Waktu terasa begitu cepat, hari ini adalah hari dimana Calista akan berkunjung ke rumah, tidak ada semangat dalam hidup Agatha hari ini sampai Arthur pun terheran istrinya jarang sekali bad mood melebihi bad mood biasanya.
Entah kenapa rasanya Calista akan membuat ia merasa semakin sedih hari ini, entah dari kalimat Calista yang membicarakan bahwa ia akan mengambil Anna dari Arthur dan dirinya atau karena Calista akan mengambil Stormy dari pelukan nya.
"Tha!" Arthur memanggil dengan sedikit berteriak, Agatha kembali melamun setelah masak sampai tidak memperhatikan Jeff yang sedari tadi mengacak susu botolnya.
"KHAMCHAGIA!" Agatha berteriak kaget karena Arthur menepuk pundaknya.
"Apa sih!?" Tanya Agatha sewot, bahkan ia sangat tidak perduli Jeff memperhatikan nya bertengkar dengan Arthur dan kaget mendengar Agatha berteriak.
"Tuh liat anak kamu berantakin susunya, jangan ngelamun terus coba mikirin apa sih?" Tanya Arthur sedikit kesal, ia jadi kena imbasnya bad mood Agatha.
"Yaallah nak! Bunda udah bilang kan jangan berantakin, ngerti gak bunda lagi bad mood? Apa perlu bunda definisikan apa itu bad mood? Bukan nya udah tau bad mood itu apa? Jeffrey denger bunda? Jawab Jeff." Tanya Agatha seperkian detik. Bahkan mungkin hanya 10 detik Agatha mengomel seperti itu membuat Jeff sendiri tersadar.
"Maaf buna, au belecin ya.." Ucap Jeff sedikit melengkungkan bibirnya ke bawah mendengar Agatha mengomel. Mungkin di rumah yang sering mendapatkan omelan maut Agatha hanya Anna dan Jeff karena keduanya lah yang banyak membuat masalah di rumah.
Sampai sewaktu-waktu Agatha memasang nama mereka berdua di kulkas agar mereka menyadari apa yang mereka perbuat, walaupun percuma untuk Jeff.
"Pergi ke papa, biar bunda beresin. Buruan." Ucap Agatha dengan nada dingin, Jeff melihat ke arah Arthur dan Arthur menginstruksikan Jeff agar cepat pergi ke arahnya. Jeff langsung bangun dan berlari ke arah Arthur.
"Bunda lagi sensi, mungkin Jeff bakalan punya adik setelah ini." Ucap Arthur bercanda membuat Agatha menatapnya tajam, sedangkan Arthur hanya cengengesan dan pergi dari ruang tamu.
"Bunda gatau apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi apa-apa kalian harus sabar." Ucap Agatha lirih setelah Arthur pergi, ia langsung menangis mengingat pesan yang di kirim oleh Calista kemarin malam.
Ia pikir dua tahun ini cukup untuk membuat Calista sadar bahwa yang Calista lakukan itu salah, namun ternyata tidak, ia bahkan akan mengambil Anna ataupun Stormy bersamanya.
Agatha hanya bisa pasrah sekarang.
••
Calista datang tepat pada waktu yang di tentukan, hari sabtu pukul 14.00 WIB. Ia datang sendirian dengan membawa berbagai makanan yang ia beli saat perjalanan ke rumah nya yang dulu.
Arthur benar-benar terkejut dengan perubahan Calista yang sekarang lebih natural dan tidak banyak menggunakan berbagai make up sama seperti Agatha yang suka sekali berpenampilan natural.
Stormy dan Anna sama-sama tidak mau keluar kamar menemui mama mereka, entah kenapa Stormy beneran merajuk walaupun sudah di suguhkan Cimil di depan pintu kamarnya. Calista juga sudah mengetuk pintu kamar keduanya tapi mereka sama-sama menjawab tidak.
Agatha akan mencoba sekali lagi untuk membujuk keduanya agar mau menemui Calista di bawah.
"Anna jangan kaya anak kecil sayang, ayo keluar mama udah nunggu di bawah, anak yang baik harus baik juga sama semua orang, apalagi itu mama kamu sayang." Ucap Agatha dari luar, dengan beberapa detik berhasil pintu di buka oleh Anna.
"Ini karena bunda nyuruh Anna keluar, kalo bukan bunda mending Anna nonton atau Anna keluar sama kak Dave tanpa ketemu mama." Jawab Anna dengan muka datar nya, Agatha menanggapi jawaban Anna dengan senyum.
"Duluan, bunda mau nyuruh Stormy keluar." Ucap Agatha di angguki oleh Anna, setelahnya Anna turun ke bawah.
Di kamar Stormy.
"Itu mama loh sayang, mama kamu. Cimil juga kan di bawah lagi main sama Jeff. Keluar ya sayang? Mama kangen sama kamu katanya." Ucap Agatha berusaha membuka selimbut yang menutupi Stormy namun tidak berhasil.
"Kangen apanya? Mama aja telantarin Storm kok di panti asuhan sampai Storm trauma sama banyak orang, aneh. Kalo Storm turun juga percuma." Ucap Stormy tanpa membuka selimbutnya, nada nya terdengar sangat datar dan dingin.
Hati Agatha teriris, ia tahu bagaimana traumanya Stormy karena anak itu cerita padanya. Usianya boleh kecil tapi ingatan masalalu nya jangan diragukan.
"Gaboleh gitu Storm, bunda gak ajarin Storm buat gitu loh."
"Hish iya-iya, ini karena bunda Storm mau ke bawah temuin mama, kalo bukan Storm mending tidur lagi kan sedep." Agatha terkekeh, ia segera menuntun Stormy untuk merapikan rambutnya. Setelah itu mereka turun ke bawah sama-sama.
••
Anna dan Stormy bahkan Rey, mereka sama-sama berjauhan duduk dengan Calista. Ekspresi yang sama pula datar tanpa mau berbicara membuat suasana semakin canggung.
"Mama mau minta maaf dengan apa yang mama lakuin sama kalian bertiga, mama bener-bener nyesel telantarin kalian gitu aja. Sekarang malah anak-anak mama yang lain yang ikut papanya meninggalkan mama."
"Karma kali tuh ma." Celetuk Anna tanpa sopan santun.
"Anna.." Tegur Agatha lembut, Anna kembali diam ia sudah sangat kesal mendengar celotehan yang di keluarkan Calista.
"Mama kesini mau ambil Anna, tinggal sama mama sayang, mama mau nebus semua kesalahan yang pernah mama lakuin sama kamu, hanya satu bulan mama janji." Ucap Calista membuat Anna was-was ia mengeratkan genggaman tangannya pada Agatha.
"Bunda Anna gamau bun, plis bun bilang engga!" Ucap Anna sembari menahan tangisnya yang akan pecah, trauma yang sudah hilang kini kembali hanya dengan kalimat yang menurutnya asing keluar dari mulut Calista.
"Bunda gabisa bilang engga Anna, ikut sama mama, mama juga bilang kan cuma satu bulan." Ucap Agatha membuat Anna semakin kesal, mana mau ia tinggal bersama dengan sang mama yang jelas sudah membuangnya tanpa kasih sayang.
"Aku izinkan mbak, mbak bisa tunggu sebentar, aku harus bereskan dulu bajunya Anna." Ucap Agatha penuh tegar, sungguh hanya satu bulan terasa seperti satu tahun nantinya.
"Papa! Tolong dong Anna gamau pa jangan izinin Anna kaya bunda pa!" Gertak Anna tak terima.
"Papa gabisa bantu, semua keputusan di tangan bunda." Jawab Arthur singkat walaupun dalam hatinya tidak, Arthur ingin menentang permintaan Calista.
"Pengen banget berontak tapi bunda udah geter banget dan dingin, maaf ya bun seharusnya tadi Anna bener-bener gak turun." Batin Anna.
"Rey juga kalo mau ikut ayo." Ucap Calista sembari tersenyum manis, aneh dulu Arthur candu tapi sekarang tidak ia lebih mencandu suara lembut Agatha yang membacakan dongeng.
"Engga deh tante, aku lebih baik sama bunda, kasian bunda punya baby aku juga harus jaga baby, lagian rumah tante sama kampus jauh banget, aku males." Jawab Rey benar-benar mengganti mama menjadi tante.
"Ayo Na ke atas dulu, kan harus beresin baju kamu."
Dengan berat hati Anna menuruti apa kata Agatha ia mengikuti Agatha dari belakang, Jeff ingin ikut namun Arthur tahan, sedari tadi Stormy benar-benar tidak di tanya apapun oleh Calista membuat Arthur curiga.
Benar bukan apa yang Stormy ucapkan, percuma.
Ia hanya bisa mendoakan Anna agar tidak apa-apa saat sebulan bersama Calista nantinya. Semoga kejadian buruk tidak pernah menimpa Anna nantinya.
Semoga saja.
••
Tbc
40+ boleh ga nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA ATHA
ChickLitEND | REVISI •Follow dulu sebelum baca• Menjadi orang tua sambung itu terbilang cukup sulit, apalagi jika anak-anak yang tidak menyukai, sungguh terasa semakin sulit. Itulah yang di rasakan oleh Calina Agatha perempuan berusia dua puluh tujuh tahu...