KITA 8 - Problem

45 11 25
                                    

Happy Reading!

*****

27 Juni 2011
Umur 19 tahun

   "Ini waktunya aku pergi Lan," ucap Selena.

   "Maksud kamu apa?" tanya Erlano pada Selena yang sedang berdiri tepat di hadapannya.

   "Maaf, tapi aku harus pergi sekarang Lan," ucap Selena lalu menundukkan kepalanya tanpa mau menatap mata Erlano.

   "Tatap mata aku Sel." Erlano membuat Selena menatap matanya, "kamu mau pergi ke mana?"

   "Aku gak tau mau pergi ke mana, yang pasti aku akan pergi karena pekerjaan Papaku," jawab Selena.

   "Tapi?"

   "Maaf Lan aku harus pergi sekarang," ucap Selena lalu pergi meninggalkan Erlano.

   Baru saja Selena ingin meninggalkan Erlano, Erlano langsung menggenggam lengan Selena agar tidak pergi meninggalkannya. "Jangan pergi," kata Erlano sambil menatap mata Selena.

   "Aku terpaksa, aku janji aku akan kembali," kata Selena agar Erlano membiarkannya pergi.

   "Ta-" belum selesai Erlano berbicara, ucapannya telah di potong oleh Selena.

   "Maaf Lan aku harus pergi sekarang, karena udah gak ada waktu lagi," kata Selena sambil melepas genggaman Erlano.

   Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, Tino sedang menunggu Selena di kejauhan. Selena mulai menghampiri Tino, saat ini Erlano hanya diam terpaku tanpa bergerak sama sekali. Dia memperhatikan Selena dari belakang, dia benar-benar tak bisa melarang Selena agar tak pergi.

   Tino memberikan sebuah helm biru pada Selena, Selena memakai helm itu lalu naik ke atas motor Tino. Selena meninggalkan Erlano dengan tatapan sedih. "Tempat ini telah menyaksikan kita tumbuh bersama dan menyaksikan pertemuan terakhir kita, aku harap tempat ini akan mempertemukan kita kembali."

   Erlano berada di cafe bersama Cindy, Erlano duduk mengarah ke jalanan, dan Cindy duduk tepat di kiri Erlano. "Kok bisa?!" tanya Cindy setengah berteriak, membuat orang-orang yang berada di sana menoleh ke arahnya.

   "Bisa biasa aja gak?" tanya Erlano sambil memegang telinganya karena pengang mendengar Cindy berteriak.

   "Oke-oke, kenapa Selena bisa pergi gitu aja? Lo sama Selena kan udah temenan dari kecil, kalian berdua tumbuh bareng-bareng. Kenapa bisa pergi gitu aja?" tanya Cindy dengan ekspresi wajah yang bingung.

   "Gatau," jawab Erlano singkat.

   "Wah jangan-jangan Selena pergi gara-gara sikap lo kaya gini," ucap Cindy curiga.

   "Gak usah ngada-ngada," kata Erlano sambil melempar kentang kepada Cindy, "dia tuh pergi karena Papanya di pindahin kerja."

   "Ih! sayang bodoh, main buang-buang gitu aja," kata Cindy sambil melihat kentang yang jatuh di bawah kolong.

   "Tapi kenapa Selena harus pergi sama dia? Padahal kan dia bisa minta anterin gue," tanya Erlano sambil menatap ke arah jalanan.

KITA : CCAADK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang