Vote dan komen nya ya..
••
Arthur mengunjungi ruangan dimana Ravi- papi Agatha di rawat, setelah menanyakan kepada perawat ia langsung bergegas ke ruangan Ravi bersama dengan Anna sedangkan Rey bertugas menunggu Agatha sampai Agatha selesai di tangani oleh dokter.
Sesampainya di ruangan Arthur langsung mengetuk pintu kamar tersebut dan di bukakan oleh Ningsih sendiri, Anna mengintip sedikit dan terlihat seorang pria paruh baya yang tengah tertidur lelap di sana.
"Eh Arthur ayo masuk, Agatha dimana? Dan ini?" tanya Ningsih dengan mata berbinar, senang karena menantunya datang untuk menjenguk suaminya.
"Maafkan Arthur mami, Arthur lalai menjaga Agatha, Arthur benar-benar merasa bersalah." ucap Arthur dengan berkaca-kaca.
"Maksudnya Arthur?" tanya Ningsih.
"Agatha mengalami kecelakaan tadi di depan rumah sakit saat mau menyebrang, Arthur dan Agatha sedang marahan mi tap-"
"A-Agatha dimana sekarang?" Ningsih menyela ucapan Arthur dengan cepat.
"Agatha sedang di tangani mi, maafkan Arthur. Dan ya Arthur kesini mau mewakili Agatha yang tidak bisa untuk menjenguk papinya. Bagaimana keadaan papi mi?"
"Keadaan nya sudah stabil dan baik, bagaimana Agatha?"
"Rey akan kasih tahu mi, Arthur sudah bilang pada Rey jika Agatha sudah selesai di tangani beri tahu Arthur lewat panggilan." Ningsih mengangguk dan beralih melihat Anna yang tengah memainkan jari-jari lentiknya.
"Hei, cucu oma?" Anna menengok dan tersenyum seperti apa yang di ucapkan Arthur saat perjalanan yang menyuruh Anna untuk tetap senyum saat menghadapi neneknya itu.
"Iya oma ini Anna." ucap Anna sembari tersenyum manis.
"Sekali dapat cucu langsung sebesar ini Arthur." ujar Ningsih kegirangan walaupun hatinya merasa tidak enak karena mendapat berita tentang Agatha tadi. Sedangkan Arthur hanya tersenyum menanggapi Ningsih.
"Kelas berapa sayang?" tanya Ningsih yang masih setia memeluk erat cucunya tersebut.
"Baru kelas 10 oma, abang kelas 11." jawab nya santai.
Ponsel Arthur berdering menandakan ada telfon masuk, ternyata Rey menelfon nya dan langsung ia angkat. "Halo Rey gimana?" tanya Arthur.
"Bunda nangis pah, udah bangun tapi nangis, bunda juga gak mau bicara sama Rey, bunda di masukin ke rungan VIP 2 Anggrek." ujar Rey sedih.
"Jaga bunda dulu ya papa kesana sama Anna."
Telfon di putus sepihak oleh Arthur, Arthur dan Anna meninggalkan Ningsih setelah memberi tahu keadaan Agatha pada Ningsih. Ningsih sendiri bilang nanti ia akan menyusul saat Ravi sudah bangun dari tidurnya dan Arthur hanya mengangguk.
Dengan tergesa Arthur membawa Anna dengan menyeretnya perlahan, setelah sampai di ruang rawat Agatha, terlihat Agatha sedang menangis di pelukan Rey tetapi Rey tidak melepaskan nya melainkan membalas pelukan Agatha dengan erat di longgarkan sedikit agar Agatha tidak merasa sakit pada badannya.
Arthur menghampiri seketika tangisnya pecah melihat keadaan Agatha yang benar-benar kacau seperti sekarang, dengan spontan Agatha berbicara. "Pedulikah kamu Arthur?" tanya nya dengan pilu membuat Arthur semakin deras mengeluarkan air matanya.
Rey melepas pelukan nya pada sang bunda dan membiarkan papanya memeluk erat, menumpahkan segala tangisan nya bersamaan dengan pelukan hangat yang di berikan Agatha. Keduanya menangis tersedu-sedu.
Rey menghampiri Anna yang juga berkaca-kaca melihat pemandangan sedih di depan matanya. Rey memeluk Anna dari samping dan berbisik seakan bunda Atha nya itu tidak apa-apa. Agatha merasakan hawa nya mulai membaik pun mengusap air mata nya dan air mata Arthur bergantian.
"Udah aku udah gak apa-apa, maaf ya, jangan nangis lagi." lirihnya terdengar sedih namun wajahnya tersenyum.
Arthur mengangguk dan tersenyum tulus pula mencium kening Agatha dengan lembut dan kembali memeluknya. Rey dan Anna menghampiri lalu mereka berpelukan bersama terdengar tawa Agatha yang bahagia disana.
"Bunda jangan banyak pikiran dulu, mending tidur deh." ucap Rey karena Agatha bangun dengan spontan tanpa persiapan apapun dari tubuh Agatha nya.
"Bunda gak apa-apa kok bang, mending abang keluar cari makan gih belom makan kan? Anna pun belom makan bukan?" tanya nya dengan senyuman yang begitu menyejukkan.
Rey mengangguk dan segera membawa Anna keluar membiarkan papanya itu leluasa berbicara pada Agatha walaupun dalam hati Rey tidak enak jika papanya itu berhadapan langsung dengan Agatha secara jika papanya sudah berbicara maka yang keluar bukan lah kata-kata lembut melainkan kata-kata pedas.
Sepeninggalnya Rey dan Anna, Arthur menggenggam tangan Agatha yang berbalut infus dengan air muka sedih dengan spontan Arthur bertanya.
"Apa sakit?" tanya nya dengan muka bingung.
"Engga, lebih sakit saat kamu bersikap dingin sama aku Arthur." jawab Agatha membuat Arthur merasa bersalah sekarang.
"Maaf." hanya itu ucapan yang keluar dari mulut Arthur entah bagaimana lagi dirinya meminta maaf karena mendiami Agatha dan meninggalkan nya di Mall serta malah pulang dengan seenak jidatnya saja tanpa memikirkan nasib Agatha.
"Kamu mau kan menceritakan masalah dengan pria yang bernama Rafa itu?" Agatha mengangguk.
"Lantas kapan?" tanya nya lagi. Agatha terdiam sebentar.
"Atha??" Arthur penasaran dengan jawaban yang akan di lontarkan Agatha.
"Nanti sampai aku siap Arthur lagian masih sedikit pusing untuk berbicara banyak nantinya." jawab Agatha kembali bersedih. Agatha sendiri lupa tidak menanyakan keadaan papinya pada Arthur tapi ia juga tidak tahu Arthur menjenguk papinya.
"Gak apa-apa lain kali saja, sekarang berbaring lah. Maaf memaksa kamu." lalu Agatha pun mengangguk. Ia merebahkan tubuhnya lagi di ranjang dan memejamkan matanya untuk meredam pusing yang melanda kepalanya.
Tak lama pintu ruangannya terbuka dan menampilkan Yuri beserta Calista yang Yuri bawa membuat Arthur menjadi tidak mood karena melihat wajah Calista yang sangat tidak sesuai dengan pandangannya.
Untungnya Agatha tertidur pulas saat Calista menyapanya, mungkin karena pusing tadi membuat Agatha mudah terlelap.••
Tbc.
Maaf banget baru bisa update karena aku sedang masa sibuk-sibuknya akan menjalankan ujian sekolah, jadi aku akan update lagi saat ujian sekolah selesai deh! Jangan lupa untuk selalu tekan bintang dan komen nya!
See you 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA ATHA
ChickLitEND | REVISI •Follow dulu sebelum baca• Menjadi orang tua sambung itu terbilang cukup sulit, apalagi jika anak-anak yang tidak menyukai, sungguh terasa semakin sulit. Itulah yang di rasakan oleh Calina Agatha perempuan berusia dua puluh tujuh tahu...