Bruk. Pintu unit apartemen Zydan terbuka.
"Sayang, kok cepet banget?" ucap Raina saat dirinya berbalik. Namun, rupanya bukan Zydan yang datang melainkan Puput yang sudah sangat kacau.
"Eh, Mbak Puput. Silakan duduk," ucap Raina sedikit takut.
"Gue gak mau basa-basi. Gue ke sini cuma mau habisin lo. Cewek miskin yang gak tau malu, dasar wanita perusak!" ucap Puput yang langsung mencekal leher Raina dan menempelkan sebilah pisau tepat di leher Raina.
"Mbak Puput lepasin Raina. Apa salah Raina, Mbak?" tanya Raina panik.
"Salah lo banyak dan kesalahan terbesar lo adalah menikah dengan Kak Zydan!!" ucap Puput penuh emosi.
"Tapi kenapa Raina gak boleh menikah sama Mas Zydan?" tanya Raina lagi.
"Zydan itu hanya milik gue. Milik gue! Lo ngerti itu. Gue gak akan segan-segan menghabisi siapa pun yang menghalangi kebahagiaan gue!" ucap Puput penuh amarah.
Saat sampai di unit apartemen, Zydan panik karena saat Zydan datang Puput sudah mengacam Raina dengan sebilah pisau.
"PUPUT, JANGAN! Lepasin Raina, Put, Kak Zydan mohon," ucap Zydan memohon.
"Gak! Gak akan! Kak Zydan sudah menghianati Puput. Aku gak akan pernah lepasin dia. Dia selalu saja mengambil kebhagiaan aku, jadi dia harus mati di tangan aku!!" ucap Puput yang kemudian menyayatkan sedikit pisaunya ke leher Raina.
Raina hanya tersenyum kepada Zydan menandakan dirinya baik-baik saja dan agar Zydan tidak khawatir terhadap dirinya meskipun rasa perih kini sudah melanda bagian lehernya.
"Heh cewek gila, lepasin Raina kalau tidak--"Ucapan Tasya terpotong.
"Kalau tidak apa, hah? Lo gak usah ikut campur urusan gue!" ucap Puput membentak.
"Lo lepasin Raina! Lo bisa ngomongin ini baik-baik sama Zydan. Serahin Raina sama gue. mereka gak ada hubungan apa pun selain pengasuh dan bos," pinta Ardan.
"Hahaha.o pikir gue bodoh, hah? Gue tau cewek murahan ini hamil dan gue gak akan biarin itu. Kalo berani lo sampe maju selangkah lagi gue tusuk kepala dia!" ucap Puput yang sudah bersiap dengan pisau di tangannya.
Raina hanya bisa memejamkan matanya demi menahan rasa takut dan juga rasa perih di bagian lehernya yang tersayat tadi, sedangkan Zydan hanya bisa menahan dirinya untuk tidak mendekati Raina. Tubuhnya sudah lemas saat melihat darah mulai keluar dari leher Raina yang digores pisau oleh Puput. Dia tidak bisa membayangkan hal yang terjadi selanjutnya; bisa saja Puput nekat melakukan hal yang lebih buruk lagi.
Ardan tak bergeming dengan ancaman Puput. Dia tetap ingin maju, tetapi dengan cepat tangan Zydan menahannya.
"Jangan gegabah, nyawa istri gue taruhannya," ucap Zydan.
"Kenapa lo selemah ini sih, Zy?" ucap Ardan tak habis pikir.
"Lo gak tau seberapa gilanya Puput. Dia itu alter ego. Dia bisa melakukan apa pun. Bahkan dulu dia hampir bakar Rissa hidup-hidup karena keinginannya tidak dituruti," ucap Zydan.
Deg. Ardan pun mundur selangkah karena dia tidak ingin membahayakan Raina.
"Dan lo cewek pembawa sial, secepatnya gue akan kirim lo menyusul kakak gue yang bodoh itu. Ups, bukan kakak gue tapi kakak kita!" ucap Puput sembari menjambak rambut Raina yang masih terkuncir rapih, pura-pura keceplosan.
"Kenapa kamu bilang Kak Rissa bodoh? Bukankah dia kakakmu?" tanya Raina memberanikan diri.
"Ya, dia memang kakakku, tapi dia terlalu bodoh untuk aku tipu. Aku sengaja melarangnya untuk memberi tahu Kak Zydan tentang penyakitnya agar dia cepat mati," ucap Puput, menekankan kata "mati". "Supaya gue secepatnya memiliki Kak Zydan," sambungnya melirik sembari tersenyum ke arah Zydan. "Tapi dia ternyata hanya mati seorang diri, dia tidak membawa anaknya juga. Lagi-lagi penghalang bagiku. Oiya, apa kau ingat kejadian di mana Ridwan hampir tertabrak motor? Kau tau siapa dia. Aku ... akulah yang akan menabraknya. Namun, lagi-lagi kau menghalangiku. Aku pikir dia akan mati karena dia juga mengidap penyakit yang sama dengan ibunya yang bodoh itu, tetapi ternyata dia kuat juga. Yang paling menjengkelkan itu dia malah ingin kau menjadi ibunya, makanya aku menyuruh seseorang untuk menguncimu di dalam taksi agar semua segera berakhir. Gue muak dengan sandiwara semua ini. Gue ingin lo secepatnya mati, menyusul Kak Rissa lo itu dan juga ayah lo!" teriak Puput tepat di wajah Raina.
"Dari mana kau tau ayahku tiada?" tanya Raina dengan sisa-sisa tenaganya.
"Hahaha, bukan hanya soal ayah lo. Gue tau semuanya tentang lo, Wanita Miskin. Ups, apa Kak Rissa lo gak ngasih tau siapa dia sebenarnya sama lo?" tanya Puput pura-pura syok.
"Memang siapa dia?" tanya Raina sembari menahan sakit karena Puput semakin kuat menarik rambutnya.
"Gue gak akan kasih tau karena gue mau lo mati dalam keadaan penasaran. Hahahaha!" Gelak tawa menakutkan Puput menggema.
Zydan dan Ardan hanya bisa saling menatap mencerna setiap perkataan Puput yang sangat janggal itu.
"Dasar wanita iblis, gak punya hati!" sambar Ardan sudah sangat geram.
"Tutup mulut lo kalau lo mau kekasih hati lo ini hidup. Gue tau lo cinta, 'kan, sama wanita murahan ini?" tanya Puput.
Ardan hanya diam.
Tanpa mereka ketahui rupanya Tasya sudah menghilang dari sana.
Tasya sedang berjongkok di luar unit. Tubuhnya gemetar ketakutan hingga derap langkah seseorang menyadarkannya. Ternyata, itu adalah polisi yang baru saja dihubungi dirinya.Polisi pun masuk dengan cepat berebut pisau dengan Puput, hingga ketika ia merasa ada celah, Zydan langsung menarik tubuh Riana ke dalam dekapannya.
Sungguh, dirinya merasa lebih tenang istrinya sudah selamat. Ia hanya mengalami luka gores di lehernya. Namun, tiba-tiba ....
DOORRR!
Satu peluru keluar dari sarangnya.
Seketika tubuh Zydan melemah.
Ya, rupanya saat polisi berebutan pisau dengan Puput, Puput berhasil mengambil alih pistol salah satu dari mereka dan mengarahkan ke arah Raina. Namun, dengan cepat Zydan menyingkirkan tubuh Raina dari pelukannya sehingga kini dada Zydan-lah yang terkena tembakan.
"Kau baik-baik saja, 'kan, Sayang?" tanya Zydan melema kemudian kehilangan kesadaran
"MAS ZYDAN!" teriak Raina histeris.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband (END REVISI✔️)
Romance✨Follow Dulu Sebelum Membaca❤ [Tahap Revisi] Aku harus menikah dengan pria dingin itu sama saja seperti aku dinikahi oleh es balok ~Raina Tiara Andini~ Menikah dengannya mengingatkan ku pada masalalu bersama almh istriku ~Muhammad Zydan Devanorendra...