POV: Author
Pertengkaran mereka terjadi cukup lama hingga membuat Dina menyudahinya. "Udah udah," ucap Dina yang langsung mengalah dari Denis.
"Kamu punya korek nggak?" tanya Dina setelah memberi jedah ucapannya.
"Emangnya mau diapaain?" tanya balik Denis.
"Mau aku makanlah masa dikubur," ucap Dina dengan nada sedikit ngegas.
"Hehehe canda sayang," balas Denis sembari mengantungkan lengannya kepada Dina.
"Jangan pegang pegang!" pekik Dina yang langsung melepas kasar lengannya dari tangan Denis.
"Napa sih galak amat, giliran udah dihargai malah nggak dihargai." balas Denis dengan nada sedikit mengecil.
Dina merasa bersalah apa memang dirinya terlalu keras terhadap Denis hingga membuat raut wajah Denis berubah drastis.
"Maaf yah kalau aku kasar," Dina langsung memeluk Denis yang sedari tadi membuang pandangannya dari tatapan Dina.
Tentunya Denis tak menolak, ia pun langsung membalas pelukan Dina yang sedikit menjinjit karna Denis yang terlalu tinggi baginya.
'Hahaha uwwu nampaknya Dina sudah tertipu dengan aktingku barusan' Denis tersenyum penuh kemenangan saat dirinya meruntuki kepolosan dan kebodohan Dina.
Dina langsung melepaskan pelukannya sembari natap Denis dengan senyuman manis.
"Kamu punya korek nggak," tanya Dina menaikkan sebelah alisnya menatap Denis setelah menarik kembali senyumnya.
"Sebentar, kayaknya sih ada." Denis yang langsung meneliti mencari korek yang seingatnya ada yang bawa entah dimana disaku celana mungkin? Kantong belakang? Atau didalam kantong jasnya?
"Ah ada," Denis langsung memberikan korek itu pada Dina. Entah kenapa Denis memiliki korek api tersebut padahal dirinya tidak menggunakan rokok.
"Nah baru bisa," ucap Dina sembari mengambil korek tersebut.
"Yaudah kamu nyari kayu bakar aku nyari kayu buat nusuk nih ikan," perintah Dina yang mendapat anggukan cepat oleh Denis yang begitu bersemangat.
Mereka berdua segera melaksanakan tugas masing masing sesuai perintah tadi. Hingga Dina kini selesai dengan tugasnya tidak dengan Denis yang masih belum kembali.
"Denis udah belum!" teriak Dina namun tak jawaban.
"Denis! Kamu ada disana kan?" Dina mulai memastikan namun tak ada jawaban.
"Denis! Kamu nggak papakan?" tanya Dina yang masih berdiam ditempat.
"Denis! Kamu denger aku kan?" Suara Dina semakin tertekan namun masih belum ada jawaban dari Denis membuat Dina sedikit khawatir ditambah panik.
Dina berjalan kearah dimana Denis mencari kayu bakar. Rasa rasanya Dina melihat Denis tadi disini memungut kayu bakar tapi saat kegiatannya selesai Denis menghilang seketika.
Dina bergedik ngeri dengan dirinya sendiri saat melihat sekeliling hutan yang begitu menyeramkan baginya. 'Apa jangan jangan Denis diculik setan?' Dina menelan saliva nya susah payah mencoba untuk tenang.
"Denis! kamu dimana," Dina melanjutkan langkahnya terus mencari Denis yang tak kunjung memperlihatkan batang hidung miliknya.
"Hiks hiks Denis," Dina tak sadar saat dirinya mulai menangis memanggil nama Denis yang belum kunjung kembali.
"Denis! Hiks hiks," Dina langsung berteriak nyaring.
Tiba tiba saja dari arah belakang ada yang langsung memeluk Dina siapa lagi kalau bukan Denis.
"Maafin Denis," ucap Denis sembari menopangkan dagunya dibahu kanan Dina.
"Kamu kemana aja?" tanya Dina yang langsung melepaskan pelukan Denis dan berbalik menghadap Denis.
"Hehehehe tadinya sih mau ngerjain kamu tapi lihat kamu nangis jadi nggak tega," jawab Denis cengengesan.
'Plakk' satu pukulan mendarat tepat dikepala Denis membuat Denis cepat mengelus dan meringis kesakitan.
"Awwwu sakit tau," ucap Denis.
"Biarin emang pantas buat laki laki yang kerjaannya ngerjain orang mulu," Dina langsung kembali ketepi sungai tempat ia tadi menyimpan ikannya dan diikuti oleh Denis.
ººº
Aril kini sudah bersama tim SAR dan pihak kepolisian sedang berada ditepi jurang tempat Denis dan Dina terjatuh.
"Sepertinya jika seseorang jatuh dari sini ia pasti tidak akan selamat," ujar salah satu tim SAR.
"Tapi kami akan berusaha menemukan mereka pak," sambungnya kembali pada Aril. Aril hanya menanggapinya dengan mengangguk dengan wajah yang begitu khawatir takut terjadi sesuatu pada Tuan mudanya.
Tim SAR mulai turun dan masuk kedalam jurang bersama dengan beberapa anggota kepolisian dan anak buah Aril. Semuanya menelisir hutan hingga menemukan bangkai sebuah mobil jeep yang rusak parah atau hampir tak berbentuk lagi seperti mobil.
"Aku yakin ini mobil Tuan muda," ucap pak Edo.
Salah satu tim SAR pun mengecek dan mengintip sedikit namun tidak menemukan siapa siapa.
"Tidak siapa siapa disini," kata pria itu tanpa melepaskan pandangannya dari dalam mobil Denis yang hangus sudah.
Mereka melanjutkan perjalanan mencari. Berteriak teriak memanggil nama keduanya serta membagi beberapa kelompok pencarian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Gila [COMPLETED]
Romance⬅️[FOLLOW! BARU BACA] ➡️[VOTE! SESUDAH BACA] Denis Kianza Dirgantara lelaki yang menghabiskan hampir 3 tahun hidupnya dengan ketidak warasannya akibat kecelakaan di masa lalu. Namun hidupnya berubah setelah seorang gadis yang awalnya datang sebagai...