22 | Belajar Bahasa✔️

52K 3.4K 86
                                    

Hari ini adalah hari yang sudah Stormy tunggu-tunggu dari satu bulan yang lalu, ia akan belajar bahasa bersama guru yang sudah Agatha siapkan untuknya.

Pagi ini Stormy awal bangun semalam ia susah untuk tidur lagi karena memikirkan bagaimana seru nya belajar bahasa tanpa paksaan lagi. Agatha terharu, semangat Stormy tidak main-main untuk belajar berbagai bahasa.

Arthur meminta Agatha agar Stormy di ajarkan 5 bahasa saja untuk mempermudahkan Stormy dalam hal traveling nantinya. Di antara kelima bahasa itu dua bahasa sudah Stormy kuasai yakni Inggris dan indonesia walaupun indonesia sedikit masih tidak di mengerti Stormy.

"Bang bangunin Anna gih belom turun tuh, sini tasnya biar bunda simpen." ujar Agatha ia mengambil tas Rey dan Rey mengangguk dan pergi ke kamar Anna.

"Pagi sayang, masak apa?" tanya Arthur yang sudah rapi dengan pakaian santainya.

Hari ini Arthur ada di rumah di karenakan pekerjaan sudah di serahkan pada sekertarisnya ia hanya menunggu informasi lanjutan saja, pada akhirnya ia memutuskan untuk diam di rumah menemani Agatha dan Stormy setelah mengantarkan Rey dan Anna ke sekolah.

"Aku masak nasi goreng udang untuk kamu, Rey dan Anna lalu nasi goreng ayam untuk Stormy." jawab Agatha sembari ia menyelesaikan masaknya.

"Oh ya guru Stormy kesini jam berapa?" tanya Arthur lagi, ia memeluk Agatha dari belakang menghirup aroma Agatha yang memabukkan dan selalu candu baginya.

"Geli Arthur!" sahutnya terkekeh kecil.

Stormy yang melihat ikut terkekeh karena orang tuanya begitu menggemaskan di matanya, kapan lagi ia menikmati keromantisan kedua orang tuanya di pagi hari? Stormy jarang sekali bangun pagi seperti sekarang.

"Jam 8 aja nanti belajarnya sampai jam 12 setelah itu udah deh ketemu pagi nya lagi, libur cuma hari jum'at sabtu dan minggu aja." jawab Agatha.

Arthur mengangguk ia melepaskan pelukan nya pada Agatha dan duduk di sebelah Stormy ia mengupaskan pisang untuk Stormy. Sembari berbincang sedikit dengan Agatha.

Rey turun dengan Anna, terlihat Anna begitu murung di pagi hari ini entah apa yang membuatnya murung namun yang pasti itu karena Arthur yang menatap Anna dingin, hati Anna teriris melihatnya.

Agatha hanya bisa pasrah kali ini entah siapa yang duluan memulai meminta maaf namun Agatha berharap keduanya berbaikan sekarang.

"Ayo makan keburu telat nanti." ucap Agatha lalu menyiapkan makan mereka, ia pun menyuapi Stormy yang sedang bermain dengan ipad nya.

"Anna maafin papa ya, papa keterlaluan semalam jangan di masukin hati papa bener-bener nyesel bilang Anna selalu mengecewakan." ucap Arthur yang akhirnya meminta maaf.

"Gapapa kok pa Anna ngerti." jawab Anna.

"Papa gatau harus bilang apa lagi selain bilang maaf sama kamu, perbuatan papa kemarin memang susah buat di toleransi lagi. Papa mohon kamu maafkan papa dalam keadaan tulus ya sayang papa janji setelah ini papa gaakan bentak kamu tentang apapun masalah kamu."

Anna mengangguk dan melanjutkan makan nya mood Anna sedang buruk yang Agatha perkirakan ia mengelus lengan Arthur dan menggeleng pelan menandakan jangan berbicara lagi setelah ini biarkan Anna menikmati makan nya.

••

"Saya Safia bu, saya mengajarkan Stormy untuk bahasa yang ibu mau waktu berbicang dalam telfon kemarin bagaimana?"

Iya guru yang Agatha pesan sudah sampai di rumah nya guru dengan berbagai bahasa yang ia pegang menjadi daya tarik tersendiri untuk Agatha.

"Iya saya kenal kok, ayo ke kamar aja langsung anak saya udah nunggu, oh ya mulai hari ini belajar bahasa korea dulu karena nanti kalau grandma nya datang bisa langsung berbicara fasih, Stormy anak yang gampang hapal apapun itu kok."

"Baik bu, maaf tapi gaji yang di berikan berapa ya? Maaf sekali saya lancang namun saya harus memastikan untuk kebutuhan saya nantinya."

"Kamu jangan khawatir gaji yang saya berikan cukup untuk biaya kamu satu bulan lebih tepatnya sih saya akan gaji kamu 8 juta perbulan, cukup atau masih kurang?" tanya Agatha lagi sebelum melangkah ke kamar Stormy.

"Astaga bu itu lebih dari cukup saya hanya bekerja sampingan sebagai guru. Saya bersyukur mendapatkan gaji sebesar itu bu."

"Baiklah mari. Kalau kerja kamu lebih bagus dari ini saya akan tambahkan gaji nya."

"Namun bagaimana dengan keuangan suami ibu?" tanya Safia ia benar-benar tidak bisa mendapatkan uang sebanyak itu hanya dalam satu bulan, memang bagus nun ia juga tidak mau membebani suami dari Agatha.

"Itu gak masalah buat suami saya, yang penting anaknya bisa lancar berbahasa lagian gaji yang saya kasih udah kesepakatan dari suami saya juga."

"Baiklah bu terimakasih!" seru nya senang Agatha terkekeh dan mengangguk ia mengantarkan Safia ke dalam kamar Stormy dan Safia mulai perkenalan setelahnya Safia mengajarkan Stormy.

Agatha tidak heran mengapa Safia begitu terkejut dengan gaji yang ia berikan untuk mengajarkan Stormy, menurutnya itu lebih dari cukup untuk satu bulan di tambah lagi uang untuk biaya satu bulan di tanggung oleh Agatha dan Arthur.

Sama seperti Marisa dan Arin namun mereka lebih banyak di gaji yakni sekitar 15 juta perbulan, kesepakatan Arthur memberikan mereka gaji sebanyak itu. Karena bagi Arthur kualitas bekerja dengan baik harus di berikan upah yang baik pula.

Maka dari itu Arin maupun Marisa begitu betah dan setia pada pekerjaan mereka.

Agatha memilih untuk pergi ke kamar nya menunggu Arthur sebelum itu Marisa memberikan segelas susu hamil untuk Agatha minum. Arthur belum juga pulang dari mengantarkan Rey dan Anna entah pergi kemana Arthur ini.

••

"Bun." panggil Rey.

Mereka sudah berada di rumah jam menunjukkan pukul 7 malam yang artinya sudah harus makan malam, namun Anna tidak mau turun dan memilih makan makanan nya di kamar.

Mood Anna benar-benar buruk untuk kesekian kalinya di tambah lagi dengan kehadiran Safia yang makan malam bersama. Anna tidak pernah suka orang asing yang baru berdiam diri terlalu lama di rumah.

Agatha dan Arthur memaklumi sifat tersebut turun dari Calista ke Anna keduanya susah untuk menerima orang baru yang harus berlama di rumah mereka.

"Apa bang?" tanya Agatha.

"Sekolah adain rapat orang tua untuk kenaikan kelas, nah bunda bisa dateng gak? Sekalian papa juga dateng ke kelasnya Anna?"

"Rey lebih baik papa yang masuk ke kelas Rey dan bunda ke kelas Anna, Anna bakalan bad mood lagi nanti, kan Anna masih marah sama papa." ujar Arthur.

"Itu terserah si, yang penting bunda sama papa bisa dateng gak? Rey mohon."

"Bisa sayang tenang aja kayak bunda nya sibuk aja, bunda dateng kok papa usaha juga buat ambil libur lagi besok." ucap Agatha yang tersenyum Rey selalu memohon jika itu memberatkan kedua orang tuanya, tak pernah tidak mengucapkan itu.

"Oke deh bun besok jam 9 ya, makasi bun." ujar Rey bahagia ia mencium pipi Agatha yang duduk di sebelahnya. Agatha tersenyum dan mengangguk.

Malam itu di habiskan dengan canda tawa setelah Safia pulang di antarkan supir. Anna tidak turun juga sedari tadi membuat Agatha khawatir dan mengecek keadaan Anna namun terlihat Anna sedang menonton drakor.

"Gak tidur?"

"Baru makan bun mana boleh tidur nanti gendut dong."

"Alesan aja kamu niii, kalo udah mau tidur tidur aja jangan kemaleman. Mau makan apa besok?"

"Sup ikan."

Jawab Anna yang di angguki Agatha, kemudian Agatha keluar kamar Anna ia segera memasuki kamarnya untuk menidurkan Stormy.

••

Double up nih.
Jangan lupa vote dan komen yang belum komen di chap atas boleh komen dong:(

Next?

BUNDA ATHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang