Kisah 36 ➯ PoSearch SweAt

9.2K 1.2K 533
                                    

Seperti rutinitas setiap malamnya, Rosi dengan santai membersihkan badan seseorang berambut tidak teratur menggunakan tisu basah. Sementara yang dibersihkan sibuk menggerogoti buah apel secara rakus.

"Gue aja sini," Jeffrey menawarkan dirinya untuk menggantikan Rosi, tujuannya biar enak soalnya kan sama-sama laki.

"Lo gabut banget ya, Jep?" tanya Rosi sambil menggeser tempatnya berjongkok, membiarkan Jeffrey melanjutkan kerjaannya.

"Ya enggak, gue cuma nemenin lo doang. Salah emang?" Jeffrey sesekali menatap Rosi dengan wajah datarnya.

Rosi memajukan bibirnya sambil membukakan bungkus roti bantal untuk orang yang mereka rawat itu. "Enggak salah sih ... ,".

"Udah, lo nggak ada masalah akhir-akhir ini?" tanya Jeffrey, merampas roti yang ada di genggaman Rosi dan memberikannya kepada orang dihadapannya itu.

"Kalo ada mah gue langsung ngehubungin lo kali," ucap Rosi.





Plak!






"Anjing!"

"Ya Allah, Jep! Istighfar!"

Jeffrey memegangi kepalanya yang nggak ada angin nggak ada ujan ditampol gitu aja sama orang di depannya ini.

"ORANG JAHAT!!" orang itu membanting makanan di tangannya. Kakinya ia hentak-hentakkan di trotoar.

"Jep, Jep! Ayo lari!" Rosi menatap orang di hadapannya hati-hati. Menggapai tangan Jeffrey dan mereka berlari dari sana.

"Anjing dia bawa balok kayu! Dapat darimana itu anjing!" mereka menengok ke belakang, orang itu mengejar mereka berdua.

"Lari ajaaaa gak usah heboh! Ini bukan lomba balap karung!" jawab Rosi.

"Emang balap karung di kejar pake balok!" balas Jeffrey kesal.

"Ya enggak, nggak apa anggap aja ini ujian menuju kematian!"

"Kampret!"

Rosi mengajak Jeffrey terjun ke dalam selokan, yang beruntungnya sih kering. Mereka sembunyi di bawah sana dengan napas terengah.

"ORANG JAHAT! BUKAN!!"

Suara orang berlari itu terasa di atas mereka, sebisa mungkin menahan napas agar tidak ketahuan.

"Tu orang gagal kuis atau gimana sih?" Jeffrey menengok ke atas, melihat orang yang mulai menjauh itu. Ia naik terlebih dahulu ke atas, berniat membantu Rosi. Tapi Rosi ternyata udah berdiri di sampingnya.

"Kayaknya dia dikejar-kejar warga dan dituduh penjahat," jawab Rosi. Ia menepuk-nepuk kedua tangannya agar bersih dari debu.

"Ngarang kan?" tanya Jeffrey.

"Iyalah! Nih, minum dulu," Rosi memberikan minuman isotonik kepada Jeffrey dan juga untuk dirinya. "Cari mie pentil yok!" ajaknya sambil berjalan.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Garis 97 [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang