"Bunda kok izinin sih? Anna kan gamau bun, kenapa harus di izinin Anna tinggal sama mama kaya mama Calista? Anna udah betah tinggal sama bunda." Ucap Anna sembari menangis.
"Bunda gabisa larang sayang, sebenernya bunda juga gamau kamu di ambil sama mama kamu, tapi mama kamu maksa terus di chat, bunda jadi takut sendiri. Maaf bunda harus izinin kamu. Ini keputusan salah sayang." Ucap Agatha ia juga menangis namun dalam diam.
"Anna pengen nentang deh, mama orangnya udah gabisa di percaya Anna yakin itu, makanya Anna berusaha buat gak ikut sama mama."
"Maaf, maafin bunda hiks." Pecah sudah tangis Agatha, apa yang ia takutkan benar-benar terjadi. Calista mengambil Anna darinya. Ia hanya bisa berdoa Anna akan baik-baik saja tanpanya.
"Jangan nangis dong bun, Anna bakalan minta tolong sama papa dan anak buah papa buat bantu Anna disana nantinya." Ucap Anna, ia memeluk tubuh Agatha dari samping.
"Bunda salah sayang."
"Engga! Bunda gak salah! Anna gapapa kok Anna kan bisa minta bantuan papa buat keluarin Anna dari rumah mama nantinya, jangan salahin bunda. Anna mau kok. Anna akan coba terima ini." Ucap Anna berusaha untuk tegar.
"Dah siap, ayo kita ke bawah mama udah nungguin kan." Ucap Agatha ia tersenyum di sela tangisan nya membuat Anna merasa sakit hati melihat bunda kesayangan nya menangis.
Anna mengangguk singkat ia mengendong tasnya dan Agatha membawakan kopernya. Agatha mengusap wajahnya yang lembab agar tidak menangis lagi saat Anna di bawa oleh Calista nantinya.
Sesampainya di ruang tamu Calista ternyata sedang memainkan ponsel. Sedangkan Arthur menggendong Jeff yang tengah tertidur beda halnya dengan Rey dan Stormy yang sedang menonton di ponsel Rey.
Benar-benar tidak ada percakapan lagi di antara mereka setelah Agatha kekamar Anna bersama Anna tadi.
"Mbak udah siap, mau berangkat sekarang atau makan dulu?" Tanya Agatha berusaha untuk tetap sopan. Padahal sebenarnya dalam hatinya ingin sekali ia menjambak Calista. Aneh.
"Sekarang aja lagian saya juga mau ke minimarket buat kebutuhan Anna di rumah saya nantinya." Agatha mengangguk ia memberikan koper itu pada anak buah Calista yang sengaja di bawa untuk membantunya.
"See you bulan depan kakak Anna!" Ucap Stormy ia berlari dan memeluk Anna, ia tidak mau menumpahkan tangisnya sekarang. Tunggu saja saat ia di kamar sendirian.
"See you mymy, jangan nyusahin bunda terus ya? Bunda kan ada baby. Kalo mau ambil coklat di kamar kakak ambil aja bilang nanti sama kakak Dave."
Dave sengaja memberikan coklat bejibun untuk Anna saat sedang bad mood. Kebiasaan Stormy dan Jeff adalah meminta izin pada Dave untuk memakan coklat yang sudah di sediakan. Padahal Dave tidak meminta itu keduanya berinisiatif.
"See you sayang jangan nyusahin mama loh ya, bunda pasti tunggu kamu di rumah." Ucap Agatha ia memeluk Anna dan memberikan kecupan hangat pada Anna.
"See you, jangan kangen berantem sama abang ya Anna, abang mau abisin coklat bang Dave di kamar."
"Bunda ih bunda! Hukum kek ih abang ngeselin banget!" Adu nya pada Agatha membuat Agatha terkekeh.
"Iya nanti bunda hukum." Jawabnya sembari terkekeh, tak ada yang menyadari bahwa ia sudah menangis.
"See you sayang kabari papa selalu apapun itu, kalo mau makan, tidur dan lain nya harus bilang sama papa oke?" Ucap Arthur ia tidak bisa memeluk karena sedang menggendong Jeff.
"Beres pa!" Jawab nya semangat, walaupun hatinya tidak. Mana ada semangat dalam dirinya untuk meninggalkan keluarga hanya dalam waktu sebulan?
Keduanya pamit walau sedikit susah untuk Anna keluar, dengan berbagai alasan yang tidak jelas mau tak mau Anna ikut dengan keterpaksaan bersama Calista.
Agatha terjatuh ke lantai dan tangisnya pecah, seisi ruangan bahkan kaget ketika Agatha menjatuhkan dirinya dengan tangis yang benar-benar memilukan bagi siapa saja yang mendengar.
Rey langsung terduduk di lantai bersamaan dengan pelukan yang Agatha berikan pada Rey, Agatha shock anak perempuannya di ambil oleh mamanya, walaupun begitu tetap saja ia sakit hati melihat Anna di ambil paksa oleh Calista.
"Anak bunda bang, anak bunda di ambil..." Ucap Agatha dengan nada bergetarnya, sungguh Rey tidak sanggup menyaksikan itu bahkan Arthur pun menangis dalam diam melihatnya.
"Gapapa bun, hanya sebulan jangan nangis dong abang jadi sedih kalo bunda nangis. Bangun yuk bun jangan gini liat Stormy aja mau nangis." Ucap Rey berusaha untuk tidak menangis.
"Maafin bunda, maaf bunda harus lepasin Anna."
"Bunda gak salah kok, papa aja izinin. Ayo berdiri bun dingin tau duduk di lantai gini bunda bisa sakit."
Akhirnya Agatha menurut, tatapan Agatha kosong ke depan. Arthur menyimpan Jeff di sofa panjang dan berhati-hati menyimpan nya karena takut Jeff akan bangun dan akhirnya Jeff rewel.
"It's okey Agatha, Anna aman kok, anak buah aku ada di sana mereka nanti bantu ambil Anna lagi, Anna masih bisa ketemu sama kamu. Jangan nangis aku gak kuat." Ucap Arthur sembari memeluk Agatha, Agatha hanya tersenyum tanpa menanggapi apa yang dikatakan Arthur.
"Udah siang, ayo makan." Ucap Agatha ia melepaskan pekukan Arthur dengan hati-hati. Menggendong Stormy untuk ke meja makan.
"Ayo turutin, bunda lagi sedih."
"Setelahnya ikut papa ke taman belakang ada beberapa yang harus papa omongin sama kamu." Lanjut Arthur dan meninggalkan Rey di ruang tamu.
"Rey main game aja sambil nunggu Jeff, papa duluan, bilangin sama bunda pa. Tolong." Jawab Rey, Arthur hanya menganggukkan kepalanya.
Entahlah Rey rasanya tidak mau makan apapun setelah Anna pergi bersama Calista. Ia lebih memilih main game sembari menunggu Jeff yang sedang tidur.
••
Hari berlalu begitu cepat, dua minggu lagi Anna di kembalikan oleh Calista. Perasaan Agatha semakin lega karena Anna memberi tahunya bahwa Calista memang baik dan benar-benar menebus semua kesalahan nya.
Saat ini Agatha tengah menyiapkan beberapa barang bawaan yang harus di bawa Rey ke pertandingan basket kampusnya, Rey susah sekali untuk membereskan nya sendiri, sudah kebiasaan Rey selalu di bantu oleh Agatha.
"Bunda nanti anterin Stormy ke sekolah kan?" Tanya Stormy sembari memakan sereal nya.
"Iya sayang bunda anter kok kenapa? Mau di anter papa aja?" Agatha menanya balik.
Stormy menggelengkan kepalanya. "Sama bunda aja deh, lebih enak di kasih uang jajan lebih kalo papa susah banget ngasih uang lebih." Jawab Stormy berbisik karena takut papanya itu akan mendengar dan memarahinya.
"Abang!" Panggil Agatha dari meja makan, Rey sedang bersama dengan Jeff di halaman belakang. Mereka sedang bermain ayunan yang tersedia untuk Stormy.
Rey datang terburu-buru dengan Jeff di pangkuan nya. "Ini semua udah bunda beresin, jangan lupa sandwich nya di abisin, Tupperware nya bawa lagi kalo sampe ilang bunda hukum kamu." Lanjut Agatha sembari menaruh Tupperware isi sandwich kesukaan Rey dalam tas basketnya.
"Iya bun iya, Rey selalu bawa kali, emang Anna selalu ketinggalan dan akhirnya ilang?!" Jawab Rey agak sewot, bundanya itu selalu saja menyuruhnya membawa Tupperware padahal Tupperware nya tak lupa ia bawa kembali.
"Baguslah, ayo makan. Kamu harus pergi lebih awal kan?" Tanya Agatha dan Rey mengangguk.
"Papa mana btw?"
"Masih tidur hari ini papa libur bang." Jawab Agatha kemudian Rey mengangguk lagi.
••
Tbc
Jangan lupa vote komen nya, aku sempetin update 3 sekaligus, sebenernya udah aku draf lumayan lama untuk part 40 dan 41 tapi aku harus nunggu part 42 untuk di publikasikan, 50+ komen untuk part selanjutnya! See you🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA ATHA
ChickLitEND | REVISI •Follow dulu sebelum baca• Menjadi orang tua sambung itu terbilang cukup sulit, apalagi jika anak-anak yang tidak menyukai, sungguh terasa semakin sulit. Itulah yang di rasakan oleh Calina Agatha perempuan berusia dua puluh tujuh tahu...