Jeko mencabut kunci motornya dan berjalan masuk ke halaman depan kos. Di sana dia gak sengaja papasan sama Enjel yang lagi kesusahan narik karung.
"Karung paan tuch?" tanya Jeko.
"Pupuk," jawab Enjel, meletakkan karungmya dan ia berkacak pinggang dengan napas terengah.
"Buat apaan nich?" tanya Jeko ingin tahu.
"Mupuk otaknya anak Gabardin biar subur," ceplos Enjel dan menatap Jeko kesal. "Ya buat tanaman lah," jawabnya.
"Dih image pembohong! Dari luar kelihatan kalem imut-imut dalamnya kek jelmaan jin iprit plus amit-amit!" hina Jeko dan hendak melenggang masuk.
"Jek!" panggil Enjel.
"Paan? Gak usah sok mau memikat gue ya, gak mempan!" seru Jeko.
"Tai! Nggak jadi lah pergi aja sana lo!" usir Enjel dan kembali menarik karung itu lagi.
"Hilih gengsian lo, minggir!" Jeko merampas karung itu dari Enjel dan di bawa ke dalam.
"WOY ENJEL SETAN! TARUH MANA?" teriak Jeko dari dalam. Enjel yang sadar langsung nyusul ke dalam.
"Sini!" Enjel membuka pintu belakang ruang tamu dan menyuruh Jeko meletakkan pupuk itu di dekat keran.
"Dah!!" ucap Jeko sambil membanting pupuk itu.
"Makasih!" ucap Enjel agak nyolot.
"Nih ya! Kalau Niskala gak ngajak tempur mulu sama Gabardin, gak bakal gue sekesel ini sama lo," ucap Jeko tiba-tiba. Enjel jelas tersulut.
"Loh? Loh? Kok lo bawa bawa Niskala? Padahal gue gak ada tuh bahas Niskala? Dan soal keributan, KAN GABARDIN YANG MULAI!" teriak Enjel kencang di akhir kalimat.
"INI LO TERIAK, SIAPA YANG MULAI?" tanya Jeko nyaring.
"Kalau lo gak bawa bawa Niskala gue juga gak akan nyolot! Lo yang ngungkit semuanya duluan!" seru Enjel.
"Gue kan cuma bilang! Kalau Niskala gak buat Gabardin muak sama kelakuannya kita bisa hidup berdampingan tanpa mengganggu satu sama lain!" jelas Jeko, ngomel udah kayak emak-emak aja.
"Lo masalah angkut karung doang pakek permasalahin hubungan Gabardin Niskala, kalau nggak ikhlas mah gak usah!" semprot Enjel dan wajahnya itu loh, nyolot banget.
"Gue ikhlas! Cuma kalau Niskala punya itikad baik buat minta maaf ke Gabardin dan kita hidup damai apa salahnya?" tanya Jeko.
"KENAPA HARUS NISKALA YANG MINTA MAAF? GABARDIN JUGA SALAH KOK! MINGGIR SANA LO!" usir Enjel sambil meraih sapu ijuk di dekat vas bunga besar di ruang tamu dan di arahin ke Jeko.
"SANTAI DONG! ANJIR SAKIT TOLOL!" Jeko lari ke dalam Kos Gabardin dan nutup pintu Gabardin rapat.
"Cewek kan selalu benar ngapain minta maaf. Cih!" maki Enjel dan masuk ke dalam Kos Niskala.
💒💒
"APAAN!" Lisa yang lagi turun dari motornya menatap pria yang berdiri di seberangnya nyolot. "INI HELM GUE MAU APA LO!" teriak Lisa.
"Gak usah dibahas dong! Gue kan udah minta maaf!" seru Miko, sang pelaku.
"Minta maaf dengan cara kabur, cih banciiii!" ejek Lisa.
"Mak lampir lo," ucap Miko dan masuk duluan, lalu menoleh ke arah Lisa yang menatap tajam ke arahnya. Miko yang kesal gesek kaca jendela Niskala dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis 97 [hiatus]
FanfictionWith 97line fokus menceritakan tentang perselisihan antara Kos Gabardin yang berisikan para lelaki. Dan Kos Niskala yang berisikan para wanita. start : 23 oktober 2020