Tuan Muda Gila 04

4.7K 300 0
                                    


Selesai makan aku dan Denis langsung keluar rumah dan bermain ditaman depan rumahnya.

"Teman!" Entah kenapa saat dipeluk oleh Denis ada rasa nyaman seperti rasanya tak ingin lepas darinya.

"Uwwwu Denis manis." Aku memegang pipinya mengeluarkan kegemasanku padanya saat melepaskan pelukannya sejenak.

Namun kami berhenti bermain saat seorang wanita yang memakai baju terbuka memasuki pekarangan rumah dengan percaya dirinya ia berjalan.

"Hy kesini kau!" Wanita itu berteriak pada Bi Iyem.

Bi Iyem segera berlari kearahnya kulihat Bi Iyem begitu hormat padanya sampai sampai dirinya tak menatap wanita tersebut.

"Dimana tante Rina?" Tanya wanita itu yang melihat sekeliling pekarangan rumah.

"Nyonya sedang pergi keluar negeri." Jawab Bi Iyem yang masih saja menunduk hormat.

Wanita itu terus melihat sekeliling rumah hingga mataku dan matanya saling bertemu.

' Seperti kurang bahan saja!' Cibirku dalam hati. Denis masih dalam posisi memeluk dari belakang entah ia melihat wanita itu atau tidak.

"Hy kau!" Dia berteriak menunjukku namun aku tetap acuh dan pura pura tak mendengarnya.

"Hy! Apa kau tak mendengar!" Dia semakin berteriak kepadaku sembari berjalan kearah ku. Tetap saja aku pura pura cuek.

"Kau! Kau punya telinga atau tidak!" Astaga ingin rasanya aku mencambak rambutnya.

"Anda memang Siapa? Berteriak seenaknya saja!" Pekikku dengan menatapnya dengan tatapan sinis.

"Loh yang Siapa!" Gadis itu menunjuk diriku membuatku geram saja.

"Saya ini pengasuhnya tuan Denis!" Bentakku namun terasa badan Denis  gemetar hebat.

"Dan kau Siapa?!" Sambungku

"Gue ini pacarnya Denis!" Aku terbelalak mendengar ucapan wanita itu tak kusangka ternyata Denis mempunyai pacar.

"Bener Non dia pacarnya tuan Denis," Bi Iyem langsung mendekat.

"Namanya Non Sheila." Sambungnya kembali.

Sheila melipat tangannya didepan dadanya sembari menatapku dengan tatapan tajam dan kubalas dengan tatapan sinis dasar wanita kurang kain.

"Tapi mana mungkin Denis memiliki pacar? Sedangkan dirinya tak waras." Aku sungguh tak percaya dengan yang tadi dibicarakan Bi Iyem dan Sheila.

"Mereka sudah lama berpacaran non, sebelum Tuan muda mengalami kecelakaan." Ucap Bi Iyem

Aku berbalik melihat Denis yang menatap wanita itu dengan tatapan ketakutan seperti melihat hantu.

"Denis tenang yah!" Aku mengelus elus pipinya terlihat raut wajahnya mulai menenang.

"Hey! Loh jangan pegang pengang pacar gue!" Sheila langsung menepis tanganku dari wajah Denis membuat amarah langsung meledak karna berani dia membentak dihadapan tuan mudaku.

"Dasar wanita kurang bahan!" Aku langsung menarik rambutnya dan membuatnya jatuh tersungkur ke tanah.

Aku langsung menarik tangan Denis masuk kedalam untuk menenangkannya dan meninggalkan Sheila yang sedang berteriak kepadaku tapi tak kugubris.

•••

"Denis masih takut?" Tanyaku sembari menggenggam tangannya.

Denis menggeleng gelengkan kepalanya yang diatas bantal.

" Teman memang hebat!" Denis mengajukan jempolnya kearahku.

Aku melihatnya terkekeh kecil sembari mengelus elus tangannya.

"Denis sekarang tidur siang yah!" Denis memejamkan matanya.

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Denis tertidur dengan pulasnya. Melihat setiap lekuk wajahnya yang terlihat sempurna andaikan saja Denis bisa menjadi milikku namun itu semua hanya halusinasiku karna Denis sudah mempunyai seorang pacar.

Aku perlahan menutup pintu kamarnya dan betapa terkejutnya aku melihat Sheila sedang berdiri dibelakangku.

"Astagfirullah alazim!" Aku perlahan menutup mataku dan mengelus elus dadaku.

"Loh gak usah sok suci deh!" Pekik Sheila.

"Maaf mbak saya masih banyak kerjaan." Aku berlalu meninggalkannya namun tangan ku tiba tiba saja dicekal olehnya. Hmm nyari ribut nih orang.

"Sombong banget luh yah!" Sheila langsung menarik paksa tanganku dengan kasarnya aku menghempaskan pegangangnya.

"Saya sudah bilang, kalau saya masih banyak kerjaan!" Aku melototkan mataku padanya.

"Heh! Loh gak usah ngegas kali, lagi pula loh cuman pengasuh disini." Sheila melipat tangan didepan dadanya sembari menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Dan yah pakaian loh itu norak!" Sheila memegang hijab ku lalu menghempaskannya dengan kasar.

Aku tak menggubris perkataannya. Segera aku menuruni anak yang setelah ia menghina pakaianku.

"Woy gue belum selesai!" Sheila terus saja berteriak kearahku dan kubalas dengan menutupi kupingku.

•••

Malam kini tiba dimana para pekerja kantoran sudah pulang dari tempat mereka.

"Apa! Dia nginap Bi!" Aku tak percaya kenapa wanita kurang bahan itu harus nginap sih.

"Iya non." Bi Iyem yang begitu santai sembari mengutak atik alat didapur. Namun percakapan kami terhenti saat mendengar Denis berteriak.

"Aaarrggg!" Aku mendengar teriakan Denis dari kamarnya apa dia sudah bangun. Pasti dia mengamuk lagi. Segera aku bergegas berlari menaiki anak tangga melihat kenapa dia mengamuk lagi.

•••

Mataku tertuju pada sosok perempuan yang sedang ketakutan disudut kamar Denis, siapa lagi kalau bukan Sheila. Astaga perempuan ini hobi sekali membuat masalah.

"Denis!" Aku berlari ke arahnya melihat Denis yang begitu marah menatap Sheila dengan tatapan membunuh.

"Sudah yah, sudah." Aku langsung memeluknya dengan erat membuat sedikit lebih tenang. Terlihat ekspresi wajahnya berubah.

"Gadis itu jahat teman." Denis mengeratkan pelukannya kepadaku.

"Tidak apa apa, Denis tenang yah!" Aku mengelus rambutnya dengan lembut.

"Sebaiknya kamu pergi sekarang!" Sambungku tanpa menatap Sheila. Terdengar pintu tertutup mungkin dia sudah pergi.

Aku langsung mendudukkan Denis diatas lantai bersamaan dengan ku tanpa melepaskan pelukan kami.

"Denis gak papa?" Tanyaku melepaskan pelukan kami sembari menatap lekat mata elangnya yang begitu sendu.

Denis menggeleng dengan cepat raut wajahnya berubah menjadi ceria lagi. Uwwu pengen cubit deh!.

"Wanita tersebut harus kuberi pelajaran!" Ternyata Sheila tak pergi sepenuhnya, dia masih mengamati kami dari ambang pintu.

"Beraninya dia menyentuh milikku!" Sambungnya kembali dan langsung pergi.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang