Kisah 22 ➯ FFact

8.7K 1.2K 310
                                    

Malam itu anak Gabardin melakukan sistem putar botol, dimana yang kena tunjuk harus beliin makan malam sambil jalan kaki sejauh apapun tempat itu.

Katanya sih just for fun, soalnya kalau keluar duit doang gak asik. Harus keluar keringet juga.

"Gue putar yah," Miko merangkak ke tengah guna meraih botol kosong itu, tapi langsung di tepis sama Jeko.

"Tangan lo bau tai alias rusak banget anjir! Gue aja!" serobot Jeko.

"Duo Ko bau tai semua! Gue aja," Bams meraih botol itu tetapi Yogi langsung merampasnya.

"Lo suka curang anjir! Biar gue aja!" ucap Yogi

"Gue aja bangsat!!" Jun giliran merampas botol itu.

"Lah enak aja! Gue belum pernah muter selama ini!" protes Dika.

"Yaudah Dika," putus Endro.

Dika langsung menjulurkan lidah dan memasang wajah penuh kemenangan. Mereka main ginian kalau gabut doang, plus kalau lagi tanggal muda.

"Iyaaaa kena siapaaaaaa ini permisahhh!!" Miko berucap seakan mengeluarkan seluruh gas co2 dari dalam tubuhnya.

"Busuk!" Yogi menoyor Miko menjauh darinya.

"Pemirsa anjing, bukan permisa," koreksi Jeko.

"Lah bukannya permisa?" tanya Jun, otaknya ikutan nge-blank.

"Pemirsa, Jun," jawab Jeffrey jengah.

"Permisa apanya permisi?" tanya Bams dengan tawa menggelegarnya.

"Bacot tuh botolnya mau berhenti," ucap Dika. Mereka yang awalnya santai jadi deg-degan.

"JEFFREY HAHAHHAHAHA!!!" mereka bersorak, ada yang sampai jungkir balik saking senengnya.

"Apa nih menunya?" tanya Endro.

"NASGOR!" seru Jeko, Miko, Jun, dan Yogi. Memang udah satu saluran otaknya.

"Gue ngikut aja," jawab Bams, berarti menyetujui permintaan mereka.

"Yang di deket lampu merah Jeff, ada daging sama telornya," usul Dika.

"Jauh anjing?" ucap Jeffrey tak percaya.

"Halah 2km doang! Itung-itung olahraga, lo kan udah jarang nge-gym," jawab Yogi.

"2km doang pala lo, yaudahlah!" Jeffrey pasrah, terus masuk ke kamar buat ambil jaket sama dompet. Bawahan mah kolor jersey tetep.

"Hati-hati," pesan Endro.

"HATI-HATI AYAHHHH!!" teriak mereka semua.

"Ada request gak?" tanya Jeffrey.

"Gak, minumnya es teh. Sama ratain aja semua," jawab Jun.

"LOH GUE KAN MAU LEMEN TI!" teriak Miko.

"Ck bacrottt, bilang aja es krampul," jawab Yogi.

"Yaudah Miko es krampul," putus Jeko.

"LEMEN TI BANGSAT, YANG MAHAL BUKAN ES KRAMPUL!" protes Miko.

Berakhir dengan Bams dan Jun yang membekap mulut Miko biar nggak banyak bacot.

💒💒

Jeffrey berjalan gontai, melewati jalanan malam yang sepi karena udah jam 10 malam. Dia terus menunduk sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket.

"Gini amat nasib gue," gumam Jeffrey.

"Mana sepi banget nggak ada kendaraan," Jeffrey melihat sekitar trotoar yang hanya ada pohon rindang. Untung Jeffrey orangnya gak parnoan.

Garis 97 [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang