Tuan Muda Gila 30

3.4K 164 2
                                    

POV: Author

"Iya nanti aku halalin deh," Dina yang mendengar ucapan Denis langsung tersipu malu.

"Tapi peluk dulu," Denis langsung menarik Dina masuk kedalam dekapannya yang hangat sangat hangat.

ººº

Keduanya kemudian masuk kedalam mobil jeep milik Denis. Dina terkejut saat mendapati sebuah senapan laras panjang yang berada tepat dibelakangnya.

"D-enis? Apa itu?" Dina langsung menunjuk takut melihat benda berbahaya dibelakangnya.

"Apa sayang?" Denis menoleh tetap kearah yang ditunjuk oleh Dina. Denis terkekeh saat mendapati wajah Dina kembali ketakutan.

"Ohh senapan laras panjang milikku dan itu benda kesayanganku tapi sekarang tidak lagi," Denis langsung tersenyum kearah Dina yang menatapnya dengan tatapan kebingungan.

"Loh kenapa kok nggak jadi kesayangan lagi?" tanya Dina dengan menerjapkan matanya berkali kali.

"Yah karna udah ada kamu yang gantiin kamu jadi kesayangan aku," Gombalan Denis berhasil membuat Dina tersenyum senyum sendiri seperti orang gila.

"Ihhh dasar raja gombal," Dina langsung memukul pelan lengan Denis yang masih terkekeh.

Hingga pandangan Dina beralih pada luar kaca mobil Denis yang belum ia nyalakan sama sekali dan pada saat itu Dina melihat seseorang dengan pakaian hitam yang sama sedang mengamati mobil Dina.

'Itukan perempuan yang tadi' batin Dina hingga Denis kembali menepuk pundak Dina membuatnya menoleh seketika.

"Kamu kenapa?" tanya Denis sembari menaikkan sebelah alisnya.

Dina menggeleng ia tak mau jika Denis mengetahui jika masih ada pelaku lain selain Sheila dan Evan karna Dina tak ingin Denis tau dan akan bertindak gegabah dengan membunuhnya. Dina tak mau itu semua terjadi.

"Kalau begitu kita pulang yah!" Dina langsung mengangguk antusias dengan ajakan Denis. Segera Denis menghidupkan mesin mobilnya dan kembali menulusuri hutan yang agak jauh dari Ibukota.

ººº

POV: Denis

Terasa ada mengganjal dalam pikiranku saat melihat Dina yang tadi kutegur terlihat menyembunyikan sesuatu dari tapi tak masalah jika ia tidak ingin memberitahuku mungkin saja itu privasinya.

Aku mengendarai mobil jeepku menulusuri hutan kembali untuk menemukan jalan pulang ke Ibukota dan untungnya aku masih ingat jelas jalan yang aku lalu kemari.

Hingga aku menemukan jalan yang tadinya aku lalu saat pergi menebus Dina. Segera aku mencari telponku untuk menghubungi Aril agar mempersiapkan kedatanganku dan Dina.

"Halo,"

{.....}

"Persiapkan kedatanganku juga dengan kedatangan Dina,"

{.....}

"Cepat dan jangan banyak bicara,"

{.....}

"Aku sudah berada dijalan pulang mungkin 1 jam lagi aku sampai,"

{.....}

Aku segera mengakhiri telponnya dan langsung melirik kearah Dina yang tengah menatap keluar jendela mobilku melihat pepohonan yang hanya ada disana.

"Begitu indah semua ciptaan tuhan," ucapku yang membuat Dina langsung menoleh.

"Iya memang, semua ciptaan tuhan memang sangat indah dan semua itu tak terbantahkan." timpal Dina yang menatapku yang masih fokus menyetir.

"Dan itu termasuk kamu, ciptaan yang begitu indah untuk dimiliki." Dina langsung menatapku dengan menerjapkan matanya berkali kali menahan senyumnya yang lagi lagi terukir akibat gombalanku.

"Ihh apaan sih," Dina langsung bersikap seolah olah ilfil dengan gombalanku barusan. Sebenarnya aku tahu Dina begitu sangat bahagia saat cintanya tidak bertepuk sebelah tangan dan mengetahui sisi lain dari sifatku yang sangat humoris walau terkenal sebagai pria yang berdarah dingin.

Aku sedikit terkejut saat rem mobilku tidak berfungsi padahal saat aku pakai masih baik baik saja tapi ini kenapa tiba tiba seperti ini.

'Cittt' Aku berusaha mengendalikan mobilku yang mulai oleng dan berusaha untuk tetap tenang agar Dina tak mengetahui kalau aku sedang panik.

"Ada apa Denis? Kenapa mobil ini tak terkedali?" tanya Dina namun aku tak menjawab.

'Cittt' mobil jeepku terus oleng sekuat tenaga aku menekan nekan rem mobilku namun tidak ada gunanya.

"Dina berpegang eratlah," pintahku seketika wajah Dina berubah panik saat aku mengatakan hal itu yang membuatnya berpegangan didekat pintu mobilku.

"Denis mobilmu kenapa?" tanya Dina dengan panik. Suasana yang tadinya menyenangkan tiba tiba saja begitu panik.

"Remnya blong, tapi tenanglah semuanya baik baik saja." Aku berusaha menenangkan Dina yang tengah begitu panik. Aku tau ada yang sudah mengotak atik mobilku.

Kulirik Dina seperti orang sesak napas juga dengan air mata ditambah lagi wajah panik.

Aku terus berusaha mengendalikan mobilku hingga didepan kami terdapat sebuah tikungan tajam aku tak bisa menghindar. "Denis awass!!" jerit Dina saat mobil kami terjun bebas ke jurang yang amat dalam hingga hanya serpihan mobilku yang tersisa diatas jalan.

POV: Author

Mobil Denis terjun masuk kedalam jurang yang dalam. Denis menggenggam erat tangan Dina yang menutup matanya erat erat.

'Brukkk' Denis dan Dina tiba didasar jurang hingga membuat mereka terantuk kedepan dan pingsan.

Bagian depan mobil Denis mengeluarkan asap yang cukup tebal. Selang beberapa menit kecelakaan itu terjadi Denis sadar dengan luka yang ada didahinya juga didekat ekor matanya.

"Arggg," Denis mengedarkan penglihatannya melihat sekelilingnya hanya hutan belantara.

"Dina," lirih Denis ketika melihat Dina yang masih tak sadarkan diri didekatnya.

Denis segera keluar dengan jalan tertatih tatih membuka pintu mobilnya untuk menyelamatkan Dina.

"Dina," Denis menguncang perlahan tubuh Dina yang masih pingsan dengan luka didahinya juga hidung yang mengeluarkan darah segar.

Dengan perlahan dan tanpa tenaga membuka sabuk pengaman Dina. Api mulai keluar dari depan mobil Denis. Denis panik saat sabuk pengaman Dina macet sedangkan api didepannya semakin besar saja.

'Booom' mobil Denis meledak seketika namun....

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang