Tuan Muda Gila 49

2.3K 130 7
                                    

"Asalamualaikum bu!" Dina yang langsung menyalami tangan sang mertua yang baru saja turun dari mobil.

Dina tersenyum haru melihat kedatangan sang mertua yang membuatnya rindu setengah mati.

Namun Bu Rina tidak sedikit pun berbicara ataupun sekedar membalas ucapan salam Dina yang sedari tadi menatapnya dengan senyuman manis.Malahan tatapan sinis yang diberikan Bu Rina membuat senyuman manis Dina langsung pudar seketika.

"Kenapa Bu? Kenapa Ibu tidak menjawab salam Dina?" Tanya Dina dengan raut wajah kecewa.

Bu Rina lagi lagi tidak mempedulikan Dina yang bertanya dengan wajah kecewa dan malah meninggalkan Dina yang masih berdiri terpaku dengan sikap acuh sang mertua yang baru pertama ia rasakan setelah beberapa bulan mengenal Bu Rina.

Tentunya Dina tak tinggal diam, ia langsung menyusul sang mertua yang sudah duluan memasuki rumah Denis dengan para pelayan yang sudah berkumpul membentuk sebuah barisan lurus dan memberikan hormat kepada Nyonya besar mereka.

Bu Rina langsung menghempaskan tubuhnya di sofa ruangan tengah dengan letih dia memejamkan matanya hingga suara samar samar Dina yang sudah berdiri di hadapannya membuatnya membuka mata kembali.

"Bu....Apa aku berbuat salah sehingga Ibu marah kepadaku?" Tanya Dina dengan hati hati takut takut Bu Rina semakin marah padanya.

Bu Rina menaikkan sebelah alisnya menatap bingung Dina, Hingga suara geratakan ia keluarkan. "Jangan menatapku! Pergi dan buatkan aku minum!"

Tubuh Dina bergetar seketika saat gertakan yang diucapkan oleh Bu Rina membuat hatinya bagaikan dihantam palu besar hingga pecah seketika.

Dina pasrah dengan apa yang terjadi sekarang, entahlah Dina seperti tidak punya kekuatan lagi untuk bertanya ataupun sekedar melawan. Para pelayan yang melihatnya pun hanya terdiam tak berani ikut campur melihat Nyonya besar mereka marah pada istri  tuan muda mereka.

"Akhirnya Nyonya besar memperlihatkan wujud aslinya." Bisik seorang pelayan yang memang sudah lama bekerja di rumah Denis sehingga menghafal semua karakter sang majikan.

"Benar sekali, mungkin hari ini Nona Muda akan tamat di tangan Nyonya besar." Sambung pelayan lainnya dengan bisikan.

Sebuah langkah kaki memasuki rumah besar Denis dengan langkah elok nan angkuh dan dada yang membusung melambangkan kesombongan yang begitu tinggi.

"Mari Sheila." Panggil Bu Rina yang dengan menepuk nepuk sofa yang ia duduki sekarang. Tentunya Sheila tak menolak ajakan dari Bu Rina yang menyuruhnya duduk. Lagi lagi para pelayan di buat tercengang karna orang yang paling diharamkan Denis untuk masuk kedalam rumahnya sekarang sedang tertawa bersama Nyonya besar mereka.

Tangan Dina terus bergetar membuat sebuah teh dengan air mata yang masih kuat ia bendung tak tau kapan akan tumpah ruah. Badannya yang terus terusan bergetar dan irama jantungnya yang terus berpacu cepat membuatnya harus menguatkan dirinya agar tetap tegar.

Segera Dina pergi dari dapur setelah membuat secangkir teh hangat untuk sang mertua yang tadinya menyuruhnya membuat minuman dengan cara yang masih belum dimengerti Dina sendiri.

Dina menghembuskan napas agar dirinya berhenti gemetaran dan melanjutkan langkah menuju ruang tengah. Dina terus menunduk hingga ia tiba didepan sang mertua dan tak melihat jika Sheila sedang memperhatikan tindakan yang dilakukan Dina.

"Ini bu tehnya." Ucap Dina yang masih menundukkan pandangannya tak berani menatap sang mertua yang kini berubah hingga 180°.

"Ck! Ck! Ternyata setelah menikah dengan Denis nasib mu makin menyedihkan yah Dina." Ucap Sheila yang langsung menyilangkan tangannya di depan dadanya yang begitu terbuka.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang