Part 20

3.7K 154 3
                                    

"Aaakhh ... dasar Zydan bodoh!" caci Ardan sambil memukul setir mobilnya.

"Kenapa lo sebodoh ini sih, Zy? Lo sia-siain Raina yang udah begitu baik sama lo. Lo beruntung dapetin Raina. Gue tau lo memang sangat mencintai Marisa, tapi apa lo sebodoh ini sampai lo lupa ada Raina di hadapan lo?" ucap Ardan lagi.

"Ke mana gue harus cari lo, Raina?" ucap Ardan merasa cemas, sedangkan Zydan yang tak sadarkan diri di alam bawah sadarnya sedang mengingat beberpa kejadian antara dia Marisa dan Raina--di mana Zydan mengucapkan ijab qabul untuk kedua kalinya dan di sana tertera nama wali dengan nama yang sama.

Zydan pun mengingat bahwa Marisa pernah bercerita bahwa dia memiliki adik lain selain Puput dan Zydan pun mengingat kalau Raina pernah bercerita dulu dia pernah punya kakak angkat di saat dia masih duduk di bangku SMP. Kakak angkatnya itu sudah kuliah, tetapi mereka tidak pernah bertemu lagi setelah kakak angkat Raina lulus kuliah. Lebih tepatnya, setelah Marisa dan Zydan menikah. Zydan pun kembali mengingat pesan terakhir Marisa, yaitu untuk menjaga adiknya tanpa menyebutkan namanya. Karena itu, Zydan pikir yang dimaksud adalah Puput adik yang Zydan ketahui.

Kini Marisa hadir dalam mimpinya dengan wajah yang sedih. "Sayang, kejarlah dia. Dia masa depanmu. Aku bahagia jika melihat kau dan Ridwan bahagia. Dia adikku, dia adikku yang harus kau jaga. Aku titip dia karena aku sudah tidak bisa melindunginya. Aku tidak bisa memberikannya kasih sayang lagi. Aku percayakan semuanya padamu. Aku mencintaimu," ucap Marisa tersenyum kemudian menghilang begtu saja.

"MARISAAAA!" teriak Zydan tersadar.

"Apa maksud semua ini? Mana mungkin mereka berdua adik kakak? Setahuku, Raina tidak pernah punya seorang kakak. Dia anak tunggal dan yang aku tau juga, Marisa hanya punya adik satu yaitu Puput. Tapi, kenapa Marisa bilang Raina adiknya?" gumam Zydan.

"Apa mungkin Raina yang dimaksud itu Raina sebagai adik lainnya. Sekarang aku ingat bahwa nama ayah mereka sama dan aku tidak pernah melihat ayah keduanya. Marisa pun pernah berbicara ada anak yang harus ia jaga karena kebahagiaannya dihancurkan oleh ayahnya. Apa mungkin itu Raina?" ucap Zydan semakin dibuat bingung. Yang tahu jawaban ini hanya Puput, Mama Dina dan juga Ibu Intan, keluarga dari Raina dan Marisa.

Zydan pun segera berlari tanpa memikirkan setiap rasa sakitnya. Yang kini ada dalam pikirannya hanyalah keadaan Raina.

Raina yang tengah berada di dalam taksi terus saja menangis di tengah hujan dan juga kemacetan yang panjang.

"Nak ... yang sabar ya, Mama ngak akan pernah membiarkan kamu bernasib sama seperti Mama. Kamu akan hidup bahagia," ucap Raina yang sesekali mengelus perutnya yang mulai kelihatan membesar.

"Bu ... saya permisi sebentar, ya. Saya mau liat ada apa di depan sana yang membuat semacet ini," ucap si supir taksi.

Tanpa curiga Raina pun langsung mengiyakan.

Sang sopir pun turun, mematikan mesin dan ternyata mengunci mobil dari luar. Ternyata supir taksi itu orang suruhan Puput yang mengambil kesempatan atas pertengkaran Zydan dan Raina. Tanpa sengaja saat keduanya sedang ribut saat itu, Puput datang berkunjung dan mendengar perdebatan mereka hingga terbesit rencana licik di pikirannya.

"Gimana? Lo udah lakuin yang gue minta, 'kan?" ucap Puput yang berada di seberang sana.

"Udah, Bos. Sebentar lagi juga dia mati!" ucap sang supir taksi tersenyum licik.

"Bagus ... sisanya gue kasih besok," ucap Puput yang kemudian tertawa bahagia.

"Lo ngak berhak dapetin Zydan, Raina. Zydan itu milik gue hanya milik gue. Jangankan lo yang hanya adik tiri, Marisa yang kakak gue sendiri pun berhasil gue singkirin!" ucap Puput tertawa puas karena rupanya selama alasan sebenarnya mengapa Marisa sakit hanya Puput tahu. Puput-lah yang terus melarang Marisa agar dia tidak menceritakan penyakitnya pada siapa pun agar tidak membuat Zydan bersedih dan dengan mudahnya, Marisa selalu mengikuti saran adiknya yanh ternyata menyimpan maksud lain di balik itu semua.

My Cold Husband (END  REVISI✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang