Tuan Muda Gila 38

2.6K 161 3
                                    

POV: Dina

Kini aku sudah selesai makan begitu juga dengan Denis yang terlihat mengusap pelan bibirnya dengan tisu lalu kembali menatapku yang kini beranjak membereskan piring bekas makan kami.

"Kenapa kau yang membereskannya?" tanya Denis yang langsung memeganga tanganku membuat aktivitas yang kulakukan lagi lagi terhenti karnanya.

"Ini sudah kewajibanku Denis," jawabku yang langsung berusaha menepis pegangan tangannya namun tenagaku tak cukup kuat untuk melepaskan tanganku.

"Tapi kau ini calon istriku seharusnya pelayan yang melakukan ini semua," jelas Denis.

Aku menghela napas kasar menatapnya dengan bola mata malas.

"Masih calon lagi pula aku ini pembantu disini, apa kau lupa?" tanyaku yang membuat sorot mata dan ekspresi Denis berubah 180º dari sebelumnya.

Terlihat matanya memerah, tangan kanannya mengepal kuat mendengar pertanyaanku yang tadi.

"Pelayan!!" Denis berteriak kencang membuat beberapa pelayan yang baru baru ini dipekerjakan oleh Bu Rina saat kami tersesat dihutan langsung berhamburan terkejut dan mendekat kearah tuannya.

Semuanya terlihat menunduk ketakutan sesaat dipandanngi oleh Denis dengan tatapan mematikan.

"Apa kalian diperkerjakan disini untuk santai santai?!" tanya Denis dengan nada penuh penekanan di sana.

Aku terdiam tak ada kata yang ingin ku keluarkan sekarang melihat kemarahan Denis yang tercipta tiba tiba saja. Kenapa dirinya begitu sensitif?.

Semuanya menggeleng ketakutan dengan kepala yang masih tak menatap sang Tuan muda yang murka.

"Jika kalian tak ingin dipecat segera bersihkan meja makan ini!" perintah Denis yang langsung membuat sang pelayan berjalan gesit membersihkan meja makan yang tadinya berniat ingin aku bersihkan.

Denis melepas pegangan tangannya lalu menatapku dengan tatapan yang kini terlihat amarah yang tadinya memuncak kini kembali meredah.

"Maaf," ucap Denis yang langsung berbalik pergi meninggalkanku yang masih linglung dengan sikapnya yang begitu sensitif terhadapku.

Denis berlenggang pergi meninggalkan  ku yang masih mematung di dekat meja makan mencoba mencerna dan memahami sifatnya yang barusan aku lihat.

Terlihat para pelayan baru begitu sibuk membagi tugas. Memang bagi ku ini sudah terlalu banyak pelayan tidak seperti dulu saat hanya Bi Iyem dan dua orang pelayan lainnya tetapi lihatlah baru beberapa hari aku menghilang kini rumah ini sudah berisi begitu banyak pelayan.

Aku langsung pergi dari ruang meja makan menuju kamarku ingin mengambil sesuatu.

ººº

Kini aku sedang duduk disebuah sofa yang cukup besar dan panjang saat berada diruang tengah keluarga dan masih belum ada orang hanya pelayan  yang  terus berlalu lalang dihadapanku membuatku sedikit jega dengan pamandangan ini. Seharusnya aku ikut bekerja disana tapi melihat amarah Denis tadi hanya karna aku membereskan piring kotor membuatku sedikit ragu mengerjakan pekerjaan rumah.

POV: Author

Denis kini sudah berjalan menuju ruang tengah dimana disana sudah ada Dina yang duduk dengan pandangan kosong menatap kearah luar.

"Hey!" Denis langsung duduk didekat Dina setelah mengacak ngacak hijab yang ia kenakan.

"Apaan sih," Dina langsung menatap Denis dengan tatapan horor.

"Ihh takut, ada hantu cantik." ejek Denis seolah olah ketakutan dengan tatapan Dina.

"Ihh aku pukul juga nih," Dina mengangkat tangan kiri nya dan ingin memukul Denis namun belum juga sampai dikepala Denis tiba tiba saja Bu Rina sudah datang dihadapan mereka.

"Oh mama," Denis langsung menatap Bu Rina yang sudah duduk berhadapan dengan mereka tanpa senyum maupun sapaan seperti biasa.

"Ada apa nak memanggil kami semua kesini?" tanya Bu Rina sembari menatap silih bergantian Denis dan Dina.

"Denis ingin menyampaikan sesuatu Mah," jawab Denis yang langsung merubah wajahnya dengan wajahnya yang serius dan datar.

"Apa nak?" tanya Bu Rina.

"Denis ingin segera menikahi Dina Mah," jawab Denis yang langsung menarik tangan Dina dalam genggamannya dan menatap sendu Dina yang kian menatapnya dengan penuh cinta.

"Apa?" Bu Rina terkejut kenapa tiba tiba Denis membahas soal pernikahan dengan Dina.

"Iya Mah lebih cepat lebih baik, jadi Denis akan menikahi Dina minggu depan." Denis langsung berdiri dengan melepaskan genggaman tangannya kepada Dina dan berlalu pergi.

Bu Rina dan Dina hanya bisa diam sembari lempar tatapan dengan Denis yang sudah menghilang dari penglihatan mereka.

"Ini baru saja permulaan dan kita lihat cara bermainmu," ucap Denis yang memasukkan sebelah tangannya disaku celana sembari tersenyum miring.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang