Tuan Muda Gila 27

3K 178 1
                                    

POV: Author

Denis melajukan mobilnya dengan kecepatan setan membela dan menembus jalanan Ibukota yang begitu tak ramai oleh kendaraan.

Handphone Denis berdering menampakkan sebuah nama sekertarisnya. Denis langsung mengangkat telpon tersebut sembari terus menyetir.

"Iya, Halo"

{.....}

"Jangan berhenti mencarinya hingga kau menemukan letak keberadaannya atau kau ingin mati mengenaskan olehku,"

{.....}

Denis segera mengakhiri telpon tersebut lalu lemparkannya kebelakang jok mobil karna kesal menerima pernyataan Aril bahwa Dina masih belum ditemukan keberadaannya.

"Kau dimana sekarang?" tanya Denis cemas.

"Apa kau baik baik saja? Apa kau sudah makan ataupun minum?" tanya Denis kembali. Memang benar yang dikatakan semua orang bahwa cinta bisa membuat seseorang menjadi goblok karna kecintaannya kepada pasangannya bahkan rela berbuat apapun demi pasangannya walau harus menjadi lebih sedikit kejam.

Denis terus melajukan mobilnya hampir mengelilingi penjuru Ibukota mencari keberadaan kekasihnya.

Namun handphone Denis kembali berdering membuatnya menoleh kearah belakang jok mobilnya setelah memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.

Melihat siapa yang menelponnya namun hanya sebuah nomor tak dikenal yang tertera diatas layar handphonenya memekiknya sebuah kebingungan. Segera Denis menggesek handphonenya menempelkan benda pipih itu telingahnya.

"Halo ini siapa?" tanya Denis

"Anda tidak perlu tau saya ini siapa," jawab seseorang dibalik telpon tersebut.

"Saya hanya ingin anda mendengarkan sesuatu,"

Penelpon tersebut langsung menjeda sejenak telponnya lalu kembali menyahut bukan suaranya namun suara yang Denis rindukan iya! Itu suara Dina.

"Denis! Tolong aku! Hiks hiks," jerit Dina dari balik telpon.

"Dina! Dina kamu tenang yah," sahut Denis dengan cemas.

"Aku akan- ucapan Denis terpotong saat penelpon misterius kembali berbicara.

"Nah sudah dengar bukan suara kekasihmu yang engkau cari cari," ucap seseorang tersebut.

"Lepaskan dia! Apa masalahmu dengannya hah!?" bentak Denis dengan nada meninggi karna menahan emosi dari balik telpon.

"Jika kau ingin dia lepaskan mudah saja cukup dengan memberiku uang 3 miliyar kamu sudah mendapatkannya kembali,"

"Aku akan memberimu tapi jangan sekali kali menyakitinya apalagi menyetuhnya atau kau akan melihat sisi kelamku saat membantai dan membabi buta kalian dengan membunuh secara sadis," ancam Denis.

"Tenang saja ada uang barang tetap aman," ucap seseorang tersebut.

"Akan kukirimkan lokasinya dan jangan berani berani meminta bantuan ataupun menelpon polisi,"

"Aku tidak sepenakut itu bang*at," sahut Denis.

Segera seseorang tersebut menutup telpon dengan sepihak sedangkan Denis langsung menelpon kembali Aril sekertarisnya.

"Halo Aril,"

{.....}

"Siapkan uang 3 milyar sekarang juga,"

{.....}

"Aku akan membawa kembali milikku,"

{.....}

"Kirimkan saja tepat dijalan melati,"

{.....}

Sedangkan disisi lain Sheila dan Evan begitu puas akan mendapatkan uang yang jumlahnya begitu banyak bagi mereka.

"Aku tidak sabar Evan!" girang Sheila sembari melompat kegirangan.

Evan hanya membalasnya dengan senyum simpul melihat sang kekasih yang begitu bahagia.

Dina hanya bisa diam tak berbicara meski mulutnya tak ditutup lakban tapi entah mengapa dan kenapa mulutnya begitu tak ingin mengeluarkan suara setelah mendengar suara Denis yang begitu cemas memikirkannya.

Ada beban di hatinya mungkin kah sekarang Denis mengingatnya atau hanya sekedar menolongnya karna kasihan dan disuruh oleh Bu Rina.

Rasa sakit dan perih menambah saat Dina harus merasakan sakit yang begitu pedih pada bagian perutnya mungkin saja asam lambungnya naik akibat dirinya yang tak memakan makan yang tadinya diberikan olehnya masih utuh tak bergerak.

Dina menunduk lesu menatap piring makanan dengan tatapan sedih. Hingga Evan membuyarkan lamunan Dina.

"Makanlah kau akan segera dibebaskan," ucap Evan mendorong sedikit piring mendekat kearah Dina.

Dina mendongak menatap Evan yang juga menatapnya. Tak ada penolakan meski tak nafsu makan tapi Dina harus apa asam lambungnya mulai ganas membuatnya harus menelan makanan didepannya.

ººº

Aril sampai tepat dijalan melati yang dikatakan Tuan mudanya. Aril menatap jalanan yang tak begitu ramai mendapati mobil jeep milik Denis yang tengah terparkir dipinggir jalanan.

Segera Aril menghampiri mobil tersebut 'tok tok tok' Aril mengetuk pelan kaca jendela sang Tuan muda yang tengah melamun membuat Denis yang mendengar ketukan dari luar tersadar dan melihat Aril yang terpampang jelas jelas  matanya.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang