Tuan Muda Gila 37

2.7K 149 1
                                    

POV: Author

Samar samar pendengaran yang didengar keduanya seperti ada yang memanggil nama Denis.

"Denis? Apa kau mendengar itu?" tanya Dina yang tadinya menangis kini berhenti dan melepaskan pelukan keduanya.

Denis mengangguk cepat dan berkata. "Iya aku juga mendengarnya,"

"Tuan muda!" Lagi lagi suara itu terdengar sontak membuat Denis dan Dina berdiri mencari cari sumber suara tersebut.

"Kami disini," Denis menyahut melambai lambaikan tangannya keatas. Denis yakin bahwa teriakan itu pasti adalah teriakan pak Edo karna Denis mengenali suara tersebut.

Pak Edo yang mendengar suara Denis langsung berlari mendekat melewati semak semak yang menjadi penghalang mereka dan ternyata memang benar bahwa Denis dan Dina ada disana.

"Tuan muda!" Pak Edo berlari diikuti oleh tim SAR dan pihak kepolisian yang jelas melihat Denis yang tengah berdiri menggenggam tangan Dina.

Denis dan Dina tersenyum bahagia saat mereka berhasil ditemukan oleh orang orang. Rasa bahagia kian memuncak saat Denis menggenggam erat tangan Dina sembari tersenyum kearahnya.

"Tuan muda tak apa?" tanya pak Edo yang sudah ada dibelakangnya dengan beberapa orang dibelakang pak Edo.

Denis terus tersenyum kearah semuanya dan berucap. "Aku tidak apa hanya saja kekasihku yang terluka,"

Semuanya memandang kearah Dina yang tengah menundukkan kepalanya.

"Inikan mbak Dina," ucap pak Edo.

"Jangan sekali kali memanggilnya dengan nama sekarang panggil dia Nona Muda karna dialah calon istriku," jelas Denis.

Dina menatap lekat manik mata Denis yang penuh rasa cinta disana.

"Kalau begitu pak mari," ajak pak Agung. Segera Denis dan Dina beranjak pergi dari sana meninggalkan hutan yang menyimpan kenangan bagi mereka berdua.

Tak di sangkah mereka sudah ditemukan hanya dalam satu hari merek menghilang dan semua itu berkat tindakan cepat Aril.

ººº

"Awww sakit," ringis Denis saat luka pada dahinya mulai disentuh obat merah.

"Katanya tadi nggak sakit," ucap Dina yang membuat Denis cengengesan tak jelas.

"Yah kan tadi bukan sekarang," elak Denis.

"Bilang aja mah mau caper sama aku," balas Dina.

"Hehehe sekali kali lah," ucap Denis.

Selesai Dina langsung membereskan kotak P3K memasukkan semuanya ketempat semula lalu menyimpannya kembali.

'Tok tok tok' terdengar suara ketukan pintu kamar Denis beberapa kali.

"Tuan muda, makanannya sudah siap." Ternyata itu adalah Bi Iyem yang mengetuk pintu kamar Denis.

"Baiklah Bi, saya akan segera kesana." Denis segera beranjak saat tadinya dirinya duduk diatas sofa kamarnya menuju kearah Dina yang sedang meletakkan kotak P3K dilaci nakas kamarnya.

"Pergi makan gih," perintah Denis yang menepuk pelahan bahu Dina sontak membuat Dina menoleh kearahnya.

"Kenapa nggak samaan aja," tanya Dina.

"Nanti aja, kamu yang turun duluan dulu karna aku mau nelpon Aril dulu." jawab Denis yang langsung membuat Dina tersenyum mengerti.

Dina segera keluar dari kamar Denis sesaat sebelum ia sudah membersihkan diri dan lukanya yang sudah diobati.

Sedangkan Denis masih didalam kamarnya dan langsung mengambil handphone nya untuk menelpon Aril.

"Halo Aril,"

{....}

"Aku ada tugas untukmu,"

{....}

"Cepat cari tau siapa yang telah membuatku celaka,"

{.....}

Setelah itu Denis langsung menutup telponnya sembari memperbaiki letak gaya rambutnya dan tersenyum miring.

"Kita pastikan dulu," Denis yang langsung tersenyum miring dan beranjak keluar dari kamarnya.

Kaki Denis mulai menapak diatas setiap anak tangga dengan tatapan yang begitu datar dan dingin sesaat saat dipandangi oleh semua pengawal yang langsung menunduk hormat.

Denis kini sampai didepan meja makan saat melihat Dina yang tengah tersenyum kearah Bi Iyem yang tengah berada disampingnya.

Rasa hangat menyambut hati Denis saat melihat Dina yang tersenyum begitu ramah. Segera Denis duduk dipojok depan meja makan atau bisa disebut kursi utama.

"Mama dimana Bi?" tanya Denis sembari membalikkan piringnya.

"Oh nyonya ada didalam kamarnya, nanti juga dianya turun." jawab Bi Iyem yang langsung menyajikan nasi diatas piringku.

"Terima kasih Bi," ucapku sesaat sebelum Bi Iyem melenggang pergi dari hadapanku.

"Sama sama tuan muda," jawab Bi Iyem.

Setelah kepergian Bi Iyem dari tempat Denis dan Dina yang hanya berisi suara sendok beradu dengan garpu hingga Denis memecah keheningan.

"Nanti kamu langsung ke ruang tamu yah," pintah Denis membuat Dina sejenak menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Untuk apa?" tanya Dina sembari menaikan sebelah alisnya kebingungan.

"Nanti juga kau akan tau," jawab Denis yang langsung melanjutkan aktivitas makannya yang sempat tertunda.

'Ihh kalau nggak cinta aku jitak juga tuh kepala' cicit Dina didalam hati.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang