Hampir sebulan aku terus bersama Denis setiap hariku lewati dengan terus bersamanya, mengenal nya lebih dalam dan berusaha menyembuhkan saraf diotaknya.
"Denis!" Aku mulai berkeliling mencari Denis dipenjuru rumah dari kamar hingga taman belakang namun tak kunjungku temukan.
Diriku mulai khawatir mencari cari keberadaan Denis yang biasanya slalu bersamaku seperti anak ayam dan induknya, apalagi ini sudah malam.
"Teman!" Tiba tiba dari belakang ada yang memelukku dengan erat menyandarkan dagu nya di bahu ku.
Aku menoleh melihat siapa yang memelukku yah siapa lagi kalau bukan Denis.
"Kau dari mana saja?" Aku melepaskan pelukannya lalu berbalik menghadap dirinya.
"Hmmm, Denis tadi dari beli permen!" Denis menyodorkan satu permen kepada ku. Ah! manisnya.
"Kau sendiri yang membeli? Atau kau dibelikan?" Menebak nebak dari mana Denis mendapatkan sebuah permen sedangkan penjagaan dirumah ini begitu ketat untuk keluar saja kita harus diperiksa. Apalagi sudah malam, Denis memang bunglon.
"Hmm anu, anu" Denis terlihat gugup didepan ku terus mencari alasan. Hmm dia sudah mulai ingin berbohong kepadaku.
"Saya tadi yang memberinya non." Ucap Bi Iyem yang langsung menyela percakapan kami.
"Ohh kukira Denis yang pergi membeli permen, eh ternyata Bi Iyem." Aku tersenyum kearah Denis sembari membelai lembut pipinya.
"Mana mungkin non, kan ini juga udah malam." Ucap Bi Iyem Aku hanya manggut manggutkan kepalaku.
"Denis sekarang mandi yah!" Aku memegang tangannya melihat nya yang terus tersenyum padaku tanpa mengalihkan pandangannya membuatku gemas saja dan hanya membalasnya dengan mengangguk.
"Anak baik!" Aku terus membelai rambutnya.
Denis langsung berlari menaiki anak tangga begitu pun aku juga menyusulnya namun tangan ku dicekal oleh Bi Iyem membuatku menghentikan langkah ku dan menoleh.
"Makasih yah non, udah merubah Tuan muda yang dulu penyendiri sekarang terbuka dan periang." Kulihat matanya berkaca kaca menatapku.
"Sama sama Bi lagi pula saya sudah menganggap Denis sebagai Kakak saya dan saya akan berusaha menyembuhkannya." Aku langsung melanjutkan langkah ku mengejar Denis yang sudah tak terlihat.
•••
"Denis ayolah berhenti bermain air terus lihatlah semua pakaian ku dari hijab hingga baju semuanya basah!" Melihat Denis yang terus bermain air membuatku sedikit kesal dibuatnya dan lebih parahnya dia tidak menghiraukanku.
"Lihat lah Denis aku mempunyai sebuah permainan!" Aku membentuk huruf O dijariku mencoba membuat gelembung.
"Wah!" Denis fokus melihat gelombong yang dihasilkan jariku membuatku langsung bertindak memandikan nya dengan langsung menyiramnya dengan shower. Eh Denisnya pakai celana loh jangan berpikiran negatif.
Setelah hampir satu jam aku memandikannya akhirnya selesai juga. Hijab hingga baju semuanya basah akibat ulah Denis tapi tak masalah yang penting Denis sudah mandi.
"Denis lihat Aku!" Aku nampak kagum melihat Denis dengan penampilan barunya rambut yang ditata rapi, sweater berwarna gelap dipadukan dengan celana pendek selutut uwwu tampannya tuan muda gilaku. Ia hanya mengerjakannya dengan sendiri mulai memasang celana namun baju aku yang harus membantunya.
"Sekarang kita akan makan!" Dengan semangatnya aku menangkup kedua pipi tuan mudaku.
"Apa kau lapar?" Tanya ku memastikan nya.
"Denis sangat lapar." Denis dengan memajukan bibirnya.
"Ya sudahlah, ayo kita turun kebawah!" Aku langsung menarik tangannya menuruni anak tangga sesekali dia menarik hijab ku.
"Hy!" Aku menoleh menatapnya dengan tatapan tajam dia hanya membalasnya dengan kekehan kecil.
Kami langsung melanjutkan langkah kami yang sempat terhenti akibat ulah Denis.
•••
"Denis mau makan Apa?" Aku langsung mendudukannya di kursi meja makan.
"Denis ingin nasi goreng!" Jawab Denis sembari terus tersenyum. Ah! ingin rasanya mencubit pipinya.
"Baiklah tuan Denis tunggu sebentar chef Dina akan memasak untuk anda." Aku menunduk hormat bak pelayan dan majikan yang berada diistana.
20 menit telah berlalu itupun dengan nasi goreng spesial yang sudah selesaiku buat untuk Denis kenapa dibilang spesial karna ada gambar tersenyum diatas nasi goreng tersebut di sertai pendamping jus jeruk.
"Makanan datang!" Aku langsung meletakkan makanan tersebut dihadapan Denis lalu menarik kursi dihadapan nya.
"Wah!" Denis langsung menarik nasi goreng tersebut dan melahapnya.
Aku menopang daguku dengan kedua tanganku melihatnya makan begitu lahap membuat diriku begitu bahagia walau dirinya begitu berantakan saat makan tapi itu semua agar dirinya lebih mandiri.
"Kalau makan tuh hati hati." Aku membersihkan saus yang ada disudut bibirnya.
Denis tidak peduli bahkan hanya fokus dengan makanan yang ia makanan sungguh menyebalkan kenapa dia tidak menatapku.
Setelah makan Aku dan Denis langsung beranjak pergi ke kamar Denis untuk memberinya obat agar membuatnya tidur lebih awal.
•••
"Pesawat datang!" Aku melayang layangkan obat yang Denis agar dia tertarik dan memakan obatnya.
"Aakkk!" Aku membuka mulut ku agar Denis ikut membuka mulutnya dan benar saja dia membuka mulutnya segera aku memasukkan obat tersebut kedalam mulutnya disusul dengan air.
"Denis sekarang tidur yah!" Aku perlahan merebahkan tubuhnya lalu menyelimutinya.
'Nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo di gigit nyamuk' Aku menyanyikan lagi yang sering Ibuku nyanyikan saat aku tidak bisa tidur dikampung dulu.
Perlahan mata Denis terpejam mungkin obat itu sudah bekerja sehingga ia dapat tidur dengan cepat. Segera aku pergi saat melihat sudah terlelap.
•••
Ibukota kini sudah terlihat ramai jalanan yang mulai dipadati kendaraan yang akan pergi bekerja ataupun ada urusan lainnya.
Aku sudah selesai mandi karna jika aku tak mandi sepagi ini mungkin aku tak akan mandi akibat Denis. Aku langsung berjalan kearah pintu ingin melihat apakah Denis sudah bangun atau belum karna saat shalat malam aku tak mendengar apa apa dari kamarnya ataupun saat shalat subuh.
"Selamat pagi teman!" Denis sungguh mengejutkanku karna dirinya yang sudah berdiri didepan pintu memasang senyum bukannya kelihatan manis malah menyeramkan.
"Heh, pagi juga!" Tersenyum kecut melihat Denis yang sudah mengejutkan pagi pagi begini.
"Teman Denis lapar!" Denis menepuk nepuk perut nya dan memanyunkan bibirnya.
"Yah sudah ayo kita turun, biar Dina masakin." Aku segera merangkul bahunya lalu berjalan beriringan menuruni anak tangga.
"Denis mau makan Apa?" Tanya ku sembari melepaskan peganganku dari bahunya.
"Nasi goreng!" Jawabnya
"Gak bosen apa? nasi goreng melulu." Denis menggeleng geleng.
"Yang lain aja yah!" Aku berusaha membujuknya agar tidak ingin memakan nasi goreng.
"Gak mau pokoknya Denis mau nasi goreng! Gak mau yang lain titik!" Denis menghentak hentak kan kakinya.
"Iya iya deh, sekarang Denis duduk tunggu Dina aja!" Titahku yang langsung meninggalkan Denis menuju dapur.
•••
"Nah sekarang udah jadi!" Aku langsung meletakkan nasi goreng tersebut dihadapannya.
Tanpa babibu Denis langsung melahapnya tak memperdulikan aku yang sedang ada didepannya.
'Semoga saja aku bisa terus bersamamu'
_Andina Dwi Maharani_
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Gila [COMPLETED]
Storie d'amore⬅️[FOLLOW! BARU BACA] ➡️[VOTE! SESUDAH BACA] Denis Kianza Dirgantara lelaki yang menghabiskan hampir 3 tahun hidupnya dengan ketidak warasannya akibat kecelakaan di masa lalu. Namun hidupnya berubah setelah seorang gadis yang awalnya datang sebagai...