Saat ini Agatha tengah berada di rumah Mami dan papinya, Stormy tidak mau lepas dari pelukan nya begitupun Anna karena mereka masih shock dengan kejadian sayap pesawat yang mereka tumpangi saat pulang dari singapura.
Ningsih dan Ravi pun menggelengkan kepala nya mereka terkekeh dengan reaksi Anna dan Stormy padahal pesawat tidak kenapa-napa dan baik-baik saja walaupun di sayap terbakar.
"Sini dong sama oma abang Rey aja mau kok sama oma, sini Anna Mymy." Ujar Ningsih kembali merentangkan tangan nya.
"Kakak aja Mymy mau sama bunda." Jawab Stormy yang malah menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Agatha.
"Sana sama oma kak, Stormy mau bunda omongin dulu, nanti juga main. Denger Anna kita udah selamat kita masih bernafas kamu udah gapapa jadi enjoy ya di kehidupan." Ucap Agatha membuat Anna mengangguk setidaknya Agatha bisa menenangkan pikiran dan hatinya yang sedari tadi membatin tak karuan.
Agatha juga membiasakan memanggil Stormy dengan sebutan kakak.
Pada akhirnya Anna mau memeluk Ningsih dan Rey bergantian memeluk Ravi, sedangkan Arthur ia sibuk dengan laptopnya pekerjaan hari ini tidak mungkin ia tinggalkan lagi. Agatha begitupun kedua orang tua Agatha mengerti situasi jadi mereka akan bertanya masalah apapun itu pada malam hari.
Berhubung Agatha akan menginap sehari di rumah kedua orang tuanya.
"Mymy dengerin bunda ya mau?" Stormy mengangguk namun masih tidak melepaskan pelukan nya.
"Sini liat mata bunda." Stormy menurut.
"Jangan khawatir tentang kejadian pesawat yang hampir jatuh di ketinggian tadi sayang, buktinya kita selamat dari kecelakaan itu karena lebih dahulu kita mendarat di bandaranya, walaupun sedikit guncangan dan Stormy mendapatkan luka memar karena berada di bagian kacanya."
"Bunda obatin semua luka Stormy ya? Stormy main karena Stormy udah selamat dari pesawat yang hampir mengalami kecelakaan fatal itu. Mymy dengerin bunda kan?"
"Denger bun, yaudah Stormy main tapi siku Stormy masih sakit."
"Minta obatin sama oma, oma pandai mengobati luka loh." Ujar Agatha membuat Stormy tersenyum girang. Ia melah menyerahkan nya pada Ningsih menbuat Ningsih terkekeh.
"Beneran bunda?!" Agatha mengangguk.
Lantas Stormy segera berlari kecil menuju Ningsih yang masih memeluk Anna dan merentangkan satu tangan nya agar cucu nya satu itu bisa ia peluk bersamaan dengan cucu yang lain.
Agatha merasa bersyukur atas apa yang ia dapatkan hari ini, dimana ia dan keluarga kecilnya masih selamat dari pesawat yang hampir jatuh dan akan menewaskan banyak orang termasuk dirinya dan calon bayinya.
"Mau berenang gak My, ayo sama opa." Ujar Ravi yang senang dengan kelakuan menggemaskan Stormy.
"Ayo opa, ayo abang kakak!" Seru nya dan tak di sangka berlari lebih dahulu ke kolam renang.
Stormy melompat tanpa mengganti baju terlebih dahulu untungnya Stormy bisa berenang jadi Agatha maupun Arthur tidak khawatir jika tiba-tiba Stormy melompat ke kolam renang.
Ningsih menemani Arthur dan Agatha di ruang tamu, Ningsih senang ia akan mendapatkan cucu yang sangat ia tunggu-tunggu bertahun-tahun yang lalu sekarang akhirnya kesampean.
"Maafin mami yang gak pernah anter kamu cek kandungan ya Tha, mami ngerasa jadi mami yang gagal gak selalu di samping kamu." Ujar Ningsih sedih.
"Astaga mami ngapain ngomong kaya gitu sih gapapa kali orang Arthur juga sering temenin Agatha bahkan gak pernah engga anter Agatha ke rumah sakit buat cek kandungan. Mami jangan ngerasa bersalah Atha tau kok mami kan sibuk sama papi." Jawab Agatha.
Memang benar Ningsih dan Ravi sibuk mereka terbang ke kota lain hanya untuk bekerja di kala usia tua mereka, jika di tanya mengapa mereka selalu menjawab untuk tabungan pensiun nya mereka nanti.
Saat Ravi pensiun Ravi akan menyerahkan perusahaan untuk Arthur nanti mengingat Agatha adalah anak satu-satunya dan Agatha anak perempuan. Sebenarnya Agatha bisa saja mengurus perusahaan namun Agatha akan di sibukkan dengan mengurus anaknya nanti.
Arthur menyetujui penggabungan perusahaan nya dan perusahaan papa mertuanya karena dengan begitu Arthur tidak lagi mengurus atau bolak-balik mengurus perusahaan yang terbilang jauh dari perusahaan nya.
"Minggu depan juga mami ke bali Tha, mau ikut?"
"Atha kan harus jagain anak-anak lagian Atha males ah mi kemana-mana udah mulai pegel nih badan kemaren aja Arthur yang pijitin pinggang karena sakit."
"Ibu hamil emang gitu rasanya campur aduk, tapi mami gak gitu kok Mami kan kuat orang dulu-dulu itu kuat jadi yaudah lah gak di rasain sama mami."
"Jangan mulai bandingin Atha sama mami deh beda tau, kebiasaan ih." Jawab Agatha memutar bola matanya malas.
"Kurangin tuh sifat kaya gitu inget Tha udah punya anak kamu. Udah ya mami ke kamar dulu belom mami beresin." Ucap Ningsih lalu beranjak dari duduknya menuju ke kamarnya.
Agatha berdua bersama Arthur di ruang tamu mereka saling diam dan menyibukkan diri dengan kesibukkan masing-masing, Agatha memilih untuk menonton TV dan Arthur masih setia pada laptopnya sampai tak di rasa kopi yang ia minum telah habis.
"Tha boleh aku minta tolong?" Tanya Arthur tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya. Agatha berdehem singkat karena fokus pada acara yang di tontonnya.
"Bikinin kopi lagi dong Tha kopi aku abis nih."
"Aku bikinin teh aja ya? Udah tiga gelas tuh kamu minum kopi apa gak puyeng satu americano dari Starbucks juga kalo aku udah gemeter deh." Omelnya.
Pasalnya Arthur sudah meminum kopi sebanyak 3 gelas di tambah americano yang di beli di Starbucks saat perjalanan pulang, takutnya Arthur sakit jika mengkonsumsi lebih dari itu makanya Agatha tawarkan Teh.
"Tha aku maunya kopi." Rengek Arthur, jika sudah begini Agatha akan mengeluarkan jurus andalannya.
"Oke."
Agatha membuatkan teh Chamomile yang baik di konsumsi saat pagi hari namun Agatha membuatkan untuk siang hari ini. Dengan begitu Arthur tidak akan mengelak apa yang di berikan Agatha nantinya.
Setelah selesai membuat teh Agatha kembali pada Arthur dan benar saja Arthur mengomel pada Agatha.
"Udah di bikinin, kamu kebanyakan minum kopi gabaik! Dari pagi mana belum sarapan mau sakit ha?!" Omelnya lebih dari omelan Arthur.
"Ish iya-iya ini di minum, makasi teh nya." Jawab Arthur sembari mengerucutkan bibirnya membuat Agatha gemas sendiri.
Cup
Arthur terkejut dengan apa yang Agatha lakukan, Agatha menyosor padanya. Bahkan ia lupa semenjak Agatha hamil Agatha lebih sering nyosor di bandingkan sebelum nya.
"Kaget kan? Sama aku juga." Ucap Agatha dan ia berlari ke tempat anak-anak bermain di kolam renang menyisakan Arthur yang sedang mematung di tempatnya.
Pasalnya lagi sudah dua bulan ini Agatha tidak mencium nya lagi dan hari ini Agatha menciumnya lagi sama halnya yang di lakukan dua bulan lalu.
••
Tbc
Tenang double up kok hehe 30+ komen nya ya jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA ATHA
ChickLitEND | REVISI •Follow dulu sebelum baca• Menjadi orang tua sambung itu terbilang cukup sulit, apalagi jika anak-anak yang tidak menyukai, sungguh terasa semakin sulit. Itulah yang di rasakan oleh Calina Agatha perempuan berusia dua puluh tujuh tahu...