KITA 32 - His Departure

22 9 0
                                    

Makasih yang udah mau mampir ke cerita ini~

*****

❤Happy Reading!❤

*****

Erlano menoleh ke arah Selena dengan mata yang mulai bergenang oleh air mata, Selena beranjak berdiri tepat di hadapan Erlano. "Kenapa Lan?"

"Ayah," Erlano menangis di pelukan Selena hingga sesenggukkan.

"Ayah kamu kenapa?" tanya Selena sambil menatap kedua mata Erlano.

Erlano dan Selena berlari di selasar rumah sakit, brakk!! Erlano syok dengan apa yang dia lihat barusan.

"Ayah!" Erlano menghampiri Ayahnya yang terbaring di atas brankar, dengan perawat-perawat yang ingin memindahkannya ke ruang mayat.

"Yah! Erlano mohon Ayah bangun! Ayah harus sadar! Ayah! Ayah harus bangun, Erlano gak akan maafin Ayah kalo Ayah gak bangun." Erlano menangis di depan jasad sang Ayah, ia memeluk sang Ayah setelah belasan tahun tak bertemu.

Selena mencoba menenangkan Erlano, semua perawat menahan Erlano karena Erlano mengguncang tubuh sang Ayah. "Lan kamu harus ikhlas," ucap Selena sambil mengelus punggung Erlano.

"Maaf Dok, kami harus pindahin Pak Dito ke kamar mayat," kata Suster Della sambil menyingkirkan tangan Erlano dari tubuh Ayahnya.

Erlano terjatuh ketika Ayahnya di bawa pergi. "Lan," panggil Selena sambil memegang pundak kiri Erlano dari belakang.

Erlano menoleh ke arah Selena, Selena mendekati Erlano lalu memeluknya. "Si-siapa yang tega bunuh Ayah?" Erlano menangis di pelukan Selena.

"Huss jangan ngomong gitu, Ayah kamu meninggal karena udah takdir bukannya di bunuh," kata Selena.

"Ta-tapi kemaren Ayah gapapa," jawab Erlano sambil menangis tersedu-sedu.

"Kamu udah tanya penyebab kematian Ayah kamu?"

Setelah mendengar ucapan Selena barusan Erlano langsung sadar, sontak Erlano berlari menuju kamar mayat. Erlano menerobos masuk ke dalam kamar mayat.

"Suster Della," panggil Erlano sambil memperhatikan tubuh Ayahnya yang terbaring kaku.

"Dok, Dokter kok di sini?" tanya Suster Della.

"Saya tanya, apa penyebab kematian Pak Dito?" tanya Erlano dengan tegas.

*****

Selena menunggu Erlano di depan kamar mayat, tak lama kemudian suara pintu terbuka. "Gimana?" tanya Selena sambil menghampiri Erlano yang baru saja keluar dari ruang mayat.

"Seseorang membunuh Ayah," jawab Erlano dengan ekspresi sedih.

"Hah? Serius Lan?" tanya Selena tak percaya.

"Iya, ada bisah ular di dalam tubuh Ayah," jawab Erlano, "kemungkinan bisah ular itu di suntikkan ke dalam tubuh Ayah aku."

Dari kejauhan Cindy berlari menuju kamar mayat, Selena dan Erlano yang masih berdiri di sana menyaksikan kedatangan Cindy.

"Papa gue mana Lan?" tanya Cindy dengan ekspresi khawatir.

"Di dalem," jawab Erlano.

KITA : CCAADK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang