KITA 11 - Back Home

38 9 10
                                    

Makasih yang udah mau mampir ke cerita ini~

*****

❤Happy Reading!❤

*****

14 Desember 2014
Umur 22 tahun

Erlano menangis di atas batu nisan, batu nisan yang terukir nama Mamanya. Thea mencoba menenangkan Erlano yang sedang menangis. "Erlano, udah ya jangan nangis, nanti kalo kamu nangis, Mama juga pasti ikut sedih." Thea memberi tau Erlano agar Erlano lebih tegar.

"Iya Ka," jawab Erlano lalu berdiri sambil menyeka air matanya.

"Mending sekarang kita pulang," ajak Thea.

Thea dan Erlano berjalan menuju parkiran makan, tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk pundak Erlano. "Sumpah lo ngagetin gue," kata Erlano setelah menoleh ke arah Cindy.

"Sorry," ucap Cindy.

"Kenapa?" tanya Erlano pada Cindy.

"Turut berduka ya Lan," ucap Cindy.

"Iya, makasih ya Cin," ucap Erlano lalu tersenyum.

"Oh iya, ini tolong di terima ya Kak." Cindy memberikan sebuah amplop pada Thea.

"Makasih ya Cin," ucap Thea sambil menerima amplop pemberian Cindy.

"Iya sama-sama Kak," jawab Cindy lalu melihat jam yang melingkar di tangannya, "eeee gue ada janji, gue pamit pergi dulu ya. Nanti kalo ada waktu gue mampir ke rumah lo."

"Oh yaudah," jawab Erlano.

"Cindy pamit dulu ya Kak," pamit Cindy sambil tersenyum.

"Iya, hati-hati ya Cin," kata Khania.

"Iya Kak," jawab Cindy lalu berlari keluar dari makam.

Sesampainya Erlano dan Thea di rumah, Erlano membuka pintu rumahnya perlahan. Terlihat bingkai foto besar di dinding terpampang foto, Erlano, Mamanya, dan Thea yang sedang tertawa karena kebahagiaan.

"Kakak pamit pulang ya Lan," kata Thea.

"Iya Kak," jawab Erlano.

"Oh iya, ini uang yang di kasih Cindy. Kamu simpen ya buat kebutuhan kamu." Thea memberi tau Erlano.

"Iya Kak, makasih ya udah mau jadi keluarga Erlano," ucap Erlano.

"Iya, Kak Thea juga makasih ya sama kamu. Karena kamu sama Mama mau terima Kak Thea jadi bagian dari keluarga kalian," kata Thea.

"Iya Kak," jawab Erlano.

"Yaudah Kakak pamit pulang dulu," Thea menepuk pundak Erlano lalu berjalan keluar rumah.

"Hati-hati Kak!" teriak Erlano dari dalam rumah.

"Iya."

Esoknya. "Mah, Erlano berangkat kuliah dulu ya," teriak Erlano lalu berhenti berbicara, "oh iya lupa, Mama kan udah meninggal."

KITA : CCAADK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang