Vote dan komen ya
••
Rey dengan Anna sedang makan di kantin rumah sakit mereka menghabiskan waktu bersama dengan canda dan juga tawa mereka karena mereka sangat jarang memiliki waktu berdua.
Sebenarnya firasat Rey tidak enak mengenai bundanya, bahkan sedari tadi bercanda dengan Anna pun Rey masih sempat memikirkan bundanya entah itu dengan perasaan tidak nyaman.
"Anna, udah makan nya?" tanya Rey, Anna pun menoleh dan mengangguk.
"Ayo ke ruangan bunda lagi." ajak Rey.
"Ayo bang, bayar dulu kah?" tanya Anna.
"Iya bentar abang bayar dulu, Anna tunggu di sini." ucap Rey lalu membayar makanan ke kasir, Anna menunggu dengan memainkan ponselnya.
"Udah, buruan." ucap Rey setelah membayar makanan nya, Anna mengangguk lalu mengikuti Rey dari belakang. Tak lama dari itu mereka sudah di depan ruangan Agatha.
Mereka memasuki ruangan dan terkejut mendapatkan mamanya yang sedang mengobrol dengan Grandma mereka. Anna menghampiri mamanya dengan banjir air mata entahlah mungkin Anna sedang rindu.
"Mama." lirih Anna yang langsung memeluk Calista, Agatha yang melihat sedikit takut jika perlakuan Calista akan tidak baik pada Anna.
"Lepas!" bentak Calista membuat Anna sangat terkejut. "Siapa suruh kamu peluk saya? Saya tidak menyuruhnya!" bentak Calista lagi, benar apa yang di pikiran Agatha, Calista akan kasar pada Anna.
Anna yang berhati lembut menjadi sedikit sensitif jika saja di bentak dan benar adanya Anna ketakutan saat ini, Rey mendekati Anna dan memeluk adiknya itu. Arthur bangkit dari duduknya dan menghampiri Calista dengan keadaan marah, Agatha tidak bisa menahan nya karena ia juga lemas.
Plak!
Suara tamparan yang begitu nyaring dari tangan kekar Arthur sampai pada pipi Calista. "Oh sungguh Arthur! Ibu tidak mengajarkan itu!" ucap Yuri dengan nada marahnya.
"Lagian siapa yang suruh ibu bawa wanita gak bener ini kemari?! Lihat apa yang sudah Calista perbuat pada anaknya sendiri?!" bentak Arthur dengan kesabaran yang sudah habis, sebenarnya ia sangat risih dengan keberadaan Calista yang benar-benar mengolok-olok dirinya dan juga Agatha.
Dan kini kesabaran yang sepenuhnya telah ia tahan meledak begitu saja sampai berani main tangan dengan menampar keras pipi Calista sampai memerah. Calista sendiri terdiam sampai mengeluarkan air matanya.
Agatha mengkode Rey untuk membawa Anna keluar, ia akan segera menyelesaikan ini dengan mereka yang di hadapan nya. Untungnya Rey lelaki yang peka, tau apa yang harus ia lakukan. Membawa Anna ke luar dari ruangan tersebut.
"LALU SIAPA YANG MEMBUAT GADIS PENYAKITAN ITU ARTHUR!? SIAPA HAH? KAMU!!" teriak Calista dengan emosi mendarah daging sama dengan Arthur.
"Hah! Lantas siapa yang meminta? Anda Calista! Hanya karena arisan, anda memintanya!"
"Kalau saja anda tidak bahkan memaksa meminta hamil lagi saya pun tidak akan melakukannya, begitu bodoh saya mencintai mu dulu. Yaampun semurah itukah anda? Mengambil hati ibu saya kembali saat saya sudah beristri??" lanjut Arthur menghempaskan tangan Calista yang hendak menampar pipi Arthur.
"Cih. Murahan."
Memang dasarnya Arthur pria yang kuat maka badan sekecil Calista mampu ia singkarkan dengan tenaga yang tidak berat. "Cukup! Ini rumah sakit mohon jangan teriak!" ucap Agatha pada akhirnya menahan badannya yang hendak jatuh namun Arthur dengan sigap menghampiri Agatha dan menidurkan kembali Agatha.
"Mending ibu pulang bawa wanita itu, di sini hanya beban saja. Lain kali jangan membawa siapapun bu, tolong." ucap Arthur memohon, Yuri mengerti sekarang masalah ini terjadi karena dirinya membawa Calista.
Sebenarnya Yuri membawa Calista karena Calista benar-benar memaksa Yuri untuk mambawa nya, dengan alasan ingin menjenguk istri Arthur namun kenyataan nya Calista membuat masalah. Salah juga karena Calista membentak anaknya sendiri, darah dagingnya sendiri, yang di kandungnya sendiri!
"Baiklah, ibu akan kembali besok, tidak akan membawa wanita ini lagi!" final Yuri kemudian menyeret Calista yang berontak. Di luar tanpa memperdulikan Rey dan Anna Yuri langsung membawa Calista dengan cepat.
Rey membawa Anna masuk lagi masih dengan keadaan menangis, dalam hati Anna ternyata begini rasanya di bentak oleh ibu kandung sendiri dan di katakan sebagai anak penyakitan sungguh sakit sekali.
Anna melihat Agatha yang langsung merentangkan tangan yang artinya Agatha akan memeluk Anna, dengan segera Anna berlari dan memeluk erat bundanya itu. Terasa sekali kehangatan pada tubuh Agatha.
"Anna jangan keras-keras bunda masih sakit." ujar Arthur membuat Anna menyengir dan melonggarkan pelukan nya namun Agatha malah memeluk Anna erat. Arthur terharu!
"Gak apa-apa sayang mungkin mama tidak suka di peluk sembarangan, atau mungkin mama sedang sakit. Jadi mengerti lah hmm?" ucap Agatha lembut sembari mengelus lembut surai Anna. Anna mengangguk dalam pelukan nya.
Agatha menengok sedikit ke arah Rey yang berdiri di dekat Arthur. "Mau juga?" tanya Agatha dan melepaskan satu tangan yang memeluk Anna dan menyuruh Rey memeluknya juga, dengan antusias Rey langsung berlajalan dan memeluk Agatha. Agatha tersenyum tulus.
"Terimakasih tuhan engkau kirimkan Agatha untuk anak-anak." batin Arthur tersenyum.
••
Tbc
Aku usahain update ya sore-sore begini! See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA ATHA
ChickLitEND | REVISI •Follow dulu sebelum baca• Menjadi orang tua sambung itu terbilang cukup sulit, apalagi jika anak-anak yang tidak menyukai, sungguh terasa semakin sulit. Itulah yang di rasakan oleh Calina Agatha perempuan berusia dua puluh tujuh tahu...