Vote dulu ya baru komen
••
Arthur bersyukur Agatha mau pulang karena sedari tadi Anna terus meminta untuk bertemu dengan Agatha, entah angin apa yang pergi menemui Anna sehingga Anna mau bertemu dengan Agatha yang jelas-jelas sangat tidak di sukainya.
Arthur semakin percaya bahwa Agatha adalah bunda yang cocok untuk kedua anaknya, perlakuan Agatha yang sabar dan manis mampu membuat Arthur di mabukkan oleh sikap Agatha itu, apalagi saat tertidur Agatha tidak banyak tingkah hanya berbalik dengan nyaman.
Agatha memasuki kamar Anna dan melihat Anna sedang tidur dengan tidak nyaman entah kenapa rasanya ada yang Anna pikirkan saat tidur.
"Arthur." panggil Agatha pelan agar tidak membangunkan Anna.
"Anna tidur tapi gelisah kenapa ya?" tanya Arthur sedikit berbisik karena ia juga sadar Anna tengah tertidur.
"Mungkin Anna masih pusing kamu bilang tadi di telfon kan Anna nangis." jawab Agatha yang sudah sepenuhnya masuk.
"Minum obat belum?" tanya Agatha.
"Belum mana mau orang tadi nanyain nya kamu terus aku juga bingung sendiri." jawab nya sudah frustasi.
"Aku coba bangunin ya boleh kan?"
"Boleh banget ayo bangunin aja." jawab Arthur, Agatha mengangguk sebagai jawaban dan mulai mendekati ranjang Anna.
Anna dengan wajah pucatnya tertidur dengan tidak nyaman, Agatha sungguh tidak tega karena ini pertama kali melihat Anna yang sakit, ternyata begini rasanya menjadi ibu ketika anak sedang sakit, perasaan berkecamuk.
"Anna bangun yuk minum obat dulu." Ucap Agatha sembari menggoyangkan tubuh Anna pelan, Anna terusik dari tidurnya dan perlahan membuka matanya.
"Bu-bunda." ucap Anna terbata, Agatha tersenyum dengan itu pertama kalinya Anna memanggilnya dengan sebutan bunda.
"Iya, bunda disini." jawab Agatha tersenyum manis.
Anna segera duduk dari tidurnya saat duduk Anna meringis dan memegang kepalanya yang terasa sakit saat di dudukkan, efek menangis mungkin.
"Maaf bunda Anna salah seharusnya Anna ga teriak di depan bunda dan papa, Anna janji Anna akan mencoba untuk menerima bunda Anna gak akan teriak gitu lagi, maafin Anna hmm hmm hmm hmmmm?" ucap Anna dengan rengekan khasnya.
Agatha yang mendengar pun geli, Anna merengek dengan sangat lucu walau sedang sakit, syukur lah.
"Iya, iya bunda gak masukin hati tentang ucapan kamu tadi kok, sekarang kenapa Anna gak mau minum obat?" tanya Agatha sembari terkekeh kecil. Agatha berkata benar walau setengahnya bohong.
"Anna gak suka obat bun." jawab Anna.
Sedari kecil Anna memang tidak suka dengan berbau obat seperti pill, kapsul, sirup dan lain-lain menurutnya itu tidak enak walau ada rasa manis pada sirup.
Mama nya, Calista dulu selalu maksa Anna untuk meminum obat dengan cara memukulnya dan lain-lain sampai akhirnya Anna trauma akan meminum obat, tapi sekarang entahlah Anna akan mau meminum obat atau tidak.
"Oh ya, satu hal yang kamu belum tau, Anna trauma Tha." ucapan Arthur berhasil membuat Agatha terkejut, bagaimana bisa? Pikirnya dalam hati.
"Kok gitu?"
"Anna trauma bunda." jawab Anna.
"Aku ceritain nya nanti sebelum tidur kaya biasa, saat ini gak tepat buat bicarain traumanya Anna." sepertinya Arthur memahami situasi maka dari itu berbicara seperti tadi.
Rey hanya diam mematung tak di sangka adiknya itu akan cepat menerima bunda nya karena merasa bersalah dan menyesal telah berteriak tak suka yang membuat hati Agatha tersayat.
Baiklah sepertinya Rey akan melihat interaksi bunda Atha nya dan Anna dengan berdiam diri saja.
"Anna minum obat ya nanti sakitnya tambah parah, bunda janji minum obat gak akan pahit." ucap Agatha sembari mengambil makanan di nakas yang di sediakan untuk Anna.
Anna menerimanya dengan anggukan dan mulai memakan nya walaupun hanya sedikit-sedikit karena mungkin itu terasa pahit sebab Anna masih sakit.
Agatha yang melihat tersenyum usahanya membujuk Anna tidak sia-sia baguslah Anna mau menerimanya jika tidak- ah sudahlah.
Lama menunggu akhirnya makanan Anna habis tetapi dengan sedikit sisa makanan yang tidak Anna makan, Agatha memaklum ia segera mengambil piring dan meletakkan nya di atas nampan, menyodorkan Air dan mulai mengeluarkan obat.
Anna sedikit takut karena traumanya namun Agatha akan mencoba nya demi kesembuhan Anna dan bahagia Arthur dan Rey.
"Udah kan sekarang minum obat, Anna harus lawan Traumanya ya.." ucap Agatha ia menyodorkan 3 butir obat tablet pada Anna dengan gemetar Anna mengambilnya dan perlahan meminumnya satu-satu.
"Anna, tablet gak akan pahit kalau kamu minumnya cepet, kalo di lamain emang pahit." ucap Agatha.
Setelah selesai Anna bahagia akhirnya ia bisa meminum obat tanpa rasa takut yang amat, ia harus berterimakasih sepertinya pada bunda Atha abangnya itu.
"Makasi ya bun, Anna jadi gak terlalu takut." ucap Anna tersenyum lebar.
"Mau ceritain ke bunda bagaimana nilai Anna turun?" tanya Arthur kembali mempermasalahkan soal nilai, ini bapaknya kenapa dah? Tanya Agatha dalam hati.
"Arthur.." tegur Agatha hanya dengan memanggil nama Arthur.
"Gak apa-apa bun nanti tapi Anna ceritain ke bunda, bunda jangan cerita ke papa tapi." ucap Anna yang mengerti situasi.
"Loh kok gaboleh di ceritakan ke papa?" kesalnya.
"Ya engga boleh aja udah ah papa pergi aja deh Anna mau bobo. Pusing tau liat bewoknya papa yang gak papa cukur terus." delik Anna langsung membaringkan tubuh mungilnya di kasur, Agatha menyelimuti Anna dan terkekeh pelan.
"Hey papa cukur bewoknya papa ya, jangan sembarangan kamu."
"Idiihh buktinya itu masih banyak, gak rapi lagi benerin bewoknya."
"Udah, udah. Tidur ya kan udah minum obat dan makan, bunda keluar dulu sama papa dan abang." ucap Agatha ia langsung mencium kening Anna yang membuat Anna membeku, jadi seperti ini rasanya di cium oleh seorang ibu? Hangat rasanya.
••
Setelah Arthur memastikan sekali lagi bahwa Anna sudah tertidur, Arthur langsung bergegas ke kamar karena memang ia belum menyelesaikan pekerjaan nya.
Agatha mengikuti setelah menyuruh Rey untuk masuk ke kamarnya, Agatha juga menanyakan tentang belanjaan nya tadi ternyata sudah di tata rapi di kulkas.
Agatha memasuki kamar dan melihat Arthur yang sedang berkutat di laptop miliknya, jari-jari Arthur menari di atas laptop dengan lihainya entah mengetik apa di sana.
"Rika buat masalah ya tadi?" tanya Arthur dengan suara besarnya secara tiba-tiba, Agatha yang sedang memainkan ponselnya pun terlonjak kaget.
"Ngagetin aja sih ah!" gerutunya kesal, ia pun mengurut dada menetralkan jantungnya yang berdetak kencang karena terkejut.
"Eh maaf, Rika buat masalah apa tadi?" tanya Arthur mengulanginya lagi.
"Tanya aja sama Rey dah ya aku males bahas Rika, bikin mood buruk tau gak." jawabnya lalu merebahkan tubuhnya di kasur.
"Oke nanti aku tanyakan."
"Oh iya." lanjut Arthur.
"Apaan?" tanya Agatha ia pun berhenti memainkan ponselnya.
"Jika aku mau memiliki bayi lagi bagaimana?" pertanyaan Arthur membuat Agatha seketika membeku, ia harus menjawab apa sekarang?
••
Tbc
Hayoh Agatha akan menjawab apa ya? Jangan-jangan...
Vote dan komen nya jangan lupa ya aku akan update lagi nanti! See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA ATHA
ChickLitEND | REVISI •Follow dulu sebelum baca• Menjadi orang tua sambung itu terbilang cukup sulit, apalagi jika anak-anak yang tidak menyukai, sungguh terasa semakin sulit. Itulah yang di rasakan oleh Calina Agatha perempuan berusia dua puluh tujuh tahu...