Tuan Muda Gila 36

2.9K 170 4
                                    

POV: Author

"Tuan muda!" pak Edo terus berteriak mencari keberadaan Denis dibantu oleh beberapa Tim SAR dan pihak kepolisian yang dibagi beberapa kelompok.

Langkah mereka terhenti saat menemukan beberapa daun pisang yang tergeletak diatas tanah yang ditumbuhi rerumputan hijau.

"Sepertinya ada seseorang yang telah membuat ini," ucap pak Agung.

"Benar pak, mungkin saja ini perbuatan tuan muda." tebak pak Edo.

"Mungkin saja mereka tak jauh dari sini," kata salah satu Tim SAR.

"Ya sudah, ayo kita lanjutkan pencarian!" ajak pak Agung.

Mereka semua nya berlanjut mencari keberadaan Denis dan Dina yang menyakini mereka tak jauh dari sini saat mereka sudah menemukan sebuah jejak.

POV: Dina

Sesaat aku memandangngi wajah kusam Denis yang penuh akan lelah dan luka. Ada rasa pedih saat melihatnya begitu lahap memakan ikan bakar tanpa mengeluh dan paksaan, Denis sungguh menikmatinya.

Rasa yang begitu dalam kepadanya, rasa yang begitu manis saat memandangnya dan rasa begitu bahagia saat melihat dirinya tersenyum bahagia.

Aku tau aku bukanlah wanita sempurna yang harus dimiliki oleh seorang lelaki yang dibalik sifat berdarah dinginnya ada sebuah rasa cinta yang begitu manis dan dalam.

Ingin rasanya aku menangis memintanya selalu ada disampingku dan tak jauh dari jangkauan tanganku ini dan memeluknya erat dalam dekapanku ini.

Denis menoleh menatapku yang sempat terhenti saat menatapnya begitu dalam. Sudut bibirnya yang ditarik perlahan menampakkan sebuah senyuman tulus darinya.

Begitu juga denganku yang membalas senyuman tulusnya dengan senyuman manis sembari mengusap lembut pipinya yang kusam dan penuh luka.

"Apa sakit?" tanyaku dengan tangan yang masih mengelus pipinya kanannya.

Denis menggeleng pelan dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya dan menatap seakan menyampaikan sesuatu hal yang penuh makna disana.

"Bukan luka yang akan membuatku kesakitan melainkan saat melihat dirimu terluka," Denis meraih tangan kiriku dengan lembut serta mengelusnya dengan sentuhan pelan.

"Dan saat engkau jauh dariku rasanya jiwa dan raga ini mati," ucapnya kembali.

"Berjanjilah akan slalu bersamaku, menemani diri ini yang akan menuah bersamamu dan melewati suka dan duka bersama ku." Air mata ini sudah tak tertahan setelah mendengar kata kata yang dilontarkan oleh Denis yang begitu penuh akan pengharapan.

"Maafkan aku yang mencintai mu terlalu dalam hingga rasanya semesta ini tak cukup untuk menampungnya,"

"Rasa cinta yang begitu dalam tertanam di lubuk hati yang tak bisa ditarik lagi,"

"Seorang pria yang penuh akan dosa ini jatuh cinta dengan seorang gadis yang dimata orang hanyalah gadis biasa namun dimataku kau adalah gadis yang paling sempurna untuk aku miliki,"

Denis menjedah perucapannya dengan beralih mengelus kedua pipiku dengan lembut. Pipiku yang sudah basah dengan air mata ditambah lagi dengan dadaku  yang mulai sesak dengan menangis.

"Air matamu terlalu berharga hanya untuk menangisi lelaki yang berdosa ini," Denis perlahan menghapus air mataku dengan lembut.

Tangisan ku pecah seketika yang tadinya tak bersuara kini mengeluarkan suara yang memenuhi dada ini. Tangan ini menarik tubuh Denis memeluknya dengan erat dan menyadarkan kepala ini di dada bidang Denis.

"Maafkan aku Dina selama ini aku tak menyadari perasaan ini hingga akhirnya aku tahu jika aku tak bisa hidup tanpamu.

"Dan maafkan aku yang telah mencintaimu," Denis mengeratkan pelukannya.

Aku hanya diam dan menangis saja. Kini aku tak bisa berkata apa apa lagi setelah dada ini yang begitu sesak.

'Ya Allah seandainya saja aku engkau panggil lebih dulu ku mohon jaga dia'

'Dan jika dia yang kau panggil lebih dulu maka panggil lah juga aku agar kami dapat bersatu di akhirat'

'Aku hanya meminta satu hal yang mungkin saja aku tak tau apakah engkau mengabulkannya tetapi aku mohon janganlah kau memisahkan kami, aku mohon ya Allah.'

POV: Denis.

Aku memeluk Dina dengan erat tak ingin sekali aku melepaskannya karna rasa ingin terus seperti ini. Disaat saling memahami satu sama lain dan disaat saling mengingatkan satu sama lain.

Dina begitu berbeda dengan wanita wanita yang ada diluar sana yang pernah aku temui ataupun bersama sesaat.

Gadis kampung yang rela merawat seorang pria gila. Tak takut jika aku bisa melukainya kapanpun, gadis yang awalnya hanya gadis biasa di mataku kini begitu sempurna bahkan sangat sempurna untuk aku miliki.

'Ya Allah mungkin saja aku bukanlah pria yang taat padamu tapi kali ini hanya satu pintah ku, aku hanya ingin terus bersama Dina bahkan jika bisa aku ingin mati bersamanya.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang