SPESIAL CHAPTER [LAST]

75 9 0
                                    

Helloh, bertemu lagi dengan Kusuma di cerita inih. Kali ini Kusuma bawa spesial chapter loh~ yok langsung aja masuk ke ceritanya.

*****

HAPPY READING

*****

6 Tahun Kemudian

   "IH APAAN SI KAK?! BALIKAN HP ITA!"

   "Gak," ledek perempuan yang merebut ponselnya.

   "BUNA!!! KAK ANA SAMA KAK ANO AMBIL HP ITA!!!" perempuan itu mengadu karena ponselnya di ambil oleh sang Kakak.

   "Apa si? Kok Kakak di bawa-bawa?" tanya Laki-laki yang sedang memainkan ponselnya di ruang tamu.

   "Kenapa si berantem terus?" tanya Selena sambil membawa masakan yang ia bawa dari dapur.

   "Itu, Kak Ana ambil HP Ita Bun," perempuan yang bernama Thalita itu mengadu pada Selena.

   "Stefana... jangan gitu dong, balikin gih HP adeknya." Selena menyuruh anak perempuannya mengembalikan ponsel milik Thalita.

   "Ih perasaan Ana waktu kelas 6 HP nya di sita, kok Ita engga si Bun?" tanya Stefana pada Selena.

   "Waktu itu kan kamu ujian, lagi pula nilai kamu turun gara-gara main HP terus," jawab Selena.

   "Sttt... dah lah Buna gak usah ikut-ikut, Ana tuh cuma mau ngajarin dia disiplin doang," kata Stefana sambil menatap tajam mata adiknya.

   "Udah lah Na balikin aja," sahut kembarannya yang berada di ruang tamu.

   "Mana?" Thalita meminta ponselnya kembali.

   "Nih, awas aja." Stefana mengembalikan ponsel adiknya lalu berjalan menuju kamarnya, Stefana menutup pintu kamarnya dengan kasar.

   Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi dari arah kamar Selena. "Buna dedek nangis." Terdengar suara anak laki-laki dari dalam kamar Selena.

   "Stefana! Kalo nutup pintu jangan kenceng-kenceng! Tuh adek kamu jadi nangis," teriak Selena dari dapur.

   Saat Selena ingin menghampiri anak keempatnya, tiba-tiba muncul tangan kekar yang memeluknya dari belakang. "Ih kamu ngagetin aja, udah ah lepas. Caca lagi nangis tuh," kata Selena mencoba melepas pelukan Erlano.

   "Udah kamu di sini aja sama aku," Kata Erlano menenggelamkan kepalanya di pundak Selena sambil memeluk Selena dari belakang.

   "Lepasin! itu Caca lagi nangis Lan!" ucap Selena yang mulai kesal.

   "Stefano! Stefana!" panggil Erlano dengan posisi yang masih sama.

   "Hmm," jawab Stefano lalu menghampiri Erlano.

   "Apa Pi?" Stefana keluar dari kamarnya lalu berdiri tepat di samping Stefano.

   "Itu adek kalian lagi nangis, samperin gih," perintah Erlano.

   "Gak mau," tolak Stefana.

KITA : CCAADK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang