POV: Author
Sheila begitu stress setelah ditinggalkan dan hak yang diberikan kepadanya semua ditarik mulai dari rumah hingga mobil yang diberikan semuanya ditarik hingga Sheila yang menangis dipinggir jalan menunggu seseorang yang tadinya ia telpon.
"Jangan bersedih lagi," ucap seorang pria yang langsung berdiri didepan Sheila yang tengah duduk dipinggir jalan memeluk kedua lututnya.
"Evan!" Sheila langsung berdiri memeluk pria itu yang tak lain adalah Evan selingkuhannya.
"Ayo cepat masuk mobil," Evan langsung menarik Sheila masuk kedalam mobilnya.
Evan langsung tancap gas membela jalanan ibukota yang begitu padat kendaraan.
Sheila langsung membuka percakapan tak ingin suasana menjadi sunyi antara dirinya dan Evan.
"Kenapa kau begitu terburu buru?" tanya Sheila.
"Anak buah Denis sedang mencariku dan sekarang aku sedang bersembunyi," jawab Evan yang masih fokus menyetir.
"Kenapa bisa?" tanya kembali Sheila.
"Dia dikhianati oleh Ayahku ditambah lagi dia sudah mengetahui hubungan kita berdua," jelas Evan yang menoleh sebentar kearah Sheila.
Sheila menghembuskan napas dengan kasar sembari menyapu rambutnya kebelakang.
"Tidak usah khawatir, Aku tidak akan meninggalkanmu sama seperti Denis." ucap Evan yan langsung menggenggam erat tangan Sheila.
"Terima kasih yah," Sheila langsung membalas genggaman tangan Evan.
"Sama sama sayang, dan sekarang waktunya kita balas dendam." ucap Evan. Sheila pun langsung mengangguk mantap.
"Kita akan buat mereka lebih menderita lagi," kata Sheila.
°°°
Selesai Denis langsung berjalan pergi menuju kamarnya membersihkan dirinya penuh dengan darah bahkan setelan jas dan kemeja yang ia pakai langsung ia bakar.
"Hari ini sungguh melelahkan," keluh Denis yang sudah selesai membersihkan dirinya dan memakai baju kaos berwarna abu abu dengan paduan celana pendek hitam.
Denis segera turun kebawah melihat Dina dan Bi Iyem yang tengah duduk diruang tengah.
"Aiss, sakit Bi." ringis Dina yang menahan perih pada pipinya.
"Tahan yah non," ucap Bi Iyem.
Denis langsung bergegas menuju dapur mengambil segenggam es dan membungkusnya dengan kain lalu kembali menuju ruang tengah.
"Geser Bi," pintah Denis yang langsung disambut dengan respon yang baik sehingga Bi Iyem langsung bergeser membuat jarak antara dirinya dan Dina berjauhan.
Sedangkan Dina bingung dengan Denis yang langsung duduk didekatnya sembari memegang sebuah kain.
"Mendekatlah," titah Denis. Dina tak menolak hingga mereka yang berjarak satu kepal tangan saja.
Denis langsung menempelkan kain yang berisi es itu di pipi Dina lalu menyentuhnya dengan pelan agar memar yang ada di pipi Dina tidak bertambah.
Dina jadi salting dibuatnya kenapa Denis begitu tampan saat begitu dekat dengannya bahkan sangat sangat tampan.
Bi Iyem yang melihat adegan itu langsung meninggalkan mereka tak tahan melihat adegan romantis maklum udah tua.
Dina terus tersenyum saat larut dalam khayalan halunya tentang Denis membuat Denis melirik melihat Dina yang tengah menatapnya hingga pandangan mereka saling beradu. Ada rasa yang berdesir dihati mereka namun Denis tidak tau rasa apa itu.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Denis dengan wajah datar dan menghentikan aktivitasnya.
Dina langsung kembali ke dunia nyata setelah mendapat teguran dari Denis membuatnya memejamkan matanya berkali kali.
"Ah, hahaha tidak kok Tuan," Dina langsung terkekeh kecil sembari mengigit bibir bawahnya.
Denis menaikkan sebelah alisnya melihat tingkah aneh Dina.
"Makanya kalau ada yang kasar sama kamu di lawan jangan diam, dasar bodoh!" Denis langsung menyentil pelan kepala Dina membuat Dina makin salting.
"Hehehe baik Tuan," jawab Dina cengengesan.
Tatapan Denis langsung beralih saat melihat tangan Dina yang penuh luka goresan. "Ini kenapa lagi?" tanya Denis sembari memegang lembut tangan Dina.
"Ini kena pecahan kaca tuan," jawab Dina.
Kemudian Denis mengambil kotak P3K yang berada diatas meja. Dengan telaten Denis mengolesi obat merah disetiap luka Dina dan sesekali meniupnya dengan lembut.
"Apa sakit?" tanya Denis. Dina lalu menggelengkan kepalanya dan berkata. "Tidak Tuan," jawabku.
"Dina apa saya boleh bertanya?" tanya Denis yang langsung berhenti mengobati lukaku lalu menatapku dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Silahkan Tuan," jawabku yang disertai senyuman.
"Sebenarnya kau ini siapa?" Pertanyaan yang tak ingin kudengar dari Denis akhirnya ku dengar juga membuat senyum ku seketika pudar.
"Maksud Tuan?"
"Apakah kita pernah bertemu sebelum ini?" tanya Denis yang menatap lekat mataku.
"Sebenarnya...
![](https://img.wattpad.com/cover/227792767-288-k297921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Gila [COMPLETED]
Romance⬅️[FOLLOW! BARU BACA] ➡️[VOTE! SESUDAH BACA] Denis Kianza Dirgantara lelaki yang menghabiskan hampir 3 tahun hidupnya dengan ketidak warasannya akibat kecelakaan di masa lalu. Namun hidupnya berubah setelah seorang gadis yang awalnya datang sebagai...