Hai aku Arfa.
Maaf banget buat semuanya yang baca cerita Bunda Atha ini, aku udah gatau lagi harus nulis ceritanya kaya gimana. Yang kecewa sama 3 part kemarin maaf banget itu udah jalan cerita yang aku buat disini.
Dan emang jalan cerita yang aku fikirkan kaya begini bahkan jauh sebelum Bunda Atha sampai sejauh ini.
Kalo kalian sakit mata baca ceritanya mending gausah di lanjut bacanya ya guys, kasian sama mata kalian jadinya.
Jangan bikin sakit hati Author nya ya! Apapun cerita yang kalian baca di penulis manapun itu mohon jangan bikin sakit hati Authornya.
Mungkin kata aku susah buat bikin cerita kaya gini apalagi permintaan pembacanya yang minta update jangan lama-lama, seneng campur susah karena bukan hanya di sini kesibukkan tapi di rl juga sibuk.
Sekali lagi aku Arfa minta maaf sama kalian jika kalian merasa kecewa dengan jalan ceritanya🙏🏻🖤
Besok part Epilog, sekali lagi aku gaakan bikin sequel.
Selamat membaca!
••
Agatha masih setia menunggu Arthur di rumah sakit, anak-anaknya pulang bersama Ningsih karena sudah tidak di perbolehkan untuk berada di ruangan terutama Jeff dan Stormy yang masih di bawah umur.
Arthur sama sekali tidak mau melepaskan tangan nya dari Agatha, mungkin karena rindu ia malah memegang Agatha lebih erat lagi.
"Kenapa si? Aku juga gaakan kemana-mana." Ucap Agatha, ia tersenyum melihat suaminya lebih manja padanya.
"Takutnya malah pergi lagi, aku gasuka tau." Jawabnya, ia berbaring dan mulai bercerita banyak hal.
"Oh ya kamu gak ada niatan buat minta penjelasan gitu? Daritadi nanya tentang anak-anak tanpa nanya kejadian 5 tahun lalu." Ucap Arthur agak heran, rasanya ada yang kurang karena Agatha tidak meminta penjelasan! Ia mengetahuinya.
"Buat apa? Aku aja udah tau siapa Thalha dan apa yang Thalha lakuin sama kamu, tapi karena aku terlalu sakit hati waktu itu aku jadi gamau pulang." Jawab nya.
"Biar gaada salah paham, mending aku jelasin lagi."
Agatha menggelengkan kepalanya. "Aku udah tau semuanya Arthur, jangan memaksakan untuk menjelaskan nya, nanti malah sakit hati lagi aku pergi lagi."
"Jangan dong!" Jawabnya tak terima ia malah mencubit lengan Agatha sampai Agatha meringis.
"Sakit tau!"
"Ya--ya makanya jangan bilang gitu, jadi aku cubit kan." Ucapnya mengelak, persis seperti dua bocah yang sedang bertengkar karena berebutan mainan.
"Oh iya? Kamu kok mau aja si gila kerja? Anak-anak gak di perhatiin sama sekali malah mami yang perhatiin gimana sih!" omel Agatha, Arthur malah terkekeh mendengarnya.
Sudah lama sekali ia tidak mendengar omelan-omelan yang Agatha berikan, candunya hilang selama 5 tahun entah kenapa yang paling ia rindukan dari Agatha adalah omelan nya dan kasih sayang yang tulusnya, mungkin karena omelan dan kasih sayang Agatha adalah yang terbaik?
"Anak-anak aku perhatiin kok tenang aja, cuma di bantu sama mami, mana tega mami biarin menantunya sendiri yang jaga anak-anak apalagi Stormy yang jelas-jelas marah banget sama aku." Jelasnya.
"Oh ya Stormy juga hampir satu tahun gamau ngomong sama aku karena aku yang menyebabkan kamu pergi entah kemana." Tambahnya.
"Segitu berpengaruhnya ya, maafin aku seharusnya satu tahun ini aku pulang. Karena hati aku terlalu sakit makanya aku jadi kaya gini." Jawab nya Agatha kembali merasa bersalah, memang seharusnya egonya di turunkan dan memilih untuk pulang lagi ke Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA ATHA
ChickLitEND | REVISI •Follow dulu sebelum baca• Menjadi orang tua sambung itu terbilang cukup sulit, apalagi jika anak-anak yang tidak menyukai, sungguh terasa semakin sulit. Itulah yang di rasakan oleh Calina Agatha perempuan berusia dua puluh tujuh tahu...