percaya.
"Mama? Dia nyokap lo? Bukannya nyokap lo udah lama meninggal, ya?" tanya Ardan heran.
"Dia nyokapnya Rissa, Ar, tapi kenapa dia sama mertua gue?" tanya Zydan bingung.
"Yaudah, lebih baik kita cari ke rumah ibunya langsung aja," usul Tasya.
"Oke, kita ke sana sekarang," ucap Zydan.
Mereka pun sudah sampai di rumah yang sederhana.
"Assalamu'alaikum," ucap Zydan.
"Wa'alaikumsalam. Eh, Nak Zydan sendirian saja. Rainanya mana?" tanya Intan.
Degg. Rasanya Zydan ingin berteriak karena frustasi. Rupanya Raina pun tidak ada di rumah ibunya.
"Memang Raina gak ada di sini, ya Bu? Saya pikir Raina di sini karena dari pagi ponselnya mati. Apa dia pernah menghubungi Ibu?" tanya Zydan sopan dan berusaha tenang.
"Oiya, Nak Zydan. Raina pernah nelpon ibu kira-kra dua hari yang lalu tapi dia pake no baru. Dia bilang lagi di RS, suaranya juga terdengar panik. Apa kamu sakit?" tanya Intan.
Zydan hanya tersenyum demi menutupi kegelisahannya, karena sudah lebih dari dua hari Raina tidak menemuinya di rumah sakit. Lalu, Raina di rumah sakit mana? Begitu pikir Zydan bingung.
"Apa Zydan boleh minta nomernya, Bu?" pinta Zydan.
"Iya, sebentrar, Nak. Ini nomernya," ucap Intan menyebutkan nomor yang dipakai Raina untuk meneleponnya.
Akhirnya, Zydan mencoba melacak keberadaan nomor tersebut.
"Memangnya kenapa, Nak Zydan? Apa ada masalah?" tanya Intan khawatir.
"Bandung," gumam Zydan, tetapi masih terdengar oleh Intan.
"Maksud Nak Zydan itu Raina ada di rumah sakit di Bandung? Sedang apa dia di sana? Itu 'kan rumah sakit di mana Randy dirawat," jelas Intan.
"Randy," ucap Zydan mencoba mengingat.
"Oiya, Bu, kalau gitu Zydan pulang dulu ya, siapa tau Raina sudah pulang," pamit Zydan sopan.
Zydan pun sudah kembli kemobil untuk menemui Ardan dan Tasya.
"Gimana?" tanya Ardan
"Raina dua hari yang lalu menelpon ibunya pake nomer baru. Setelah gue lacak, nomer itu ada di Bandung," jelas Zydan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband (END REVISI✔️)
Romance✨Follow Dulu Sebelum Membaca❤ [Tahap Revisi] Aku harus menikah dengan pria dingin itu sama saja seperti aku dinikahi oleh es balok ~Raina Tiara Andini~ Menikah dengannya mengingatkan ku pada masalalu bersama almh istriku ~Muhammad Zydan Devanorendra...