Part 28

2.5K 115 0
                                    

"Sayang, apa kamu di dalam?" teriak Zydan sembari menggedor pintu.

"Tolong, tolong." Suara itu terdengar lirih dan juga lemah.

"Sayang, ini aku, Zydan. Apa kamu ada di dalam? Sabar ya, Sayang, aku akan mengeluarkanmu secepatnya!" teriak Zydan lagi karena merasa mendengar suara seseorang

"Mas, tolong Raina," ucap Raina lirih dan terdengar seperti sedang menangis, membuat hati Zydan merasa diremas mendengar suara orang yang dia cintai terdengar begitu menderita.

"Sayang, kamu tenang,ya. Mas akan membawamu pulang," ucap Zydan lagi yang kemudian berusaha mendobrak pintu kayu yang rupanya begitu kokoh.

Zydan berusaha beberapa kali mencoba mendobraknya. Namun, hasilnya nihil karena kondisinya pun saat ini masih sangat lemah.

Kini giliran Ardan yang mencoba, tetapi tetap nihil. "Aaahh sial!" umpat Ardan kesal, hingga ahirnya mereka memutuskan untuk bekerja sama.

Brruukkk. Pintu kayu itu terbuka dan menampakkan sesok wanita di salah satu sudut dengan kondisi yang begitu memprihatinkan.

"Na! Raina Sayang, apa kau baik-baik saja?" ucap Zydan yang sudah merengkuh tubuh Raina yang begitu lemah.

"Raina takut Mas, Raina takut," ucap Raina lirih.

Ya, bagaimana dia tidak takut? Dia terkunci di ruangan yang begitu gelap, sedangkan dia begitu takut dengan kegelapan.

"Jangan takut, Sayang. Mas ada di sini bersamamu," ucap Zydan menenangkan dan membuka ikatan Raina. Tubuhnya basah oleh keringat dingin karena ketakutan. Tubuhnya menggigil hebat.

Zydan menggendong tubuh Raina yang begitu lemah dan membawanya ke dalam mobil.

"Mas, Raina mau pulang, Raina takut," ucap Raina lagi.

"Iya, Sayang. Kita akan pulang, tenanglah," ucap Zydan.

Raina hanya melihat keberadaan Ardan dan Tasya tanpa berbicara apa pun kepada mereka.

"Mas, sakit," lirih Raina mencengkram perutnya.

"Apa yang sakit, Sayang?" tanya Zydan panik.

"Perut aku sakit. Aku takut terjadi sesuatu sama anak kita, Mas," ucap Raina panik.

"Tenanglah, kita akan sgera pulang," ucap Zydan berusaha menenangkan.

"Sya, lo bisa periksa Raina dulu, 'kan? Gue takut terhadi sesuatu sama dia," pinta Zydan.

Akhirnya Tasya memeriksa Raina sebisanya.

"Dia mengalami keram karena kondisinya yang begitu syok. Usahakan dia tetap tenang, agar rasa sakitnya berkurang," ucap Tasya.

"Sayang, tenanglah, jangan takut. Mas ada di sini bersamamu," ucap Zydan memeluk tubuh Raina begitu erat demi menyalurkan kehangatan dan juga rasa aman.

Perlahan, tubuh Raina tidak terlalu mengigil dan napasnya mulai beraturan, menandakan Raina sudah terlelap. Terlihat dari wajahnya bahwa dia sepertinya sama sekali belum tidur. Zydan sudah lebih tenang ketika ia melihat Raina sudah tidur dan tidak histeris seperti tadi.

"Kita ke mana?" tanya Ardan.

"Kita langsung pulang. Kasihan istri gue, keliatannya dia begitu lelah," ucap Zydan yang mendapat anggukan dari Ardan.

"Awas aja lo, Gunawan. Gue gak akan lepasin lo karena lo udah buat istri gue kaya gini," gumam Zydan menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya hingga kuku-kuku jarinya memutih.
"Jika terjadi sesuatu sama istri gue, gue akan buat lo babak belur lebih parah daripada lo Ardan," ucap Zydan melirik ke arah Ardan, sedangkan yang disindir hanya bisa meringis membayangkan betapa bonyoknya dia dulu sampai-sampai dia tidak bisa sekolah berhari-hari.

Hari semakin larut dan semakin hening, hingga akhirnya mereka sampai ke apartemen Zydan.

Dengan sangat hati-hati, Zydan menggendong Raina masuk ke dalam kamar mereka dan membaringkannya di ranjang, mengganti pakaiannya yang basah karena keringat

"Maaf, Sayang. Mas tidak bisa menjagamu dengan baik, tqpi tidak lagi. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu apalagi sampai menyakitimu seperti ini," ucap Zydan sembari mengelus kepala Raina, sesekali mencium kening dan wajah Raina dan kemudian membaringkan tubuhnya di sisi Raina dan memeluknya dengan erat seakan-akam ia tak ingin dipisahkan lagi.

bersambung

My Cold Husband (END  REVISI✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang