My Cold Husband
Part16"Mas," panggil Raina pelan.
"Mmm ... ada apa, Raina?" tanya Zydan yang masih fokus mengemudi.
"Kata Dokter Ardan, praktik Raina dan teman-teman diperpanjang sampai dua bulan ke depan jadi tiga bulan, Mas," jelas Raina rinci.
"Kenapa?" tanya Zydan melihat Raina sesaat.
"Katanya sih belum cukup buat nyusun laporan karena materinya baru sedikit," jelas Raina lagi.
"Tidak apa-apa, 'kan, Mas?" tanya Raina.
"Hemm." Zydan hanya mengangguk karena bagaimanapun juga ia sudah berjanji tidak akan mengganggu kuliah Raina.
Malam berganti pagi.
Seperti biasa, pagi ini sebelum berangkat ke rumah sakit Raina selalu menyempatkan diri untuk menemani Ridwan bermain sebentar, sedangkan Zydan masih berada di atas. Mungkin ia masih membersihkan diri.
"Mah ... Mama sakit?" tanya Ridwan.
"Tidak, Sayang, Mama tidak apa-apa," jawab Raina lembut.
"Iya, Neng. Neng Raina lagi sakit, ya?" tanya mbok Imah.
"Tidak kok Mbok, Raina cuma agak kurang enak badan. Mungkin masuk angin atau mungkin mau sakit," jawab Raina yang memang suara sedikit serak.
"Mau Mbok buatin teh?" ucap Mbok Imah.
"Iya, boleh Mbok. Makasih ya," jawab Raina.
Beberapa menit kemudian Mbok Imah pun kembali sembari membawa secangkir kopi dan juga secangkir teh ke meja makan.
"Kamu ngak sarapan?" tanya Zydan saat melihat Raina hanya menyeruput teh miliknya.
Raina hanya menggeleng.
"Kenapa?" tanya Zydan lagi.
"Ngak nafsu," Jawab Raina.
"Kamu sakit?" Ucap Zydan.
Raina kembali menggeleng. Jangankan makan. Untuk bicara pun rasa malas membuka mulut.
"Terus kenapa ngak sarapan?" tanya Zydan lagi.
"Tenggorokanku sakit. Mungkin mau sakit, jadi males mau makan apa pun juga." Akhirnya Raina membuka suara.
"Roti juga?" Tanya Zydan lagi.
"Mmm." Raina mengangguk pelan.
"Terus kamu mau makan apa kalau ngak mau ini itu ngak mau? Kamu mau kalau nanti sakit?" tanya Zydan khawatir.
Raina kembali menggeleng.
"Yasudah, bubur aja ya kalau gitu, biar Mbok Imah beli di depan," usul Zydan.
Raina hanya mengangguk. Padahal sebenarnya dia sama sekali tidak tertarik dengan makanan apa pun. Namun, apa boleh buat jika ia tidak ingin membuat Zydan marah atau pun khawatir karena dia tidak mau memakan apa pun.
"Mau berangkat bareng?" tanya Zydan lagi.
"Mas duluan aja, Raina agak siangan aja ke rumah sakitnya," jawab Raina pelan.
"Yasudah, kalau gitu aku duluan, ya. Ingat, jangan lupa sarapan!" tegas Zydan.
Raina hanya mengangguk lesu.
"Ini, Neng, buburnya." Mbok Imah menyodorkan semangkuk bubur.
Raina hanya menatapnya dan mengaduk-aduknya tanpa memakannya.
Malas rasanya ketika berhadapan dengan makanan apa pun.
"Mbok, Raina berangkat ya," pamit Raina pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband (END REVISI✔️)
Romance✨Follow Dulu Sebelum Membaca❤ [Tahap Revisi] Aku harus menikah dengan pria dingin itu sama saja seperti aku dinikahi oleh es balok ~Raina Tiara Andini~ Menikah dengannya mengingatkan ku pada masalalu bersama almh istriku ~Muhammad Zydan Devanorendra...