Tuan Muda Gila 31

2.9K 167 1
                                    

POV: Author

'Booomm' mobil Denis meledak namun Denis berhasil meyelamatkan Dina dari dalam mobil tersebut jika tidak Denis bisa saja membunuh dirinya sendiri.

"Dina," Denis menepuk perlahan pipi Dina yang sedikit lecet belum lagi darah yang terus keluar dari dahi Dina dan dari dalam hidungnya membuat Denis panik.

"Dina," panggil Denis sekali lagi yang membuat Dina membuka perlahan matanya yang begitu terasa berat.

Dina tersenyum saat menatap wajah tampan Denis yang tengah menatapnya dengan tatapan sendu.

"Kukira aku sudah mati," ucap Dina yang langsung membuat Denis memeluknya dengan erat.

"Jika memang Allah memanggilmu maka aku harus ikut," lirih Denis memeluk erat Dina.

"Loh kan nyawa udah ada yang ngatur toh jadi bagaimana bisa kamu ikut aku kalau aku udah mati?" tanya Dina.

"Aku akan bunuh diri jika memang itu terjadi," Denis memberi jedah ucapannya dan kembali berkata. "Untuk apa hidupku jika kamu tidak ada didalamnya,"

Denis mempererat pelukannya begitu juga Dina yang langsung membalasnya.

"Aku mencintaimu Denis," ucap Dina disela sela pelukan mereka.

"Aku lebih mencintaimu Dina, lebih dari hidupku ini." balas Denis.

ººº

"Kita mau kemana?" tanya Dina yang menatap Denis sembari berpegangan tangan menelusuri hutan.

"Aku nggak Dina," jawab Denis pasrah.

Dina menghela napas kasar sembari melihat sekeliling jalan hutan yang mereka lewati. Sedangkan Denis mencari cari cara agar mereka bisa keluar dari jurang ini namun hasilnya tetap nihil tidak ada jalan yang menunjukkan jalan keluar.

Kemudian disisi lain Aril yang sudah mempersiapkan segalanya untuk menyambut tuannya dan calon istrinya.

"Cepat cepat, 20 menit lagi tuan muda akan sampai." perintah Aril pada seluruh karyawan dan penjaga yang sengaja menghias rumah Denis dengan indahnya.

Sedangkan Bu Rina dan Bi Iyem tersenyum bahagia pada akhirnya Dina bisa bahagia bersama Denis.

"Senang rasanya yah Nya," ucap Bi Iyem.

Bu Rina hanya mengangguk sembari tersenyum melihat semua dekorasi yang hampir jadi tersebut.

20 menit berlalu sudah, kini persiapan sudah selesai mereka buat. Cukup elegan dan mewah nampaknya karna rumah Denis yang hampir dihiasi banyaknya mawar putih.

"Mungkin sebentar lagi tuan muda akan sampai," ucap Aril melihat arlojinya.

Masih dengan keadaan yang sama Denis dan Dina terus berputar putar mengelilingi hutan mencari jalan keluar kecuali jika mereka harus memanjat tebing.

"Aduh kapan sih jalan ketemu," keluh Dina sembari menghentakkan kakinya.

"Sabar ngapa sayang," ucap Denis.

"Sayang, sayang. Emang kita udah sah gitu, pake manggil sayang lagi." cicit Dina.

"Kan aku udah bilang kalau mau halalin kamu tapi karna keadaan kek gini yah terpaksa harus ditunda," jelas Denis.

"Nyenyenye," entah kapan Dina begitu seperti anak kecil yang mengejek ayahnya.

"Ya udah ayo jalan lagi, karna jalannya gak aka ketemu kalau kita tinggal diam aja." ucap Denis sembari mengulurkan tangannya ke Dina.

Dina hanya pasrah respon uluran tangan Denis dan kembali berjalan menelusuri hutan.

Disisi lain Aril yang tengah bingung bukan karna apa Aril berpikir sebenarnya tuannya sudah sampai sekarang tapi batang hidung tuannya tak kunjung muncul.

"Loh Aril kenapa Denis belum sampai juga kan ini udah lebih dari satu jam," ucap Bu Rina.

"Aril juga nggak tau Bu, sebentar Aril hubungin dulu." Aril langsung menekan nomor tuannya dan berharap tuannya mengangkat telpon darinya.

Namun sayang ponsel Denis tak aktif membuat Aril semakin cemas saja dibuatnya.

"Bagaimana Aril? Apa Denis mengangkatnya," Aril menggeleng pelan saat itu membuat Bu Rina syok.

"Astagfirullah Denis," Bu Rina langsung memegang dadanya untungnya dengan sigap Bi Iyem menopangnya.

"Cepat lacak ponsel Tuan muda," perintah Aril pada salah satu pengawal.

"Baik pak," ucap pria tersebut sembari menunduk patuh.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang