Part 15

3.8K 158 0
                                    

"Kakak!" Teriakan seorang wanita menggema di rumah Zydan.

Zydan, Raina, dan juga Ridwan yang sedang makan pun langsung mencari sumber suara.

"Tante," balas Ridwan.

"Kakak, aku kangen banget sama Kakak," ucap Puput yang tanpa permisi langsung memeluk Zydan dengan manjanya.

Raina menatap keduanya bingung karena dia sudah lupa dengan wajah Puput saat ini. Bagaimanapun juga, dia baru bertemu dengan Puput sekali dan itu pun hanya saat di hari pernikahannya saja.

"Puput," ucap Zydan pelan karena Zydan melihat jelas kebingungan di wajah Raina.

Raina hanya menunduk diam.

"Kamu geser sana! Aku mau makan deket kakak iparku tersayang ini!" ucap Puput ketus pada Raina.

Raina menurutinya dan langsung pindah ke sebelah Ridwan.

"Kakak, suapin," rengek Puput.

Zydan menatap Raina sekilas. Ia merasa tidak enak, sebab bagaimanapun juga Raina adalah istrinya sekarang.

Raina hanya mengangguk pelan mengiyakan karena dia adik iparnya Zydan, walau sebenarnya sejuta pertanyaan kini tengah menumpuk di kepalanya.

Kenapa Zydan sepertinya begitu takut untuk menolak semua permintaan Puput yang terkesan tidak wajar untuk kakak dan adik ipar?

Walau begitu, Raina yakin bahwa Zydan akan menjelaskan semua padanya.

"Kamu kenpa?" tanya Zydan saat mendapati Raina sedang melamun.

Raina hanya menggeleng.

"Pasti soal Puput, ya?" tebak Zydan.

Raina hanya menatapnya, menandakan dia meminta penjelasan Zydan.

"Dia adik iparku, tapi dia berbeda. Sia orangnya ambisius, apa yg dia inginkan harus dia dapatkan. Kalau tidak, dia akan berbuat nekat. Apa pun akan dia lakukan demi mewujudkan apa yg dia mau. Dia bisa melukai dirinya bahkan orang lain," terang Zydan.

"Termasuk, Tuan?" ucap Raina terpotong

"Iya. Termasuk aku, Ridwan, dan kamu. Jika dia marah dia tidak pernah mengenal siapa pun. Dia akan menyingkirkan siapa pun yang menghalangi kebahagiaannya. Makanya, aku selalu menuruti kemauannya, kalau tidak dia akan nekat. Apa kamu keberatan aku seperti itu?" tanya Zydan.

Raina hanya menggeleng. "Keselamatan kalian yang terpenting," ucap Raina tersenyum. "Aku tidak masalah untuk itu
Yang terpenting dia tidak sampai melukai Tuan dan juga Ridwan."

"Makasih ya, Raina," ucap Zydan merasa lega.
Pagi pun tiba

"Raina, maaf ya. Pagi ini aku tidak bisa mengantarmu karena semalam Puput telpon minta diantar ke suatu tempat," ucap Zydan.

"Iya, tidak papa kok, Tuan. Raina bisa naik angkot atau ojek," terang Raina.

"Tidak ... tidak usah. Tadi aku sudah hubungi Ardan untuk menjemputmu," ucap Zydan.

"Ardan? Bukannya kemarin Tuan melarangku untuk dekat-dekat dengannya?" tanya Raina heran.

"Untuk hari, ini boleh. Ini lagi genting, aku tidak bisa biarkan kamu pergi sendiri. Di luar tidak aman. Sekarang lagi marak kejahatan. Setidaknya kalau kamu sama Ardan, dia bisa jagain kamu," balas Zydan.

Tidd ... tiddd ... tidd ... tidd! Klakson mobil berbunyi nyaring di luar sana.

"Baiklah, kalau begitu Raina pamit, ya. Sepertinya Dokter Ardan sudah datang," ucap Raina yang kemudian menyalami Zydan.

My Cold Husband (END  REVISI✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang