Vote dulu ya guys baru komen di paragrafnya.
Gimana kabar kalian guys? Sehat?
••
Agatha bingung sendiri sekarang ia harus jawab apa, jika jawab iya maka entah apa yang terjadi selanjutnya, jika jawab tidak itu pasti akan menyakiti hati Arthur.
Lantas apa jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Arthur tadi? Cukup lama ia memikirkan jawaban untuk Arthur tapi ia masih menimang antara menjawab iya atau tidak.
"Bagaimana Agatha?" tanya Arthur lagi yang mampu membuyarkan lamunan Agatha.
"Ah- eh mmm belum waktunya deh Arthur, anak kamu kan udah dua hehe." jawab Agatha gelagapan, akhirnya terjawab sudah pertanyaan yang dilontarkan Arthur, Agatha lega namun apa tanggapan Arthur nantinya?
"Padahal mami kamu mau gendong cucu walaupun sudah mendapat cucu, tapi Mami juga mau menggendong bayi, apa tidak kasihan? Umur mu sudah dua puluh tujuh tahun sedangkan aku akan menginjak tiga puluh delapan tahun,"
"Aku juga ingin memiliki anak lagi sebelum umurku bertambah menjadi semakin tua. Maaf, tapi tenang saja aku tidak memaksa untuk itu anak dua juga sudah cukup." jelas Arthur panjang lebar. Ia menutup laptopnya dan berjalan ke arah Agatha yang sedang gugup.
"Arthur mau apaan ini?" batin nya Agatha takut.
"Tak perlu gugup seperti itu Agatha santai saja aku tidak akan melakukan apapun, aku hanya ingin tidur dan kepalaku aku tidurkan di paha mu, boleh?" tanya Arthur, ia pun mendudukan dirinya di kasur empuk nan halus itu.
Agatha tersadar dan terkekeh. "Astaga aku tidak gugup Arthur, sini mau berbaring bukan?" bohong Agatha sebenarnya ia sangat gugup tapi ia tutupi karena malu dan gengsi.
Arthur mulai merebahkan tubuhnya dengan kepala yang ia tidurkan di paha Agatha yang tertutupi celana panjang dan halus, Arthur membuka ponselnya karena berbunyi menandakan pesan masuk pada Line nya.
Agatha mengintip sedikit ternyata pesan dari Calista entah pesan apa itu, terlihat dari pesan itu menggunakan emoji menangis, Agatha pernasaran ingin menanya tapi sepertinya tidak perlu itu privasi Arthur.
Ia memilih untuk menyibukkan diri pada ponselnya membuka Line sebelum membuka aplikasi instagramnya, ada pesan dari Hana yang menyampaikan padanya ingin main ke rumahnya dan Agatha balas bahwa Agatha memperbolehkan Hana ke rumahnya dan Arthur ia juga menambahkan alamatnya di pesan berikutnya.
"Tha." panggil Arthur sembari menutup ponselnya, sudah selesai Arthur bermain dengan ponselnya itu.
"Kenapa?" tanya Agatha bingung, Arthur memanggilnya juga bingung.
"Calista mendapat kekerasan dari suaminya, ia mendapat memar dan lain nya anaknya pun sama, tadi ia cerita tapi tidak ku tanggapi dengan serius terlalu malas untuk menanggapi urusan Calista itu."
"Dan ibu akan kesini malam ini, ibu sepertinya sudah ingin bertemu dengan anak, menantu dan cucunya." lanjut Arthur lalu memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut istrinya pada hidung mancung Arthur dan dagu Arthur yang mulai di tumbuhi sedikit rambut halus.
"Memangnya Calista harus bercerita kepadamu? Ah mungkin Calista masih menyimpan rasa sampai seperti itu." jawab Agatha.
"Emm apa ibumu akan menerima aku Arthur?" tanya Agatha.
"Iya mungkin, aku tidak tahu, semoga saja Calista tidak menaruh perasaan padaku karena itu hal yang paling aku takutkan saat aku mulai mencintai kamu." jawab Arthur tanpa menjawab pertanyaan tentang ibunya.
Tok.. Tok.. Tok..
Pintu di ketuk oleh seseorang dengan ketukan lambat, Arthur beranjak untuk membukakan pintu dengan berkata.
"Biar aku saja yang membukanya." sedangkan Agatha menunggu di pinggiran kasur dengan pikiran penuh tanya.
Sebenarnya Agatha sangat senang saat Arthur berbicara mulai mencintai dirinya walaupun dirinya juga belum sepenuhnya mencintai Arthur tapi ia akan coba sepenuhnya hati untuk Arthur dan menepis pesaraan untuk Brandon.
Yang mengetuk ternyata Rika, ada apa Rika tiba-tiba mengetuk pintunya dan itu yang pertama kalinya Rika mengetuk pintu, biasanya hanya Marisa atau Arin yang mengetuk pintu.
"Ada apa?" tanya Arthur dingin ia sedikit- ah ralat banyak tidak suka pada Rika karena sikap nya yang seperti... Mmmm kalian tahu lah.
"Apa tuan ingin di buatkan teh atau semacamnya?" tanya Rika dengan nada yang penuh dengan godaan.
"Ah tidak biarkan istri saya yang kembuatkan saya kopi karena kopi buatan istri saya sangat enak asal kamu tahu." delik Arthur lalu melirik Agatha yang sedang memilih novel miliknya.
"Biar saya yang buatkan saja tuan, rasa kopi buatan saya tidak kalah enak dengan kopi buatan nona Agatha." jawabnya dengan senyum merekah.
"Apa kamu tidak mendengarnya sayang?" tanya Arthur yang bertanya pada Agatha dengan suara beratnya.
"ck. Yaampun Rika kamu ini mau mengganggu suami saya yang tadi hampir saja mencium saya ya? Pembantu macam apa kamu?" tanya Agatha dari belakang tubuh Arthur, seketika amarah Rika memuncak apa katanya? Mencium? Bahkan Rika belum mendapatkan itu!
Hey Rika tolong ya sadar diri.
"Pergi saja Rika sebelum saya pecat kamu." ucap Arthur lalu menutup pintu dengan keras yang membuat Agatha terkejut.
"Jadi kamu mau aku cium ya Agatha?" tanya Arthur dengan godaan khas nya memperlihatkan mata hijau yang merona.
"Tidak, itu sebagai gertakan untuk Rika saja." jawabnya mengalihkan pandangan agar muka merahnya tidak terekspos pegitu saja.
Cup
Arthur mencium nya tepat di bibir, Agatha benar-benar terkejut kala itu bayangkan saja first kiss nya di ambil oleh lelaki yang kini berstatus suaminya itu dengan wajah yang amat sangat bahagia.
Arthur tersadar Agatha akan segera mengamuk langsung berlari sambil berkata. "Ibu akan segera tiba di bandara aku harus menjemput nanti ku kabari, jangan mengamuk pada anak-anak tunggu aku pulang saja sayang!" kekeh Arthur sembari berlari keluar. Agatha menganga melihat Arthur yang berlari keluar kamar.
Arthur tahu first kiss Agatha ia yang ambil karena Ningsih memberi tahunya Agatha belum mendapatkan ciuman dari Brandon dan lainnya maka ia yang mengambil first kiss Agatha.
••
Tbc
Gajelas yekan? Huhuu maaf ya sekali update gajelas, terimakasih jangan lupakan vote dan komen guys thankyou 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA ATHA
ChickLitEND | REVISI •Follow dulu sebelum baca• Menjadi orang tua sambung itu terbilang cukup sulit, apalagi jika anak-anak yang tidak menyukai, sungguh terasa semakin sulit. Itulah yang di rasakan oleh Calina Agatha perempuan berusia dua puluh tujuh tahu...