KITA 26 - Sick

33 9 0
                                    

Makasih yang udah mau mampir ke cerita ini~

*****

❤Happy Reading!❤

*****

Kini jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, namun Erlano tak kunjung pulang. "Erlano mana? Kok belom pulang ya?" batin Selena sambil bolak-balik di kamarnya.

Ceklek

Tiba-tiba pintu kamar Erlano terbuka. "Lan?" Selena menghampiri Erlano dengan mata yang mulai sayup-sayup.

"Kamu kok baru pulang jam segini?" tanya Selena.

"Kok kamu belum tidur Sel?" tanya Erlano dengan nada suara yang lirih sambil menaruh tasnya di meja.

"Aku nungguin kamu," jawab Selena yang masih berdiri di dekat pintu.

Erlano duduk di sofa dengan wajah yang pucat, Selena yang melihat langsung menghampiri Erlano dan duduk di sebelahnya.

"Lan kamu kenapa?" tanya Selena yang kelihatan khawatir.

Erlano menyandarkan kepalanya ke pundak Selena. "Aku gak papa, aku cuma ngantuk aja," jawab Erlano.

"Bohong," ucap Selena lalu memegang kening Erlano, mengecek bahwa Erlano demam atau tidak.

"Tuh kamu panas," kata Selena setelah memegang kening Erlano.

"Ah ini mah cuma panas biasa," jawab Erlano sambil melontarkan senyuman pada Selena.

Selena bangkit. "Engga, kamu harus di kompres," kata Selena, "cepet tiduran di kasur nanti aku ambilin air panas."

"Engga usah Sel, paling abis tidur udah ilang," tolak Erlano.

"Yaudah kalo gitu kamu tidur sana di kasur," perintah Selena.

"Iya nanti," jawab Erlano.

"Sekarang! Liat sekarang udah jam berapa?" Selena memarahi Erlano seperti memarahi anak kecil.

"Iya-iya," jawab Erlano lalu beranjak ke tempat tidur.

Setelah beberapa saat Erlano memejamkan mata, akhirnya Erlano beranjak ke dunia mimpi. Selena yang memperhatikan Erlano dengan tatapan khawatir langsung berjalan ke luar dengan kaki kanan yang mulai membaik.

Selena kembali dengan membawa ember berisi air panas dan handuk kering untuk mengompres Erlano.

Selena duduk di pinggir kasur sambil memeras air di handuk, lalu menempelkan handuk itu ke kening Erlano.

Esok paginya, Selena terbangun karena cahaya yang mulai menyinari setiap sudut kamar. Selena tertidur di pinggir kasur sambil menyandar ke tembok, saat Selena ingin beranjak berdiri tiba-tiba sebuah tangan menahannya untuk pergi.

Erlano menggenggam tangan kiri Selena dengan erat sambil mengigau. "Jaaangaannn ppperrrrrgiiii," racau Erlano tidak jelas.

Selena mendekat ke arah Erlano, memastikan apa yang di bicarakan oleh Erlano. "Jangan pergi." Kata itu yang di bicarakan oleh Erlano.

Selena mengelus kepala Erlano dengan tangan kanannya. "Iya, aku gak akan pergi," jawab Selena pelan.

Tak lama kemudian Erlano sadar, melihat Selena yang sedang memperhatikannya. Setelah sadar, Erlano melepas genggaman Selena.

KITA : CCAADK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang