Di dalam mobil, Lucas terus saja menenangkan Sena yang menangis tersedu-sedu, Lucas juga tidak bisa berbuat apa-apa tadi, selain pergi meninggalkan keluarganya.
"Jangan nangis, Sen. Gak akan terjadi apa-apa, lo tenang aja" gumam Lucas sambil mengusap kepala Sena.
"Kita mau kemana?" tanya Sena sambil menoleh kearah Lucas.
"Kita ke markas gue, mansion besar milik gue" jawab Lucas.
"Kenapa gak ke Apartemen lo aja?"
"Saat ini kita harus menghindar dulu dari papa, karena papa bisa aja nyuruh anak buahnya untuk cari kita, dan mansion itu, gak ada satupun yang mengetahuinya kecuali Zero" ucap Lucas.
"Kenapa kita harus menghindar, Cas?" Lirih Sena.
"Ada saatnya kita bisa mengahadapi orang tua kita, Sen. Maafin gue."
Sena menghela napas lirih, ia sangat takut sekali saat ini, terlebih tadi Bram ingin menamparnya, itu membuatnya trauma dan takut.
Beberapa menit kemudian, mobil Lucas sudah sampai di halaman mansion mewah dan sangat besar, mansion yang terdapat perpaduan warna putih dan hitam itu mampu membuat Sena sedikit terpukau.
"Mansionnya besar banget, bahkan lebih besar dari rumah kita" gumam Sena sambil berjalan menghampiri Lucas yang sedang membuka pintu utama menggunakan kunci yang tadinya sempat ia ambil di bawah pot bunga.
"Kita akan aman di sini, Sen" ujar Lucas sambil merangkul tangan Sena dan memasuki mansionnya.
Setelah sampai di dalam, Sena melirik ke sekitar ruangan mansion ini, bersih dah rapih, tak lupa juga nyaman.
"Kita gak bawa apapun, Cas. Baju juga enggak" cicit Sena, sebab saat ini mereka masih menggunakan seragam sekolah.
"Lo pake baju mendiang nenek gue dulu aja ya? bajunya gak norak kok, nenek gue tu seorang modeling dulu, jadi bajunya bagus-bagus, besok baru kita belanja kebutuhan kita dan bayi kita" jawab Lucas.
"Ya udah, gue mandi dulu, di mana kamar kita?" Tanya Sena, lalu Lucas membawa Sena ke lantai dua tepat dimana kamar mendiang nenek dan kakeknya.
Keduanya sudah sampai di kamar tersebut.
"Lo mandi duluan aja, gue mau delivery makanan" ujar Lucas sambil membuka kemeja sekolahnya, lalu ia gantung di gantungan baju.
"Cas.." panggil Sena sambil sedikit menangis, lalu Lucas mengahampiri Sena yang sedang berdiri di samping ranjang.
"Jangan nangis sayang" lirih Lucas sambil memeluk tubuh Sena, bisa Lucas rasakan aura ketakutan dalam diri Sena, dan sebisa mungkin Lucas menenangkan Sena dalam pelukannya.
"Takut" lirih Sena sambil menangis sekuat-kuatnya di dalam pelukan Lucas.
"Jangan takut, ada gue, gue selalu ada di samping lo, dan lo akan aman, percaya sama gue" ucap Lucas sambil menangkup pipi Sena.
"Jangan tinggalin gue, untuk selamanya" lirih Sena dengan kata akhir di tekankan.
"Ya, gue gak akan tinggalin lo" gumam Lucas sambil mencium puncak kepala Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me || Lucas [END]
Teen Fiction[Sudah selesai tahap revisi] 💯 Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri, no coplas dan no plagiat. Jadi mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh maupun latar dan kejadian dalam cerita ini. Bijaklah dalam membaca setiap karya orang lain‼️ Luca...