15 | Menjemput✔️

63.5K 4.3K 11
                                    

Agatha menepati janjinya kali ini ia menjemput kedua anaknya karena Anna memintanya untuk ke gramedia setelah pulang sekolah, oh ya lusa nanti Yuri akan pulang ke korea lagi ia mengakhiri liburan nya di indonesia sampai besok malam.

Agatha sudah siap dengan pakaian nya walaupun di usia Agatha yang sudah beranjak kepala tiga ia tetap cocok memakai pakaian anak muda. Dan tak lupa ia menutupi luka-luka yang ada di kakinya pasca kecelakaan kemarin.

"Ibu, Atha jemput anak-anak dulu ya, gapapa kan?" tanya Agatha terlebih dahulu karena ibunya akan ia tinggal sendiri di rumah tidak bersama Arin, Marisa maupun Rika karena mereka di suruh Arthur pergi ke panti asuhan.

"Gapapa nak. Ibu sendiri aja lagian emang udah biasa mending buruan deh jemput anak-anak nanti takutnya malah mereka kecewa sama kamu karena telat." jawab nya, ia pun mengangguk dan berpamitan setelahnya baru ia pergi menggunakan mobil pribadi nya.

Setelah setengah jam menempuh perjalanan akhirnya Agatha sampai di sekolah, tadi Rey sempat menelepon dan meminta Agatha untuk menjemputnya di kelas ia harus belajar tambahan namun ia terlalu malas mengikutinya.

Agatha hanya menurut lagian menurutnya kelas tambahan tidak efektif karena anak-anak dari pagi hingga sore stress mendengar pembelajaran di tambah istirahat yang hanya 20 menit saja walaupun 2 kali istirahat. Mending belajar tambahan itu di weekend yang benar-benar di setujui anak-anak didik guru yang bersangkutan.

Di depan gerbang ia bertemu dengan Hana sahabatnya. "Hana! Kok lo disini sih?" tanya Agatha menghampiri Hana yang sedang diam di depan gerbang sekolah.

"Iya nih gue jemput sepupu gue disini, males banget mana hari ini panas. Tapi gue jadi nostalgia disini, btw lo kok kesini?" Tanya Hana balik melihat sahabatnya berada di sekolah untuk apa?

"Oh, gue jemput anak-anak gue kesini, kelas udah selesai dan anak gue yang cowok harus belajar tambahan tapi katanya males dan panas yang cewek juga udah bosen di sekolah udah gak sabar pengen ke papanya." jawab Agatha, tak lama dari itu Hana di datangi sepupunya dan Hana langsung pamit pada Agatha.

Agatha pun memasuki gerbang yang memang sudah di buka karena ini sudah waktunya anak-anak pulang, Agatha berjalan di koridor kelas 11 mendapati banyaknya tatapan dari siswa dan siswi yang berlalu lalang di sana.

"Anna!" panggil Agatha yang melihat Anna sedang duduk di depan kelas Rey. Anna pasti menunggunya dan tentu menunggu Rey.

"Bunda! Anna udah bosen di sini bunda bantuin abang keluar kelas ya? Anna mau cepet ke kantor papa udah lama gak kesana." ucap Anna setelah ia menyalami tangan Agatha, Agatha mengangguk dan langsung mengetuk pintu setelah pintu di buka barulah ia mengobrol dengan guru di kelas Rey.

"Brianna sedang apa di sini?" tanya Guru bernama Halimah pada Anna.

"Saya tunggu abang saya bu." jawab Anna dan Bu Halimah pun mengangguk ia memfokuskan diri pada Agatha sekarang.

"Ada apa ya? Siapa anda?" Tanya bu Halimah pada Agatha.

"Saya bundanya Geffrey bu, nama saya Agatha. Papa nya Geffrey meminta ia untuk segera pulang saya menjemput anak-anak saya sekarang, apa Rey boleh pulang?" tanya Agatha sopan ia juga harus menjaga sikap pada orang yang lebih tua darinya.

"Oh baiklah sebentar saya panggilkan dulu, tunggu ya Agatha." Agatha mengangguk ia membalikkan tubuh melihat Anna sembari mengedipkan sebelah matanya.

Setelah menunggu akhirnya Rey keluar dengan membawa tas nya. Tak lupa Agatha bilang terimakasih pada bu Halimah karena sudah mengizinkan Rey untuk pulang.

"Stres ya bang?" tanya Agatha ia merangkul Anna yang langsung mendapat perhatian dari beberapa siswa yang telah selesai piket.

"Iya bun abang udah stres banget bu Halimah malah nambah jam nya kan males mana ngejelasin kayak ngedongeng kan abang jadi ngantuk bun." adu nya membuat Agatha terkekeh.

"Dari dulu juga bu Halimah memang gitu, biarin aja kali lagian pelajaran nya mudah banget kok buat di hapal, perlu bunda ajarin bang?" Tanya Agatha.

"Boleh bun kalo bunda yang ajarin Rey ngerti deh."

"ANNA!" teriak seseorang dari balik mereka, laki-laki dengan pakaian yang tidak baik menghampiri mereka.

"Lo ngapain dateng lagi ke hadapan gue Van?" tanya Anna sinis, ya yang mendatanginya adalah Vano mantan pacar sepihaknya.

"Hei kok kamu gitu sih? Kita masih pacaran sayang kamu kok-"

"Gausah ngada-ngada ya! Anna gapunya pacar dari dulu juga jangan ngaku-ngaku jadi orang." ucap Rey cepat yang memanaskan keadaan.

"Cih, lo sendiri yang mutusin kok lo bisa bilang gitu? Gak sehat lo." ujar nya menatap Vano seakan Vano itu hanya sampah.

"Jangan menganggap ucapan saya sepele anak muda, begini, anak saya tidak pernah saya izinkan untuk berpacaran karena masa depannya lebih baik ketimbang pacaran dengan cowok urakan seperti kamu. Pulang nak, ibu kamu kasian kalo liat kelakuan anaknya kayak gini. Udah ayo masuk mobil kalian." Ucap Agatha pada akhirnya ia sudah gedeg pada laki-laki bernama Vano ini.

"Oh ya jangan pernah temuin Anna lagi, kalau sampai saya melihat Anna dan kamu bertemu, abis kamu." lanjutnya ia berani untuk mengancam sekarang.

"Ah Shit!" umpatnya namun tak terdengar oleh Agatha.

Di dalam mobil Anna hanya melamun sampai pada akhirnya Agatha kembali membuka suaranya.

"Anna mau kan dengerin bunda?" tanya Agatha secara tiba-tiba, Anna menoleh dan mengangguk.

"Nanti Anna ceritain semua sama bunda, tenang aja abang sama papa gaakan tau rahasia Anna, dengerin bunda ya nak. Kamu itu masih kecil jangan dulu berpikir untuk pacaran ya memang kamu udah SMA namun kamu belum cukup dewasa untuk menjalin hubungan, dari mulai nilai, perilaku dan lainnya akan mempengaruhi kamu belum lagi pacar kamu minta ini dan itu membuat kamu pusing sendiri, jangan sampai kamu masuk ke lubang itu sayang."

"Bunda tau ini bukan masalah nya bunda tapi bunda harus bisa mendidik anak lebih baik lagi walaupun Anna bukan anak kandung bunda. Bunda juga harus mau menerima permintaan tolong anak-anak bunda jika anak-anak bunda ada masalah." Lanjutnya.

"Satu lagi, Anna kalau punya masalah bilang aja sama bunda nanti bunda bantuin buat selesaikan nya, inget ya. Anna masih kecil dan Anna gaboleh pacaran kalo memang Anna gamau sakit hati." Tambahnya.

"Iya bunda Anna nanti cerita sama bunda, makasi banyak bun." Jawab Anna ia tersenyum menanggapi nasihat bundanya. Baru kali ini ia merasakan hangatnya di perhatikan oleh seorang ibu walaupun bukan ibu kandungnya.

Rey tersenyum melihat interaksi keduanya yang semakin hari semakin dekat.

••

Tbc

Thank u guys udah 10k aja gak nyangka aku hehe jangan lupa vote dan komen ya guys see you 🖤

BUNDA ATHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang